Tren Desain Arsitektur 2023, Gaya Simpel & Material Lokal Jadi Incaran
05 January 2023 |
08:00 WIB
Masa penuh tantangan akibat pandemi berhasil dilewati oleh sejumlah sektor termasuk kalangan arsitek. Kini, Di era kenormalan baru dan ancaman krisis ekonomi global, keadaan itu ditengarai akan turut berpengaruh terhadap tren desain arsitektur pada 2023.
Arsitek Cosmas D. Gozali mengatakan, setelah 2022 konsep green architecture menjadi salah desain yang diminati masyarakat, di tahun 2023 tren arsitektur diprediksi akan lebih banyak menggunakan desain-desain simpel yang mudah dirawat oleh penghuni.
"Setelah pandemi, kita semua menjadi lebih aware terhadap kesehatan dan kenyamanan individual. Pada 2023 nanti tren arsitektur diprediksi akan lebih banyak menggunakan tema-tema yang mudah untuk dirawat serta dibersihkan," papar Cosmas saat dihubungi Hypeabis.id, Kamis (29/12/22).
Baca juga: Tren Arsitektur & Desain Interior 2022, Gaya Berkelanjutan Jadi Idaman
Pendiri Atelier Cosmas Gozali itu mengatakan, seiring transisi pandemi ke edemi, tren arsitektur juga akan berpengaruh pada langgam penggunaan warna seni arsitektur. Menurut Cosmas, di tahun 2023 akan lebih banyak diaplikasikan palet-palet warna yang berani serta mampu memberikan semangat optimisme.
"Fleksibilitas ruang menjadi tren yang penting di tahun 2023, sedangkan dari warna, mungkin akan banyak warna yang cerah dan memberi [kesan] semangat, seperti merah atau kuning kunyit," ungkap Cosmas.
Tak hanya itu, pasar arsitektur di tahun 2023 akan didominasi kesadaran untuk menerapkan pola hidup yang lebih sehat. Pagebluk yang terjadi selama dua tahun lebih memang telah merubah pola-pola seni merancang bangunan, tak hanya di Indonesia, tapi juga dalam skala global.
Menurut Cosmas, hal tersebut dipengaruhi fase bekerja work from home (WFH) yang telah membuat seni arsitektur harus mengikuti keadaan untuk berubah dengan mudah. Sebab, berbagai kegiatan yang dilakukan penghuni harus terpenuhi di ruang yang terbatas tapi fleksibel.
"Pada 2023 Arsitektur dengan ruang-ruang terbuka dengan sistem udara yang baik, serta pencahayaan alami bakal menjadi lebih diutamakan," ujarnya.
Krisis ekonomi menurut Cosmas juga akan berpengaruh pada mata rantai pasokan bahan material. Terlebih selama pandemi berlangsung pengurangan produksi dan tenaga kerja sudah terjadi. Sehingga, produsen belum mau menambah kapasitas produksi material yang mayoritas diimpor dari luar negeri.
"Ketika krisis, maka industri akan fokus pada kebutuhan pokok saja, properti akan slow down, sehingga semua mata rantainya akan menyesuaikan, karena permintaannya juga berkurang," kata Cosmas.
Dengan keadaan tersebut, menurut Cosmas tren pasar arsitektur di Indonesia juga bakal didominasi dengan bahan serta material lokal yang akan semakin diminati masyarakat. Sebab, selain lebih ekonomis tentunya material itu juga banyak tersedia di Tanah Air.
"Krisis ekonomi akan berpengaruh besar atas tren arsitektur. Bahkan akan banyak proyek yang ditunda. Material lokal akan lebih banyak dipakai, karena untuk mengurangi biaya," tambahnya.
Sementara itu, secara global juga akan ada beberapa perubahan menarik dalam tren arsitektur. Melansir Livingetc, serta sumber lain, pada 2023 akan ada banyak inovasi dari segi penggunaan material dengan pendekatan yang lebih inovatif. Berikut beberapa di antaranya.
Pada tahun 2023 untuk mengurangi limbah dari hasil konstruksi, maka akan lebih banyak diterapkan struktur cetak 3D dalam desain arsitektur. Selain lebih efisien, desain cetak 3D juga memungkinkan arsitek membuat model bangunan yang memiliki tingkat presisi tinggi sejak awal pembuatan. Tak hanya itu, model ini juga akan mudah direplikasi di seluruh dunia.
Alih-alih menggunakan material baja dan beton, pada tahun depan para arsitek akan lebih mengunakan bahan-bahan yang diiambil dari alam salah satunya rami. Selain itu, bahan konstruksi baru seperti hempcrete, biokomposit yang telah lama populer juga akan kembali diaplikasikan dalam seni merancang bangunan.
Mengadaptasi ulang bentuk bangunan alih-alih meruntuhkanya dengan membuat yang bau juga diprediksi akan ngetren pada 2023. Selain ekonomis, dengan pendekatan ini juga turut melestarikan karakter dan sejarah suatu tempat, serta mengurangi dampak lingkungan dari konstruksi pembuatan bangunan baru.
Kemajuan teknologi virtual reality (VR) dan Artificial Intelligence juga bakal banyak memberikan peluang baru dalam pengelolaan informasi desain dan konstruksi bangunan. Pada 2023 tren tersebut akan semakin digandrungi masyarakat. Kendati begitu, menurut Cosmas penggunaan teknologi VR dan AI hanya akan membantu mempermudah saja para arsitektur dalam mencari ide bukan dalam tataran proses implementasi.
