Novel Jalan Lahir Karya Dias Novita Wuri Menang Sayembara Hadiah Sastra untuk Pemula
02 March 2023 |
11:57 WIB
Sastrawan Ayu Utami kembali memberikan apresiasi kepada penulis pemula dalam sayembara Hadiah Sastra untuk Pemula. Mengusung tema Rasa, penyelenggaraan ini merupakan kedua kalinya setelah dimulai pada 2022 lalu. Sayembara ini bertujuan untuk memberikan apresiasi dan penghargaan atas karya dari penulis muda yang dianggap memberikan diskursus menarik dalam khasanah sastra Indonesia.
Ide sayembara ini tercipta manakala Ayu Utami menerima penghargaan Achmad Bakrie untuk Kesusasteraan pada 2018 lalu. Dalam pidato penerimaannya, Ayu berniat menjadikan hadiah uang tunai sebesar Rp250 juta menjadi hadiah tahunan untuk para penulis pemula.
Baca juga: Keajaiban TikTok, Novel Thriller yang Terbit 11 Tahun Lalu Jadi Buku Terlaris di Amazon
Adapun, tajuk Rasa yang diangkat menjadi tema sayembara tahun ini lantaran Ayu Utami sedang melakukan penelitian mengenai konsep rasa dalam masyarakat Indonesia. Dia melihat bahwa rasa adalah konsep kunci dalam pemikiran Nusantara atau Indonesia.
Dari kelima finalis tersebut, novel Jalan Lahir karya Dias Novita Wuri keluar sebagai pemenang dan mendapatkan hadiah sebesar Rp10 juta. Novel ini bercerita tentang silsilah keluarga yang terdiri dari nenek, ibu, dan anak perempuan, yang bisa saja dibaca sebagai keping-keping sisi lain sejarah Indonesia modern sebagai anak haram yang muram dan hampa cinta.
"Kekuatan novel ini bahasanya yang kaya dan puitis, serta intensitas imaji-imajinya," kata Ayu Utami.
Ayu menjelaskan dalam proses penilaian sayembara ini, dewan juri membaca, menyadari naluri dan selera pribadinya, sekaligus menganalisa kekuatan teks lepas dari selera itu. Ada tiga kriteria dasar dalam menganalisa, yaitu prinsip pemersatu, mutu tegangan antara dorongan atau pilihan yang bekerja dalam teks, dan prinsip pembebasan.
"Biasanya, kita mulai bekerja dari poin kedua karena yang paling mudah adalah mulai dari bahasa. Bahasa yang kaya pasti lebih bernilai daripada yang tidak," jelas penulis novel Sampan itu.
Sementara itu, keempat karya finalis juga menarik untuk menjadi pilihan bacaan kalian. Aantologi cerpen Yang Menguar di Gang Mawar karya Asri Pratiwi Wulandari merupakan sebuah kumpulan cerita yang dipersatukan oleh suatu lokasi: Gang Mawar. Ini lebih merupakan lokasi psikologis, di mana tak ada percakapan tentang kebahagiaan dan tak ada yang bisa dipercaya.
Menurut dewan juri, kekuatan kumpulan cerita ini adalah konsistensinya dalam membangun semesta yang absurd, kelam, dan kebas.
Selain itu, antologi cerpen berjudul Persembunyian Terakhir Ilyas Hussein karya Muhammad Nanda Fauzan merupakan buah ciptanya mengolah materi sejarah modern Indonesia dan dunia, legenda lokal, cerita silat, dan budaya pop ke dalam bentuk cerpen-cerpen kontemporer, atau “cerita yang tak begitu utuh”. Kekuatan cerita-cerita ini ada pada kekayaan materi pengetahuan, bahasa yang tangkas, dan tawaran kosa kata yang tak biasa.
Antlologi cerpen Melepaskan Belenggu, karya Rumadi adalah kumpulan cerita dengan beragam tema dan pendekatan. Ada yang bersifat cerpen populer, dakwah sufistik, kritik sosial, hingga penggarapan ulang cerita wayang (Mahabharata). Kekuatan buku ini adalah banyaknya tema menarik dan ditulis dengan bahasa yang baik.
Baca juga: 7 Novelis Terkaya di Dunia yang Cetak Ratusan Buku Best Seller, Nomor Satu Bukan J.K Rowling
Adapun, antologi Arum Manis karya Teguh Affandi juga merupakan kumpulan cerpen yang memberikan keragaman tema dan pendekatan. Diawali cerita-cerita yang bersifat cerpen urban populer, bagian tengah buku ini bergerak menjadi surealis. Kekuatan buku ini ada pada potensi imaji surealis yang sangat spesifik, yaitu mengolah elemen tubuh dan tumbuhan.
