ARCH:ID 2023 Ajak Arsitek Refleksikan Identitas Arsitektur Indonesia
27 February 2023 |
18:22 WIB
Genhype pencinta arsitektur siap semringah tahun ini. Pasalnya, festival arsitektur ARCH:ID, kembali diselenggarakan pada 16-19 Maret 2023 di ICE BSD, Tangerang. Mengusung tema Identitas? kegiatan ini diorganisir oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bekerjasama dengan PT CIS Exhibition.
Pada penyelenggaraan ketiganya kali ini, ARCH:ID 2023 ingin mengajak para arsitek untuk merefleksikan ulang identitas arsitektur di Indonesia. Adapun, tema Identitas juga dipilih dengan merujuk pada kondisi dua tahun terakhir Indonesia seiring pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, ARCH:ID diharap jadi wadah bagi para arsitek dengan pemangku industri konstruksi serta industri terkait untuk berdialog dan berkolaborasi. Dalam hal ini IAI yang merupakan organisasi profesi arsitek di Indonesia memiliki peran penting dalam mengembangkan misi tersebut agar mampu bersaing dan diakui secara internasional.
Baca juga: Tren Desain Arsitektur 2023, Gaya Simpel & Material Lokal Jadi Incaran
“ARCH:ID merupakan wadah bagi para place maker untuk bertemu, saling menjalin serta membina jejaring, dan sebuah ruang di mana stakeholder arsitektur Indonesia dari hulu ke hilir bersama-sama membangun arsitektur sebagai bagian dari peradaban,” ujar Georgius Budi Yulianto Ketua Umum IAI dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/2/23).
Pada penyelenggaraannya tahun ini, ARCH:ID dikuratori oleh Wendy Djuhara, Maria Rosantina, dan Andy Rahman. Tim kurator mengungkap, tema Identitas diusung untuk mengajak para arsitek dan para pelaku industri terkait dalam merefleksikan kembali identitas Indonesia yang multikultur.
Selain itu, tema Identitas juga sejalan dengan upaya membangun ibukota baru dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Oleh karena itu para arsitek dan pemangku kepentingan perlu menggali lagi lebih dalam untuk memahami esensi budaya dan jati diri arsitektur Tanah Air agar bisa mengambil langkah yang tepat di masa depan.
"Ini juga untuk mempertanyakan dan merefleksikan kembali tentang identitas kita dalam arsitektur, yang tentunya tidak hanya ada satu jawaban atau definisi tunggal. Pasalnya, bisa muncul berbagai sudut pandang dan paradigma yang berbeda-beda," papar Wendy.
Pada kegiatannya tahun ini, pameran atau eksibisi dan konferensi merupakan dua program inti dari ARCH:ID 2023. Uniknya kegiatan pameran bakal dikemas dengan konsep arsitektur mengenai keragaman budaya di Indonesia. Sementara itu, kegiatan konferensi juga bakal mengundang pembicara global dan lokal dari lintas disiplin ilmu.
Firman Herwanto selaku Project Director ARCH:ID 2023 mengatakan bahwa program ARCH:ID 2023 dirancang untuk berbicara dalam rangkaian benang merah terkait tema Identitas. Tujuannya, untuk mengangkat potensi geografis, akar budaya, serta pendekatan desain dan teknologi karya anak bangsa, dari Sabang sampai Merauke.
Adapun, karya-karya arsitektur yang akan ditampilkan tahun ini a.l dari Ahmad Djuhara Exhibition, Curators Statement, Arsitektur Tanggap Bencana, Le Corbusier Exhibition, dan IAI Awards Showcase. Ada juga Young Architects Exhibition, Aga Khan Award for Architecture, Goes to Campus The Spirit of Place, dan Komunitas Ibu Arsitek.
"Konsep ARCH:ID tahun ini sebenarnya juga tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Yaitu, untuk membuat plan arsitektur bersamaan dengan pemindahan ibukota baru. Sebab, kita juga harus memberikan masukan ke pemerintah mengenai pemahaman di dunia konstruksi dan desain," papar Firman.
Sementara itu, Yori Antar mengatakan, meski tema Identitas sudah sering dibicarakan di berbagai forum arsitektur tapi tajuk tersebut tidak pernah habis untuk digali. Pasalnya, ilmu arsitektur lokal di Indonesia sangat beragam dan bisa terus mengalami kebaruan.
"Bagi saya, di acara ARCH:ID nanti masyarakat harus bisa mengubah mindset mengenai arsitektur di Indonesia yang tercermin dari dua puluh ribu pulau, dan tujuh ratus etnik di berbagai daerah. Jadi, kita harus membawa tradisi tersebut untuk membangun masa kini dan masa depan, " ucap Yori Antar.
Kegiatan konferensi ARCH:ID 2023 juga akan dibagi menjadi beberapa sub-tema yang disajikan dalam dua sesi, yaitu Maritime+Technology dan Social+Cultural dengan mengundang pakar-pakar lintas disiplin. Beberapa di antaranya adalah Wolfgang Kessling, Koen Olthuis, Hanif Kara, Bernard Khoury, dan Yori Antar.
