Kritik Buku Bajakan, Ini Upaya Tere Liye Edukasi Pembaca di Media Sosial
26 May 2021 |
17:24 WIB
Penulis Tere Liye seringkali menjadi perhatian karena beberapa kritik yang dia sampaikan untuk berbagai isu di industri kreatif yang menyangkut penulis.
Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan kritik keras tentang pembeli buku bajakan yang memicu sejumlah komentar dari warganet.
Ini disebabkan oleh unggahan penulis novel Negeri Para Bedebah dalam media sosialnya yang menyebut pembeli buku bajakan sebagai "dungu".
Isu pembajakan buku sebenarnya sudah berkali-kali disuarakan oleh penulis bernama asli Darwis ini dan teguran yang viral pada Selasa (25/05) lalu bukanlah yang pertama kalinya lho, Genhype.
Seperti apa sih upaya Tere Liye memberi edukasi terkait dengan masalah isu pembajakan buku yang sudah ada sejak lama? Simak daftarnya di bawah ini!
1. Beberkan biaya buku asli dan buku bajakan
Dalam beberapa unggahannya, Tere Liye membocorkan jumlah presentase dari lima hal dalam pembuatan buku. Jumlah ini sendiri memperjelas alasan mengapa buku bajakan memiliki harga yang jauh lebih murah dibanding dengan buku asli.
"Maka jika buku original itu lebih mahal, mbok ya kamu lihat, bayar pajak saja sudah berapa," tutur Tere Liye dalam unggahan di Instagram resminya pada 1 Mei 2021.
Dalam unggahan yang sama, dia juga meminta pembeli agar mencoba mencari tahu keaslian buku kepada penjual buku yang akan dibeli dan melaporkannya jika memang buku tersebut memang merupakan buku bajakan.
"Jangan anggap sepele. Setiap tahun jutaan buku bajakan dijual di marketplace ini. Ribuan penulis dirugikan. Penulis-penulis pemula yg masih SMA, dibajak. Penulis-penulis senior, dibajak. Mereka dapat uangnya? Tidak," tegasnya.
2. Berikan solusi alternatif mendapatkan buku
Tidak hanya sekadar membeberkan jumlah presentase dari harga suatu buku, tapi Tere Liye juga memberikan solusi jika pembeli merasa bahwa buku asli terlalu mahal.
Dia menyebutkan beberapa cara, salah satunya dengan meminjam buku elektronik melalui aplikasi perpustakaan yang menurutnya aksesnya bisa didapatkan secara gratis.
"Download aplikasi itu, kamu bisa baca ribuan buku, bahkan puluhan ribu buku dari sana. Gratis," jelasnya. Tidak hanya itu, dia juga menawarkan solusi lain seperti meminjam buku fisik di perpustakaan.
3. Ceritakan kasus pembajakan di negara China
Dalam sebuah unggahan pada 18 Mei, dia berbagi cerita tentang dampak dari perubahan industri hiburan di China melalui perbaikan di dalam masyarakat melalui edukasi.
Dia menambahkan dampaknya terasa pada berbagai pihak mulai dari produser, penonton, pemerintah, hingga pihak-pihak lain yang terlibat di dalam pembuatan film.
"Pun sama, saat industri buku menjadi sehat, buku bajakan berhasil dihabisi. Siapa yg diuntungkan? Semua akan diuntungkan. Penulis buku semangat menulis. Pembaca seru sekali bisa memilih banyak buku yg bagus-bagus. Penerbit sehat. Distribusi sehat, reseller sehat. Pemerintah dapat pajaknya," jelasnya.
Selain pihak-pihak tersebut, dia juga menyebut bahwa marketplace juga akan diuntungkan dengan ekosistem industri literasi yang sehat.
Editor: Indyah Sutriningrum
Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan kritik keras tentang pembeli buku bajakan yang memicu sejumlah komentar dari warganet.
Ini disebabkan oleh unggahan penulis novel Negeri Para Bedebah dalam media sosialnya yang menyebut pembeli buku bajakan sebagai "dungu".
Isu pembajakan buku sebenarnya sudah berkali-kali disuarakan oleh penulis bernama asli Darwis ini dan teguran yang viral pada Selasa (25/05) lalu bukanlah yang pertama kalinya lho, Genhype.
Seperti apa sih upaya Tere Liye memberi edukasi terkait dengan masalah isu pembajakan buku yang sudah ada sejak lama? Simak daftarnya di bawah ini!
1. Beberkan biaya buku asli dan buku bajakan
Dalam beberapa unggahannya, Tere Liye membocorkan jumlah presentase dari lima hal dalam pembuatan buku. Jumlah ini sendiri memperjelas alasan mengapa buku bajakan memiliki harga yang jauh lebih murah dibanding dengan buku asli.
"Maka jika buku original itu lebih mahal, mbok ya kamu lihat, bayar pajak saja sudah berapa," tutur Tere Liye dalam unggahan di Instagram resminya pada 1 Mei 2021.
Dalam unggahan yang sama, dia juga meminta pembeli agar mencoba mencari tahu keaslian buku kepada penjual buku yang akan dibeli dan melaporkannya jika memang buku tersebut memang merupakan buku bajakan.
"Jangan anggap sepele. Setiap tahun jutaan buku bajakan dijual di marketplace ini. Ribuan penulis dirugikan. Penulis-penulis pemula yg masih SMA, dibajak. Penulis-penulis senior, dibajak. Mereka dapat uangnya? Tidak," tegasnya.
2. Berikan solusi alternatif mendapatkan buku
Tidak hanya sekadar membeberkan jumlah presentase dari harga suatu buku, tapi Tere Liye juga memberikan solusi jika pembeli merasa bahwa buku asli terlalu mahal.
Dia menyebutkan beberapa cara, salah satunya dengan meminjam buku elektronik melalui aplikasi perpustakaan yang menurutnya aksesnya bisa didapatkan secara gratis.
"Download aplikasi itu, kamu bisa baca ribuan buku, bahkan puluhan ribu buku dari sana. Gratis," jelasnya. Tidak hanya itu, dia juga menawarkan solusi lain seperti meminjam buku fisik di perpustakaan.
3. Ceritakan kasus pembajakan di negara China
Dalam sebuah unggahan pada 18 Mei, dia berbagi cerita tentang dampak dari perubahan industri hiburan di China melalui perbaikan di dalam masyarakat melalui edukasi.
Dia menambahkan dampaknya terasa pada berbagai pihak mulai dari produser, penonton, pemerintah, hingga pihak-pihak lain yang terlibat di dalam pembuatan film.
"Pun sama, saat industri buku menjadi sehat, buku bajakan berhasil dihabisi. Siapa yg diuntungkan? Semua akan diuntungkan. Penulis buku semangat menulis. Pembaca seru sekali bisa memilih banyak buku yg bagus-bagus. Penerbit sehat. Distribusi sehat, reseller sehat. Pemerintah dapat pajaknya," jelasnya.
Selain pihak-pihak tersebut, dia juga menyebut bahwa marketplace juga akan diuntungkan dengan ekosistem industri literasi yang sehat.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.