Ilustrasi pemeriksaan hipertensi (Sumber gambar: Freepik)

Simak Kiat Menjalani Diet Sehat bagi Pengidap Hipertensi

28 February 2023   |   13:09 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang erat kaitannya dengan gaya hidup. Seseorang yang tidak mengatur makanan dan jarang berolahraga punya risiko lebih tinggi terkena hipertensi. Tidak hanya pada usia lanjut, penyakit ini juga mulai menimpa banyak anak muda.

Sampai saat ini hipertensi masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia. Jumlah penyandang hipertensi di Indonesia tidak berkurang dalam satu dekade terakhir. 

Baca juga: Mengenal Diet Garam yang Cocok Buat Pengidap Hipertensi

Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah, Diana F Suganda, mengatakan bahwa pola makan yang salah sangat berpengaruh memunculkan risiko hipertensi pada seseorang. Ini bisa bermacam-macam, mulai dari jadwal makan yang tidak teratur hingga jenis makanan yang dikonsumsi cenderung tidak sehat. 

Oleh karena itu, seseorang yang ingin menghindari penyakit hipertensi mesti melakukan diet sehat. Ada beberapa makanan atau minuman tertentu yang mesti dihindari atau dikurangi. Salah satunya garam. Konsumsi garam yang tinggi dapat menimbulkan retensi cairan atau tertahannya air di dalam tubuh, yang meningkatkan tekanan pembuluh darah. 

Dokter Diana menjelaskan diet garam bisa dimulai dengan cara sederhana, yakni mengurangi jumlah garam pada setiap masakan. Kemudian, hindari menaruh garam tambahan di meja makan, MSG, kecap, saus, acar, atau jenis makanan lain yang mengandung natrium tinggi.

Namun, perlu diingat bahwa diet garam bukan berarti sama sekali tidak memakannya. Konsumsi garam masih diperlukan dengan porsi yang lebih terukur.
 

Ilustrasi makanan diet (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi makanan diet (Sumber gambar: Freepik)


Selain itu, dokter Diana juga menyarankan pelaku diet hipertensi untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Pangan itu umumnya mengandung banyak vitamin dan mineral, yang dapat membantu menjaga kestabilan tekanan darah. Tak hanya itu, kandungan antioksidan yang ada di buah/sayur juga bisa memelihara pembuluh darah. 

Buah dan sayur, lanjutnya, juga mengandung banyak serat yang membantu menghambat penyerapan lemak. “Tidak ada jenis buah atau sayur khusus yang perlu dikonsumsi. Saran saya adalah mengonsumsi buah dan sayur yang memiliki warna yang berbeda-beda setiap harinya,” ujar Diana kepada Hypeabis.id.

Dengan mengonsumsi buah dan sayur yang memiliki warna berbeda, kandungan nutrisi yang masuk ke tubuh juga akan lebih lengkap. Diana juga menjelaskan tidak ada pengolahan khusus untuk mengonsumsi dua hal tersebut.

Untuk sayur, konsumsinya bisa dimakan secara mentah, ditumis, atau dikukus. Namun, pastikan proses memasak tidak terlalu matang karena akan mengurangi kandungan nutrisi di dalamnya. Untuk buah-buahan, konsumsinya akan lebih baik jika dimakan secara langsung. Buah-buahan yang dimakan juga mesti dalam kondisi segar dan bukan buah kaleng.

Menurut Diana, diet yang sehat untuk hipertensi juga mesti dibarengi dengan kebiasaan yang baru. Selain mengatur pola makan, pelaku diet juga perlu melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk mendukung program diet yang dilakukan. 

Misalnya, seseorang harus mulai menghindari rokok dan alkohol. Rokok perlu dihindari karena berkontribusi menciptakan radikal bebas di dalam tubuh, sedangkan alkohol mengandung gula yang tinggi sehingga total kalori cukup tinggi.

Di sisi lain, pelaku diet juga perlu mengimbangi pola makan sehat dengan olahraga. Dengan melakukan aktivitas fisik yang cukup, jantung akan lebih sehat dan tekanan darah bisa menurun. Olahraga yang perlu dilakukan pun beragam, dari jalan kaki, bersepeda, lari, atau lainnya.

Baca juga: Ini Jenis Buah yang Direkomendasikan untuk Penderita Hipertensi
 

Rutin Cek Kesehatan

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hipertensi Indonesia Djoko Wibisono mengatakan bahwa gaya hidup sehat sangat berpengaruh pada risiko seseorang terkena hipertensi. Bahkan, saat didiagnosis terkena hipertensi, dokter biasanya akan memberikan pengobatan pasien dengan terapi hidup sehat terlebih dahulu sebelum pengobatan.

Umumnya, mereka akan coba mengubah pola hidup pasien yang buruk selama 3 bulan-6 bulan. Jika terjadi perubahan yang mengarah ke kebaikan, pasien akan diminta mengendalikan hipertensinya dengan gaya hidup sehat tersebut. Namun, jika dalam 3 bulan pola hidup pasien masih belum berubah, dokter baru akan menggunakan obat agar tekanan darahnya lebih terkendali.

Menurut Djoko, masyarakat sebaiknya mengecek kesehatannya secara rutin agar penyakit hipertensi bisa dideteksi sedini mungkin. Sebab, sering kali hipertensi tidak sengaja ditemukan saat pemeriksaan kesehatan rutin.

Penyakit hipertensi memang kerap kali tidak menunjukkan gejala tertentu. Dengan tidak adanya gejala, pengecekan secara rutin menjadi hal yang krusial. Sebab, deteksi hipertensi hanya bisa melalui angka hasil dari pengecekan kesehatan. Itu pun tidak bisa dilakukan sekali.

Dokter umumnya akan mengecek secara berkali-kali sehingga ditemukan rata-rata angka pastinya. Jika seseorang dideteksi memiliki tekanan darah lebih dari <140/90 mmHg, bisa dipastikan seseorang tersebut sudah mengidap hipertensi.

Sayangnya, karena tidak memiliki keluhan, orang kerap kali meremehkan hipertensi. Meski angka tekanan darahnya tinggi, orang sering tidak peduli karena tidak mengalami gejala pusing dan sebagainya.

“Namun, sesungguhnya hipertensi menjadi sumber komplikasi kesehatan yang fatal untuk berbagai organ vital, dari otak, jantung, maupun ginjal. Berangkat dari hal tersebut, hipertensi kerap disebut si pembunuh senyap,” ucap Djoko dalam acara diskusi Pencegahan Hipertensi yang Optimal dan Tatalaksana di Indonesia: Siapkah Kita? beberapa waktu lalu. 

Baca juga: 3 Jenis Olahraga yang Cocok Buat Penderita Hipertensi

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah
 

SEBELUMNYA

Kolaborasi Jadi Kunci Sukseskan Program Literasi di Tanah Air

BERIKUTNYA

8 Grup Band Rock Klasik yang Berpengaruh ke Musik Modern

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: