The First Slam Dunk (Sumber gambar: YouTube.com/Toei Animation)

Review The First Slam Dunk, Karier Basket Ryota Miyagi yang Menyayat Hati

26 February 2023   |   17:54 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Film karya Takehiko Inoue berjudul The First Slam Dunk akhirnya tayang di bioskop seluruh Indonesia. Film ini cukup dinantikan penggemar manga kalangan milenial. Pasalnya, Slam Dunk pernah menjadi manga populer pada masanya. Ya, The First Slam Dunk memang diadaptasi dari manga Slam Dunk yang sudah terbit sejak Februari 1991.

Dalam perjalanannya, Slam Dunk banyak diangkat menjadi serial anime dan beberapa film. Namun, film The First Slam Dunk disebut-sebut yang paling sukses di antara deretan film lainnya. Selain visual yang lebih ciamik dengan mode 3D, penggemar dibuat penasaran dengan kreatifitas Takehiko Inoue yang menjadi mangaka sekaligus sutradara di film ini.

Apalagi, film yang pertama kali tayang di Jepang pada Desember 2022 ini mendulang pendapatan bernilai fantastis dan jadi film box office. Di Jepang, The First Slam Dunk mampu menggeser popularitas Avatar 2 dengan nilai Rp478 miliar, sebagaimana dilansir dari data Box Office Mojo

Setelah tayang sejak 22 Februari 2023 di Indonesia, rasa penasaran penggemar pun perlahan-lahan terbayar. Gembar-gembor kisah sang karakter utama di manga bernama Hanamichi Sakuragi ternyata meleset. Inoue memberi kejutan bahwa kisah pebasket lain bernama Ryota Miyagi yang disorot sepanjang film.

Boleh dibilang, film The First Slam Dunk menjadi seri spin-off yang membawa kisah pilu dari sosok Miyagi.

Baca juga: 5 Fakta Seru The First Slam Dunk, Yuk Kepoin Sebelum Nonton di Bioskop
 

(Sumber: 21Cineplex)

(Sumber: 21Cineplex)

Ryota Miyagi telah menelan pil pahit sejak kecil. Dia memiliki hobi bermain basket bersama sang kakak bernama Souta Miyagi. Souta harus mengubur mimpinya sebagai pebasket karena persoalan keuangan keluarga yang menghimpit setelah ditinggal oleh sang ayah. Kepergian Souta Miyagi untuk berjuang sendiri mengarungi hidupnya menjadi pukulan keras bagi keluarga Miyagi.

Selama bertahun-tahun, sang ibu memiliki trauma berat dengan dunia basket karena selalu mengingat anaknya. Sayangnya sang ibu tak boleh menutup mata bahwa Ryota Miyagi juga memiliki mimpi menjadi pebasket meneruskan kakaknya. Setiap hari dilalui keluarga Miyagi dengan rasa canggung dan penuh kecamuk amarah dari alam bawah sadar setelah perginya Souta.

Alur filmnya dibuat maju dan mundur. Penonton dibawa hanyut dengan kisah latar belakang keluarga Miyagi. Bahkan penonton yang tidak mengikuti manganya pun tak akan bingung dengan segala penjelasan tapak tilas hidup Miyagi berkiprah dalam dunia basket. Inoue mampu merangkum perjalanan hidup Miyagi mulai dari memilih terjun dalam dunia basket hingga momen bahagia dalam hidup Miyagi.

Ryota Miyagi bersikeras menekan dirinya untuk tetap mencintai basket setelah sang kakak pergi. Apalagi, dia sering dicap tak layak meneruskan karier basket kakaknya karena tubuhnya yang pendek. Dia acap kali berlatih sendirian dalam bayang-bayang ingatan indah saat bermain basket dengan kakaknya.

Beberapa adegan ingatan flashback Ryota mampu membuat penonton berkaca-kaca hingga meneteskan air mata. Tangis Ryota sesekali pecah saat tengah sendirian memikirkan sang kakak. Namun, di balik semua kisah pilu Miyagi. permainan basket di lapanganlah yang menjadi adegan utamanya.

Scene silih berganti menyajikan kisah hidup Miyagi dengan permainan basket yang sedang berlangsung antara SMA Shohoku dan SMA Sannoh. Sebagai point guard untuk SMA Shohoku, Miyagi berjuang keras dengan rekannya yaitu Hanamichi Sakuragi, Takenori Akagi, Hisashi Mitsui dan Kaede Rukawa

Seperti permainan basket yang seru, penonton diajak bermain antara perasaan sedih dengan tegang. Kisah menyayat hati dari Miyagi dipadukan dengan ketegangan antara kejar-kejaran poin di lapangan basket.

Film terasa semakin emosional dengan musik yang digubah oleh Satoshi Takebe. Lagu penuh semangat yang tiba-tiba berganti dengan suara debaran detak jantung benar-benar memicu adrenalin dan ketegangan penonton. Beberapa scene juga dibuat hampa tanpa suara, mengesankan pertandingan yang mendebarkan. 

Di tengah cerita sedih dan menegangkan, The First Slam Dunk juga masih menghadirkan komedi segar dan emosional ala anime. Alur komedi tampak didominasi oleh Hanamichi Sakuragi dalam film ini. Dia banyak menampilkan sisi ceroboh dengan perjuangan kerasnya yang kerap diragukan sebagai pebasket yang baru bermain 4 bulan untuk SMA SHohoku.

Bukan hanya Ryota, Kaede Rukawa pun kerap dihinggapi ingatan masa lalunya yang buruk selama pertandingan berlangsung. Ingatan-ingatan ini memecah konsentrasi rekan satu tim di lapangan. Dengan segala kecerobohan dan kelucuannya itu, Sakuragi bertindak sebagai penyadar sekaligus pembakar semangat saat rekan satu timnya dibayangi ingatan masa lalu yang buruk.

Dengan poin yang terpaut jauh di bawah SMA Sannoh, Ryota kembali mengingat bagaimana kakaknya memiliki keinginan kuat mengalahkan SMA Sannoh yang dikenal sebagai tim basket SMA terkuat di Jepang. Pertandingan melawan SMA Sannoh yang ada di depan Ryota pun membuatnya tersadar dan terbakar dengan mimpi sang kakak. 

Baca juga: Review A Man Called Otto, Gambaran Frustasi Lewat Adegan Menggelitik
 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Cara Meloloskan Diri dari Generasi Roti Lapis 

BERIKUTNYA

Spesifikasi PC Sons of The Forest, Game Survival Open World Paling Dinanti!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: