Kompetisi Produksi Film Pendek 'Layar Indonesiana' Hadir Lagi, Waktunya Sineas Muda Berkarya!
03 March 2023 |
06:54 WIB
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kembali menggelar Kompetisi Produksi Film Pendek atau Layar Indonesiana. Menjadi penyelenggaraan ketiga kalinya, kompetisi ini menjadi wadah bagi para sineas ataupun komunitas untuk berkreasi membuat film pendek. Kompetisi ini akan dibuka mulai dari 6 Maret hingga 1 Mei 2023.
Para finalis terpilih nantinya akan mendapatkan dukungan pendanaan hingga mentoring dari para sineas dalam dan luar negeri. Sebanyak 10 finalis yang berhasil lolos seleksi juga akan mendapatkan bantuan dana produksi film pendek sebesar Rp80 juta, serta pendampingan mulai dari proses pra produksi hingga distribusi.
Kompetisi ini menjadi bentuk pendukungan untuk mewujudkan ketersediaan film pendek yang berkualitas, memberikan kesempatan kepada insan perfilman untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan, guna mendukung penguatan ekosistem perfilman nasional dalam rangka pemajuan kebudayaan.
Baca juga: Rekomendasi Film Netflix Maret 2023, Ada Karate Sheep hingga Serial Murder Mystery
Kepala Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film Kemendikbudristek, Edy Suwardi, mengatakan sejak digagas pada 2021 lalu, pihak penyelenggara Layar Indonesiana telah menerima sebanyak 774 proposal. Menurutnya, hal ini menjadi indikasi bahwa kompetisi ini mendapatkan sambutan yang hangat dari para sineas muda yang tersebar di seluruh Indonesia.
Meski begitu, diakui oleh Edy bahwa kebanyakan proposal yang diterima masih didominasi oleh para sineas dan komunitas yang berasal dari Pulau Jawa. Hal inilah yang membuat pelaksanaan Layar Indonesiana tahun ini memiliki target untuk dapat menjangkau peserta yang lebih luas dan beragam, dengan membuat rangkaian kegiatan roadshow.
"Nanti kami akan roadshow di tiga lokasi yaitu Jambi, Palu, dan Samarinda. Harapannya semoga peserta dari kompetisi ini bisa lebih beragam sehingga visi untuk memajukan kebudayaan lewat film tercapai," katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Dari proses penyampaian ide, eksekusi menjadi skenario, mentoring atau pendampingan, produksi film, hingga distribusi. Anastasia Rina Damayanti, produser sekaligus kurator Layar Indonesiana, menjelaskan pada tahun lalu, ada 474 proposal yang diterima oleh tim kurasi.
Dari jumlah tersebut lantas diseleksi hingga menjaring 50 proposal terpilih yang berhak mengikuti program pengembangan kreatif dengan para sineas kompeten dalam proses pembuatan skenario dari ide film pendek yang diajukan oleh para peserta.
Setelah mengikuti workshop, seluruh peserta mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki proposalnya lalu terpilihlah 25 peserta yang dapat mengikuti tahapan pitching untuk mendapatkan pendanaan. Adapun, pada tahap terakhir, dari proses pitching, akan terpilih sebanyak 10 finalis yang mendapatkan program pengembangan keterampilan dari New York Film Academy.
Namun, pada kompetisi tahun ini, tidak hanya 10 finalis yang akan mendapatkan kesempatan program tersebut melainkan untuk 25 peserta terpilih pada tahapan pitching. Adapun, untuk 10 finalis terpilih tahun ini nantinya juga akan mendapatkan kesempatan movie camp dengan para sineas Tanah Air yang kompeten, juga workshop oleh programmer dari Busan International Film Festival.
"Ini merupakan penguatan program supaya proses dari setiap tahapan [kompetisi] ini juga memberikan manfaat bagi peserta yang berpartisipasi bukan hanya pada mereka yang terpilih," jelasnya.
Dalam proses seleksi kompetisi Layar Indonesiana, ada 5 penilaian utama yang akan dilakukan oleh tim kurasi yakni kelengkapan dan kejelasan proposal, kualitas cerita, kesesuaian ide cerita dengan tema, kualitas rekam jejak karya tim produksi, serta kesesuaian rencana anggaran biaya dengan rencana produksi.
Produser dan Kurator Layar Indonesiana Ifa Isfansyah mengatakan selain menjaring banyak talenta muda perfilman Tanah Air, kompetisi ini juga menaruh perhatian dalam hal membangun sebuah pernyataan yang penting dengan pendekatan personal dari pembuatnya dalam film-film yang dihasilkan oleh tiap finalis.
Hal ini tak lepas dari tujuan distribusi film-film pendek terpilih untuk bisa mengikuti festival di tingkat internasional. Sebab menurutnya, semakin kuat gagasan yang ingin disampaikan oleh sang filmmaker, akan semakin berhasil juga sebuah film tersebut di kalangan audiens yang luas. "Seharusnya film pendek bisa jadi medium yang sangat jujur untuk pembuatnya," ujarnya.
