Epidemiolog Ungkap Potensi Flu Burung Menginfeksi Manusia
27 February 2023 |
18:00 WIB
Kementerian Kesehatan mewaspadai kemungkinan Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b dapat menginfeksi manusia. Pasalnya, di Kamboja, penyakit tersebut sudah digolongkan ke dalam disease outbreak news (DON’s) pada 26 Februari 2023. Tidak mengherankan jika kasus flu burung sedang menjadi perhatian dunia.
Ada sejumlah alasan yang mendasarinya. Salah satunya, dalam beberapa kasus, penyakit ini telah berhasil menulari mamalia. kondisi itu bisa jadi alarm bahaya. Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan bahwa dunia saat ini sedang mewaspadai flu burung menjadi pandemi baru.
Analisis risiko terhadap penyakit ini sudah dilakukan oleh beberapa negara. Hasil yang diungkap pemerintah Inggris, yang juga melakukan penelitian tersebut cukup mengejutkan. Dicky menjelaskan bahwa flu burung saat ini sudah digolongkan ke dalam level empat. Padahal, avian flu ini sebelumnya hanya menempati level tiga.
“Kenapa bisa naik levelnya? Karena sudah terdeksi bisa menginfeksi mamalia. Kalau sudah bisa menginfeksi mamalia, tinggal selangkah lagi penyakit ini dapat menular ke manusia,” kata Dicky kepada Hypeabis.id
Baca juga: Waspada KLB Flu Burung, Pemerintah Perketat Pintu Masuk Negara
Dicky menjelaskan bahwa sudah ada banyak negara maju yang melaporkan penularan flu burung dari unggas ke mamalia. Bukan hanya itu, kasus penularan itu juga berujung pada kematian hewan. Secara anatomi, lanjutnya, mamalia sudah mendekati manusia. Oleh karena itu, ada kekhawatiran terjadi infeksi pada manusia.
Dengan adanya perkembangan tersebut, Dicky mengatakan bahwa saat ini dunia makin dekat dengan potensi adanya pandemi jenis baru dari avian flu. “Belum sekarang, tetapi potensi menyebar ke manusia makin besar,” imbuhnya.
Saat ini dunia juga sedang menyoroti kasus flu burung yang diduga sudah menginfeksi manusia di Kamboja. Meskipun demikian, Dicky menilai orang yang tertular flu burung tersebut kemungkinan besar masih dari hewan peliharaannya sendiri. Adapun, penularan antarmanusia masih belum terjadi.
Dicky menurutkan bahwa negara perlu turun tangan agar pengawasan terhadap flu burung lebih optimal dan merata. Menurutnya, perlu ada peningkatan pengawasan terhadap virus ini, baik kepada manusia maupun hewan. Terlebih, Indonesia termasuk kawasan endemik flu burung. Untuk itu, negara perlu punya respons yang kuat agar kejadian yang lebih besar tidak terjadi.
“Perlu ada pemetaan dan pengawasan yang memadai, termasuk perbaikan sanitasi, kesehatan lingkungan, kesadaran kesehatan dari para peternak. Semua harus memiliki pemahaman tentang pentingnya memproteksi diri, menjaga kesehatan lingkungan dan hewannya,” tegasnya.
Selain itu, secara berkala hewan-hewan di wilayah yang dicurigai ditemukan flu burung juga mesti di cek kesehatannya. Di wilayah yang sudah ditemukan kasus, pengecekan harus lebih masif lagi. Dengan demikian, pemerintah bisa mengetahui penyebab kematian hewan ternak tersebut sekaligus dapat memetakan situasinya.
Dicky meminta semua pihak untuk tidak menyepelekan flu burung. Sebab, flu burung punya riwayat yang mengerikan bagi manusia. Pada 1918, penyakit ini juga pernah melompat dari penyakit unggas ke manusia.