Nah, Bagi Genhype yang tertarik dengan kegiatan pameran ARCH:ID 2023, festival ini juga terbuka untuk umum dan dapat diakses secara gratis loh. Kalian hanya perlu melakukan pendaftaran melalui laman www.arch.id/visitor/ sebelum berkunjung ke sana secara langsung ke Nusantara Hall, ICE BSD, Tangerang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pada penyelenggaraan ketiganya kali ini, ARCH:ID 2023 ingin mengajak para arsitek untuk merefleksikan ulang identitas arsitektur di Indonesia. Adapun, tema Identitas juga dipilih dengan merujuk pada kondisi dua tahun terakhir Indonesia seiring pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, ARCH:ID diharap jadi wadah bagi para arsitek dengan pemangku industri konstruksi serta industri terkait untuk berdialog dan berkolaborasi. Dalam hal ini IAI yang merupakan organisasi profesi arsitek di Indonesia memiliki peran penting dalam mengembangkan misi tersebut agar mampu bersaing dan diakui secara internasional.
Baca juga: Tren Desain Arsitektur 2023, Gaya Simpel & Material Lokal Jadi Incaran
“ARCH:ID merupakan wadah bagi para place maker untuk bertemu, saling menjalin serta membina jejaring, dan sebuah ruang di mana stakeholder arsitektur Indonesia dari hulu ke hilir bersama-sama membangun arsitektur sebagai bagian dari peradaban,” ujar Georgius Budi Yulianto Ketua Umum IAI dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/2/23).
Pada penyelenggaraannya tahun ini, ARCH:ID dikuratori oleh Wendy Djuhara, Maria Rosantina, dan Andy Rahman. Tim kurator mengungkap, tema Identitas diusung untuk mengajak para arsitek dan para pelaku industri terkait dalam merefleksikan kembali identitas Indonesia yang multikultur.
Selain itu, tema Identitas juga sejalan dengan upaya membangun ibukota baru dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Oleh karena itu para arsitek dan pemangku kepentingan perlu menggali lagi lebih dalam untuk memahami esensi budaya dan jati diri arsitektur Tanah Air agar bisa mengambil langkah yang tepat di masa depan.
"Ini juga untuk mempertanyakan dan merefleksikan kembali tentang identitas kita dalam arsitektur, yang tentunya tidak hanya ada satu jawaban atau definisi tunggal. Pasalnya, bisa muncul berbagai sudut pandang dan paradigma yang berbeda-beda," papar Wendy.
Eksibisi & Konferensi
Pada kegiatannya tahun ini, pameran atau eksibisi dan konferensi merupakan dua program inti dari ARCH:ID 2023. Uniknya kegiatan pameran bakal dikemas dengan konsep arsitektur mengenai keragaman budaya di Indonesia. Sementara itu, kegiatan konferensi juga bakal mengundang pembicara global dan lokal dari lintas disiplin ilmu.Firman Herwanto selaku Project Director ARCH:ID 2023 mengatakan bahwa program ARCH:ID 2023 dirancang untuk berbicara dalam rangkaian benang merah terkait tema Identitas. Tujuannya, untuk mengangkat potensi geografis, akar budaya, serta pendekatan desain dan teknologi karya anak bangsa, dari Sabang sampai Merauke.
Adapun, karya-karya arsitektur yang akan ditampilkan tahun ini a.l dari Ahmad Djuhara Exhibition, Curators Statement, Arsitektur Tanggap Bencana, Le Corbusier Exhibition, dan IAI Awards Showcase. Ada juga Young Architects Exhibition, Aga Khan Award for Architecture, Goes to Campus The Spirit of Place, dan Komunitas Ibu Arsitek.
"Konsep ARCH:ID tahun ini sebenarnya juga tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Yaitu, untuk membuat plan arsitektur bersamaan dengan pemindahan ibukota baru. Sebab, kita juga harus memberikan masukan ke pemerintah mengenai pemahaman di dunia konstruksi dan desain," papar Firman.
Sementara itu, Yori Antar mengatakan, meski tema Identitas sudah sering dibicarakan di berbagai forum arsitektur tapi tajuk tersebut tidak pernah habis untuk digali. Pasalnya, ilmu arsitektur lokal di Indonesia sangat beragam dan bisa terus mengalami kebaruan.
"Bagi saya, di acara ARCH:ID nanti masyarakat harus bisa mengubah mindset mengenai arsitektur di Indonesia yang tercermin dari dua puluh ribu pulau, dan tujuh ratus etnik di berbagai daerah. Jadi, kita harus membawa tradisi tersebut untuk membangun masa kini dan masa depan, " ucap Yori Antar.
Kegiatan konferensi ARCH:ID 2023 juga akan dibagi menjadi beberapa sub-tema yang disajikan dalam dua sesi, yaitu Maritime+Technology dan Social+Cultural dengan mengundang pakar-pakar lintas disiplin. Beberapa di antaranya adalah Wolfgang Kessling, Koen Olthuis, Hanif Kara, Bernard Khoury, dan Yori Antar.
Nah, Bagi Genhype yang tertarik dengan kegiatan pameran ARCH:ID 2023, festival ini juga terbuka untuk umum dan dapat diakses secara gratis loh. Kalian hanya perlu melakukan pendaftaran melalui laman www.arch.id/visitor/ sebelum berkunjung ke sana secara langsung ke Nusantara Hall, ICE BSD, Tangerang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.