Baca juga: Ramaikan Bioskop 2023, Cek Film yang Wajib Kalian Tonton
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Para finalis terpilih nantinya akan mendapatkan dukungan pendanaan hingga mentoring dari para sineas dalam dan luar negeri. Sebanyak 10 finalis yang berhasil lolos seleksi juga akan mendapatkan bantuan dana produksi film pendek sebesar Rp80 juta, serta pendampingan mulai dari proses pra produksi hingga distribusi.
Kompetisi ini menjadi bentuk pendukungan untuk mewujudkan ketersediaan film pendek yang berkualitas, memberikan kesempatan kepada insan perfilman untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan, guna mendukung penguatan ekosistem perfilman nasional dalam rangka pemajuan kebudayaan.
Baca juga: Rekomendasi Film Netflix Maret 2023, Ada Karate Sheep hingga Serial Murder Mystery
Kepala Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film Kemendikbudristek, Edy Suwardi, mengatakan sejak digagas pada 2021 lalu, pihak penyelenggara Layar Indonesiana telah menerima sebanyak 774 proposal. Menurutnya, hal ini menjadi indikasi bahwa kompetisi ini mendapatkan sambutan yang hangat dari para sineas muda yang tersebar di seluruh Indonesia.
Meski begitu, diakui oleh Edy bahwa kebanyakan proposal yang diterima masih didominasi oleh para sineas dan komunitas yang berasal dari Pulau Jawa. Hal inilah yang membuat pelaksanaan Layar Indonesiana tahun ini memiliki target untuk dapat menjangkau peserta yang lebih luas dan beragam, dengan membuat rangkaian kegiatan roadshow.
"Nanti kami akan roadshow di tiga lokasi yaitu Jambi, Palu, dan Samarinda. Harapannya semoga peserta dari kompetisi ini bisa lebih beragam sehingga visi untuk memajukan kebudayaan lewat film tercapai," katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Acara konferensi pers Kompetisi Produksi Film Pendek "Layar Indonesiana" 2023 di CGV FX Sudirman, Jakarta, Kamis (2/3/2023) - (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Pendampingan dari Hulu hingga Hilir
Tahun ini, kompetisi Layar Indonesiana mengangkat tema Kebudayaan dan Kemanusiaan. Berbeda dari kompetisi lainnya yang umumnya hanya mengirimkan film lalu diseleksi, para peserta Layar Indonesiana akan diseleksi sekaligus diberikan pendampingan produksi dari hulu hingga hilir.Dari proses penyampaian ide, eksekusi menjadi skenario, mentoring atau pendampingan, produksi film, hingga distribusi. Anastasia Rina Damayanti, produser sekaligus kurator Layar Indonesiana, menjelaskan pada tahun lalu, ada 474 proposal yang diterima oleh tim kurasi.
Dari jumlah tersebut lantas diseleksi hingga menjaring 50 proposal terpilih yang berhak mengikuti program pengembangan kreatif dengan para sineas kompeten dalam proses pembuatan skenario dari ide film pendek yang diajukan oleh para peserta.
Setelah mengikuti workshop, seluruh peserta mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki proposalnya lalu terpilihlah 25 peserta yang dapat mengikuti tahapan pitching untuk mendapatkan pendanaan. Adapun, pada tahap terakhir, dari proses pitching, akan terpilih sebanyak 10 finalis yang mendapatkan program pengembangan keterampilan dari New York Film Academy.
Namun, pada kompetisi tahun ini, tidak hanya 10 finalis yang akan mendapatkan kesempatan program tersebut melainkan untuk 25 peserta terpilih pada tahapan pitching. Adapun, untuk 10 finalis terpilih tahun ini nantinya juga akan mendapatkan kesempatan movie camp dengan para sineas Tanah Air yang kompeten, juga workshop oleh programmer dari Busan International Film Festival.
"Ini merupakan penguatan program supaya proses dari setiap tahapan [kompetisi] ini juga memberikan manfaat bagi peserta yang berpartisipasi bukan hanya pada mereka yang terpilih," jelasnya.
Dalam proses seleksi kompetisi Layar Indonesiana, ada 5 penilaian utama yang akan dilakukan oleh tim kurasi yakni kelengkapan dan kejelasan proposal, kualitas cerita, kesesuaian ide cerita dengan tema, kualitas rekam jejak karya tim produksi, serta kesesuaian rencana anggaran biaya dengan rencana produksi.
Produser dan Kurator Layar Indonesiana Ifa Isfansyah mengatakan selain menjaring banyak talenta muda perfilman Tanah Air, kompetisi ini juga menaruh perhatian dalam hal membangun sebuah pernyataan yang penting dengan pendekatan personal dari pembuatnya dalam film-film yang dihasilkan oleh tiap finalis.
Hal ini tak lepas dari tujuan distribusi film-film pendek terpilih untuk bisa mengikuti festival di tingkat internasional. Sebab menurutnya, semakin kuat gagasan yang ingin disampaikan oleh sang filmmaker, akan semakin berhasil juga sebuah film tersebut di kalangan audiens yang luas. "Seharusnya film pendek bisa jadi medium yang sangat jujur untuk pembuatnya," ujarnya.
Baca juga: Ramaikan Bioskop 2023, Cek Film yang Wajib Kalian Tonton
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.