Seniman Gogor Purwoko Gelar Pameran di Galeri Nasional, Tampilkan Karya Abstrak Geometris
01 March 2023 |
20:20 WIB
Seniman Gogor Purwoko menggelar pameran tunggalnya bertajuk Tanda Pada Lipatan di Galeri Nasional Indonesia. Pameran yang digelar pada 2-14 Maret 2023 itu menampilkan 20 karya yang terdiri atas seni lukis dan media campuran.
Seperti judulnya, pameran ini mencoba mengeksplorasi teknik lipatan yang penuh ketidakterdugaan dalam menghasilkan karya seni rupa.
Baca juga: Suvi Wahyudianto Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Di Antara Tapal di Can's Gallery
Presentasi karya dalam pameran ini dibagi ke dalam tiga ruang sesuai dengan tema dari masing-masing karya. Ruang pertama menampilkan karya hasil workshop dan performance Gogor. Karya-karya yang ditampilkan dalam ruangan ini merupakan ide awal yang mengantarkan Gogor untuk menggagas pameran ini.
Salah satunya adalah lukisan bertajuk Tanda Pada Lipatan. Karya berdimensi 145 cm x 230 cm itu dibuat menggunakan teknik lipatan. Sang seniman menaruh cat dengan sejumlah warna seperti kuning, cokelat, dan sedikit oranye, di salah satu bagian kanvas. Lalu, dia melipat kertas tersebut yang akhirnya membentuk semacam sepasang goresan bercorak abstrak.
Sementara pada ruang kedua, menampilkan karya yang terinspirasi dari wayang kulit dengan pendekatan abstrak geometris, dan ruang ketiga menampilkan karya dengan tema jiwa dan ketubuhan yang memiliki bentuk realis, ekspresionis, hingga abstrak.
"Karya-karya saya ada yang pakai teknik melipat, tapi juga ada yang ditambahkan dengan teknik geometris yang bentuknya menyimpang," katanya saat acara pembukaan pameran di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Gogor terinspirasi menjadikan konsep 'lipatan' sebagai judul pameran ini pasca sembuh dari Covid-19. Realitas kehidupan yang dihadapinya pasca sakit itu dia tuangkan ke dalam bentuk-bentuk karya abstrak. Lebih dari sekadar capaian ekspresi dan estetis semata, pameran ini juga bicara tentang pengembangan rasa dan pemahaman tentang realitas kehidupan.
"Tanda pada lipatan merupakan bentuk penyampaian bahwa kita sudah luput dari lipatan pandemi dan mulai melanjutkan hidup kembali. Sementara lipatan juga dapat berarti kejutan atas apa yang terjadi setelah pandemi," ucap perupa berusia 52 tahun itu.
Bertindak sebagai kurator, Citra Smara Dewi, menilai konsep lipatan yang diusung dalam pameran Tanda Pada Lipatan menjadi tema yang menarik dan menjadi kekuatan dari sang perupa. Dalam hal ini, karya-karya seni lukis abstrak sebagai pencapaian artistik yang tidak terduga melalui konsep maupun teknik liputan.
"Karena melalui lipatan kita akan menemukan satu ekspresi estetis yang kadang-kadang di luar dugaan, baik itu percampuran antara bentuk, percampuran antara warna, juga percampuran antara tekstur," ujarnya.
Menurut Citra, ada dua jenis pendekatan seni lukis abstrak yang ditampilkan Gogor pada pameran tunggalnya ini, yaitu abstrak ekspresionis dan abstrak geometris. Karya lukis abstrak ekspresionis diciptakan oleh Gogor secara spontan, ekspresif, dinamis, dan puitis.
"Setelah menggoreskan atau menciprati kanvas, sang seniman akan melipat kanvas ke berbagai arah. Hasilnya adalah sensasi, komposisi, dan gradasi ruang yang penuh kejutan," jelasnya.
Sementara karya abstrak geometris dibuat dengan ketepatan matematis, dan direncanakan dengan sketsa sebelum sang seniman tuangkan pada kanvas. Menurutnya, karya abstrak geometris Gogor juga menampilkan stilasi bentuk dari penggalan anatomi wayang kulit yang sang seniman dapatkan dari memorinya pada masa lampau.
Ahmad Mahendra, Plt. Kepala Museum dan Cagar Budaya, menuturkan pameran Tanda Pada Lipatan merupakan momentum bagi perupa Gogor Purwoko untuk mengukuhkan eksistensinya sebagai salah seorang perupa bergaya abstrak di Indonesia.
Menurutnya, kesiapan matang dan disusun secara penuh perhitungan merupakan salah satu karakter dari sang seniman yang memiliki latar belakang pendidikan teknik sipil, sehingga terbiasa bekerja sistematis. Namun, tetap dalam atmosfer kreatif.
"Semoga pameran ini juga dapat menjangkau khalayak luas, agar edukasi dan pemahaman mengenai seni rupa abstrak semakin dapat diteroma oleh publik," tuturnya.
Lahir di Lumajang, 10 Juli 1971, Gogor Purwoko merupakan perupa lulusan Pendidikan Teknik Sipil di Politeknik Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Kemudian, dia bergabung dalam sebuah perusahaan yang bergerak dalam jasa pembangunan fasilitas industri.