"Perlu dicatat, penggunaan teknologi VR dan AI hanya akan membantu mempercepat proses analisa saja, tapi tidak akan menggantikan proses kreatifitas para arsitek," kata Cosmas.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Arsitek Cosmas D. Gozali mengatakan, setelah 2022 konsep green architecture menjadi salah desain yang diminati masyarakat, di tahun 2023 tren arsitektur diprediksi akan lebih banyak menggunakan desain-desain simpel yang mudah dirawat oleh penghuni.
"Setelah pandemi, kita semua menjadi lebih aware terhadap kesehatan dan kenyamanan individual. Pada 2023 nanti tren arsitektur diprediksi akan lebih banyak menggunakan tema-tema yang mudah untuk dirawat serta dibersihkan," papar Cosmas saat dihubungi Hypeabis.id, Kamis (29/12/22).
Baca juga: Tren Arsitektur & Desain Interior 2022, Gaya Berkelanjutan Jadi Idaman
Pendiri Atelier Cosmas Gozali itu mengatakan, seiring transisi pandemi ke edemi, tren arsitektur juga akan berpengaruh pada langgam penggunaan warna seni arsitektur. Menurut Cosmas, di tahun 2023 akan lebih banyak diaplikasikan palet-palet warna yang berani serta mampu memberikan semangat optimisme.
"Fleksibilitas ruang menjadi tren yang penting di tahun 2023, sedangkan dari warna, mungkin akan banyak warna yang cerah dan memberi [kesan] semangat, seperti merah atau kuning kunyit," ungkap Cosmas.
Tak hanya itu, pasar arsitektur di tahun 2023 akan didominasi kesadaran untuk menerapkan pola hidup yang lebih sehat. Pagebluk yang terjadi selama dua tahun lebih memang telah merubah pola-pola seni merancang bangunan, tak hanya di Indonesia, tapi juga dalam skala global.
Menurut Cosmas, hal tersebut dipengaruhi fase bekerja work from home (WFH) yang telah membuat seni arsitektur harus mengikuti keadaan untuk berubah dengan mudah. Sebab, berbagai kegiatan yang dilakukan penghuni harus terpenuhi di ruang yang terbatas tapi fleksibel.
"Pada 2023 Arsitektur dengan ruang-ruang terbuka dengan sistem udara yang baik, serta pencahayaan alami bakal menjadi lebih diutamakan," ujarnya.
Material Lokal Jadi Incaran
Krisis ekonomi menurut Cosmas juga akan berpengaruh pada mata rantai pasokan bahan material. Terlebih selama pandemi berlangsung pengurangan produksi dan tenaga kerja sudah terjadi. Sehingga, produsen belum mau menambah kapasitas produksi material yang mayoritas diimpor dari luar negeri."Ketika krisis, maka industri akan fokus pada kebutuhan pokok saja, properti akan slow down, sehingga semua mata rantainya akan menyesuaikan, karena permintaannya juga berkurang," kata Cosmas.
Dengan keadaan tersebut, menurut Cosmas tren pasar arsitektur di Indonesia juga bakal didominasi dengan bahan serta material lokal yang akan semakin diminati masyarakat. Sebab, selain lebih ekonomis tentunya material itu juga banyak tersedia di Tanah Air.
"Krisis ekonomi akan berpengaruh besar atas tren arsitektur. Bahkan akan banyak proyek yang ditunda. Material lokal akan lebih banyak dipakai, karena untuk mengurangi biaya," tambahnya.
Tren Arsitektur dalam Lanskap Global
Sementara itu, secara global juga akan ada beberapa perubahan menarik dalam tren arsitektur. Melansir Livingetc, serta sumber lain, pada 2023 akan ada banyak inovasi dari segi penggunaan material dengan pendekatan yang lebih inovatif. Berikut beberapa di antaranya.
1. Desain Cetak 3D
Pada tahun 2023 untuk mengurangi limbah dari hasil konstruksi, maka akan lebih banyak diterapkan struktur cetak 3D dalam desain arsitektur. Selain lebih efisien, desain cetak 3D juga memungkinkan arsitek membuat model bangunan yang memiliki tingkat presisi tinggi sejak awal pembuatan. Tak hanya itu, model ini juga akan mudah direplikasi di seluruh dunia.
2. Pengunaan Material Alam
Alih-alih menggunakan material baja dan beton, pada tahun depan para arsitek akan lebih mengunakan bahan-bahan yang diiambil dari alam salah satunya rami. Selain itu, bahan konstruksi baru seperti hempcrete, biokomposit yang telah lama populer juga akan kembali diaplikasikan dalam seni merancang bangunan.
3. Desain Reuse & Repurposing
Mengadaptasi ulang bentuk bangunan alih-alih meruntuhkanya dengan membuat yang bau juga diprediksi akan ngetren pada 2023. Selain ekonomis, dengan pendekatan ini juga turut melestarikan karakter dan sejarah suatu tempat, serta mengurangi dampak lingkungan dari konstruksi pembuatan bangunan baru.
4. Penggunaan Virtal Reality dan AI
Kemajuan teknologi virtual reality (VR) dan Artificial Intelligence juga bakal banyak memberikan peluang baru dalam pengelolaan informasi desain dan konstruksi bangunan. Pada 2023 tren tersebut akan semakin digandrungi masyarakat. Kendati begitu, menurut Cosmas penggunaan teknologi VR dan AI hanya akan membantu mempermudah saja para arsitektur dalam mencari ide bukan dalam tataran proses implementasi."Perlu dicatat, penggunaan teknologi VR dan AI hanya akan membantu mempercepat proses analisa saja, tapi tidak akan menggantikan proses kreatifitas para arsitek," kata Cosmas.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.