Sejarah kemudian mencatat bahwa penyakit ini menjadi pandemi yang sangat membahayakan dunia pada saat itu. Nama penyakit ini kemudian juga dikenal dengan Spanish Flu. Saat itu, hampir setengah dari penduduk dunia meninggal akibat penyakit tersebut.
Baca juga: 6 Tips Atasi Flu di Musim Pancaroba
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Ada sejumlah alasan yang mendasarinya. Salah satunya, dalam beberapa kasus, penyakit ini telah berhasil menulari mamalia. kondisi itu bisa jadi alarm bahaya. Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan bahwa dunia saat ini sedang mewaspadai flu burung menjadi pandemi baru.
Analisis risiko terhadap penyakit ini sudah dilakukan oleh beberapa negara. Hasil yang diungkap pemerintah Inggris, yang juga melakukan penelitian tersebut cukup mengejutkan. Dicky menjelaskan bahwa flu burung saat ini sudah digolongkan ke dalam level empat. Padahal, avian flu ini sebelumnya hanya menempati level tiga.
“Kenapa bisa naik levelnya? Karena sudah terdeksi bisa menginfeksi mamalia. Kalau sudah bisa menginfeksi mamalia, tinggal selangkah lagi penyakit ini dapat menular ke manusia,” kata Dicky kepada Hypeabis.id
Baca juga: Waspada KLB Flu Burung, Pemerintah Perketat Pintu Masuk Negara
Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Dengan adanya perkembangan tersebut, Dicky mengatakan bahwa saat ini dunia makin dekat dengan potensi adanya pandemi jenis baru dari avian flu. “Belum sekarang, tetapi potensi menyebar ke manusia makin besar,” imbuhnya.
Saat ini dunia juga sedang menyoroti kasus flu burung yang diduga sudah menginfeksi manusia di Kamboja. Meskipun demikian, Dicky menilai orang yang tertular flu burung tersebut kemungkinan besar masih dari hewan peliharaannya sendiri. Adapun, penularan antarmanusia masih belum terjadi.
Antisipasi Jadi Kunci
Meski belum ditemukan kasus penularan antarmanusia, hal itu tidak membuat potensi pandemi baru akibat flu burung terhenti. Lantaran virus ini sudah naik level, maka perlu ada penanganan khusus agar ke depan flu burung tidak kembali naik tingkat selanjutnya, yakni level lima.Dicky menurutkan bahwa negara perlu turun tangan agar pengawasan terhadap flu burung lebih optimal dan merata. Menurutnya, perlu ada peningkatan pengawasan terhadap virus ini, baik kepada manusia maupun hewan. Terlebih, Indonesia termasuk kawasan endemik flu burung. Untuk itu, negara perlu punya respons yang kuat agar kejadian yang lebih besar tidak terjadi.
“Perlu ada pemetaan dan pengawasan yang memadai, termasuk perbaikan sanitasi, kesehatan lingkungan, kesadaran kesehatan dari para peternak. Semua harus memiliki pemahaman tentang pentingnya memproteksi diri, menjaga kesehatan lingkungan dan hewannya,” tegasnya.
Selain itu, secara berkala hewan-hewan di wilayah yang dicurigai ditemukan flu burung juga mesti di cek kesehatannya. Di wilayah yang sudah ditemukan kasus, pengecekan harus lebih masif lagi. Dengan demikian, pemerintah bisa mengetahui penyebab kematian hewan ternak tersebut sekaligus dapat memetakan situasinya.
Dicky meminta semua pihak untuk tidak menyepelekan flu burung. Sebab, flu burung punya riwayat yang mengerikan bagi manusia. Pada 1918, penyakit ini juga pernah melompat dari penyakit unggas ke manusia.
Sejarah kemudian mencatat bahwa penyakit ini menjadi pandemi yang sangat membahayakan dunia pada saat itu. Nama penyakit ini kemudian juga dikenal dengan Spanish Flu. Saat itu, hampir setengah dari penduduk dunia meninggal akibat penyakit tersebut.
Baca juga: 6 Tips Atasi Flu di Musim Pancaroba
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.