Latar belakang pendidikan Gogor membuatnya terbiasa bekerja dengan sistematis dan terencana. Pada akhirnya, dia memutuskan menjadi perupa secara purna waktu. Sejak 2003 sampai saat ini, Gogor sudah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pameran baik pada pameran kolektif maupun tunggal yang lebih banyak dihelat di Jakarta.
Editor: Dika Irawan
Seperti judulnya, pameran ini mencoba mengeksplorasi teknik lipatan yang penuh ketidakterdugaan dalam menghasilkan karya seni rupa.
Baca juga: Suvi Wahyudianto Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Di Antara Tapal di Can's Gallery
Presentasi karya dalam pameran ini dibagi ke dalam tiga ruang sesuai dengan tema dari masing-masing karya. Ruang pertama menampilkan karya hasil workshop dan performance Gogor. Karya-karya yang ditampilkan dalam ruangan ini merupakan ide awal yang mengantarkan Gogor untuk menggagas pameran ini.
Salah satunya adalah lukisan bertajuk Tanda Pada Lipatan. Karya berdimensi 145 cm x 230 cm itu dibuat menggunakan teknik lipatan. Sang seniman menaruh cat dengan sejumlah warna seperti kuning, cokelat, dan sedikit oranye, di salah satu bagian kanvas. Lalu, dia melipat kertas tersebut yang akhirnya membentuk semacam sepasang goresan bercorak abstrak.
Karya bertajuk Sejatining Isi karya Gogor Purwoko (Sumber gambar: Galeri Nasional)
"Karya-karya saya ada yang pakai teknik melipat, tapi juga ada yang ditambahkan dengan teknik geometris yang bentuknya menyimpang," katanya saat acara pembukaan pameran di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Gogor terinspirasi menjadikan konsep 'lipatan' sebagai judul pameran ini pasca sembuh dari Covid-19. Realitas kehidupan yang dihadapinya pasca sakit itu dia tuangkan ke dalam bentuk-bentuk karya abstrak. Lebih dari sekadar capaian ekspresi dan estetis semata, pameran ini juga bicara tentang pengembangan rasa dan pemahaman tentang realitas kehidupan.
"Tanda pada lipatan merupakan bentuk penyampaian bahwa kita sudah luput dari lipatan pandemi dan mulai melanjutkan hidup kembali. Sementara lipatan juga dapat berarti kejutan atas apa yang terjadi setelah pandemi," ucap perupa berusia 52 tahun itu.
Perupa Gogor Purwoko dalam pameran Tanda Pada Lipatan di Galeri Nasional Indonesia (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
"Karena melalui lipatan kita akan menemukan satu ekspresi estetis yang kadang-kadang di luar dugaan, baik itu percampuran antara bentuk, percampuran antara warna, juga percampuran antara tekstur," ujarnya.
Menurut Citra, ada dua jenis pendekatan seni lukis abstrak yang ditampilkan Gogor pada pameran tunggalnya ini, yaitu abstrak ekspresionis dan abstrak geometris. Karya lukis abstrak ekspresionis diciptakan oleh Gogor secara spontan, ekspresif, dinamis, dan puitis.
"Setelah menggoreskan atau menciprati kanvas, sang seniman akan melipat kanvas ke berbagai arah. Hasilnya adalah sensasi, komposisi, dan gradasi ruang yang penuh kejutan," jelasnya.
Sementara karya abstrak geometris dibuat dengan ketepatan matematis, dan direncanakan dengan sketsa sebelum sang seniman tuangkan pada kanvas. Menurutnya, karya abstrak geometris Gogor juga menampilkan stilasi bentuk dari penggalan anatomi wayang kulit yang sang seniman dapatkan dari memorinya pada masa lampau.
Ahmad Mahendra, Plt. Kepala Museum dan Cagar Budaya, menuturkan pameran Tanda Pada Lipatan merupakan momentum bagi perupa Gogor Purwoko untuk mengukuhkan eksistensinya sebagai salah seorang perupa bergaya abstrak di Indonesia.
Menurutnya, kesiapan matang dan disusun secara penuh perhitungan merupakan salah satu karakter dari sang seniman yang memiliki latar belakang pendidikan teknik sipil, sehingga terbiasa bekerja sistematis. Namun, tetap dalam atmosfer kreatif.
"Semoga pameran ini juga dapat menjangkau khalayak luas, agar edukasi dan pemahaman mengenai seni rupa abstrak semakin dapat diteroma oleh publik," tuturnya.
Lahir di Lumajang, 10 Juli 1971, Gogor Purwoko merupakan perupa lulusan Pendidikan Teknik Sipil di Politeknik Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Kemudian, dia bergabung dalam sebuah perusahaan yang bergerak dalam jasa pembangunan fasilitas industri.
Latar belakang pendidikan Gogor membuatnya terbiasa bekerja dengan sistematis dan terencana. Pada akhirnya, dia memutuskan menjadi perupa secara purna waktu. Sejak 2003 sampai saat ini, Gogor sudah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pameran baik pada pameran kolektif maupun tunggal yang lebih banyak dihelat di Jakarta.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.