Editor: Fajar Sidik
Ide sayembara ini tercipta manakala Ayu Utami menerima penghargaan Achmad Bakrie untuk Kesusasteraan pada 2018 lalu. Dalam pidato penerimaannya, Ayu berniat menjadikan hadiah uang tunai sebesar Rp250 juta menjadi hadiah tahunan untuk para penulis pemula.
Baca juga: Keajaiban TikTok, Novel Thriller yang Terbit 11 Tahun Lalu Jadi Buku Terlaris di Amazon
Adapun, tajuk Rasa yang diangkat menjadi tema sayembara tahun ini lantaran Ayu Utami sedang melakukan penelitian mengenai konsep rasa dalam masyarakat Indonesia. Dia melihat bahwa rasa adalah konsep kunci dalam pemikiran Nusantara atau Indonesia.
Tahun ini, ada lima karya yang menjadi unggulan menurut para dewan juri yakni Yang Menguar di Gang Mawar (Buku Mojok) karya Asri Pratiwi Wulandari, Jalan Lahir (KPG) karya Dias Novita Wuri, Persembunyian Terakhir Ilyas Hussein (Buku Mojok) karya Muhammad Nanda Fauzan, Melepaskan Belenggu (Jagat Litera) karya Rumadi, dan Arum Manis (Gramedia) karya Teguh Affandi.
Dari kelima finalis tersebut, novel Jalan Lahir karya Dias Novita Wuri keluar sebagai pemenang dan mendapatkan hadiah sebesar Rp10 juta. Novel ini bercerita tentang silsilah keluarga yang terdiri dari nenek, ibu, dan anak perempuan, yang bisa saja dibaca sebagai keping-keping sisi lain sejarah Indonesia modern sebagai anak haram yang muram dan hampa cinta.
"Kekuatan novel ini bahasanya yang kaya dan puitis, serta intensitas imaji-imajinya," kata Ayu Utami.
Ayu menjelaskan dalam proses penilaian sayembara ini, dewan juri membaca, menyadari naluri dan selera pribadinya, sekaligus menganalisa kekuatan teks lepas dari selera itu. Ada tiga kriteria dasar dalam menganalisa, yaitu prinsip pemersatu, mutu tegangan antara dorongan atau pilihan yang bekerja dalam teks, dan prinsip pembebasan.
"Biasanya, kita mulai bekerja dari poin kedua karena yang paling mudah adalah mulai dari bahasa. Bahasa yang kaya pasti lebih bernilai daripada yang tidak," jelas penulis novel Sampan itu.
Sementara itu, keempat karya finalis juga menarik untuk menjadi pilihan bacaan kalian. Aantologi cerpen Yang Menguar di Gang Mawar karya Asri Pratiwi Wulandari merupakan sebuah kumpulan cerita yang dipersatukan oleh suatu lokasi: Gang Mawar. Ini lebih merupakan lokasi psikologis, di mana tak ada percakapan tentang kebahagiaan dan tak ada yang bisa dipercaya.
Menurut dewan juri, kekuatan kumpulan cerita ini adalah konsistensinya dalam membangun semesta yang absurd, kelam, dan kebas.
Selain itu, antologi cerpen berjudul Persembunyian Terakhir Ilyas Hussein karya Muhammad Nanda Fauzan merupakan buah ciptanya mengolah materi sejarah modern Indonesia dan dunia, legenda lokal, cerita silat, dan budaya pop ke dalam bentuk cerpen-cerpen kontemporer, atau “cerita yang tak begitu utuh”. Kekuatan cerita-cerita ini ada pada kekayaan materi pengetahuan, bahasa yang tangkas, dan tawaran kosa kata yang tak biasa.
Antlologi cerpen Melepaskan Belenggu, karya Rumadi adalah kumpulan cerita dengan beragam tema dan pendekatan. Ada yang bersifat cerpen populer, dakwah sufistik, kritik sosial, hingga penggarapan ulang cerita wayang (Mahabharata). Kekuatan buku ini adalah banyaknya tema menarik dan ditulis dengan bahasa yang baik.
Baca juga: 7 Novelis Terkaya di Dunia yang Cetak Ratusan Buku Best Seller, Nomor Satu Bukan J.K Rowling
Adapun, antologi Arum Manis karya Teguh Affandi juga merupakan kumpulan cerpen yang memberikan keragaman tema dan pendekatan. Diawali cerita-cerita yang bersifat cerpen urban populer, bagian tengah buku ini bergerak menjadi surealis. Kekuatan buku ini ada pada potensi imaji surealis yang sangat spesifik, yaitu mengolah elemen tubuh dan tumbuhan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.