Yuk Kenali Seluk-Beluk Wayang, Warisan Budaya Indonesia
12 July 2021 |
22:00 WIB
Wayang kulit sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang tidak ternilai harganya. Berikut adalah seluk-beluk yang wajib Genhype ketahui nih tentang wayang kulit, seperti dilansir dari Indonesia Travel. Berbicara tentang sejarah, wayang kulit memiliki banyak cerita dan sejarah budaya.
1. Sejarah Wayang Kulit
Beberapa di antaranya seperti kata wayang yang dipercaya berasal dari “ma Hyang”, artinya menuju spiritualitas Sang Kuasa atau kata wayang yang berarti teknik pertunjukan bayangan (bayang/wayang) di layar.
Selain itu, ada pula teori yang menyebutkan bahwa wayang berasal dari totemisme (suatu kepercayaan prasejarah yang mempercayai benda-benda keramat atau yang dinilai suci) di Jawa. Wayang juga termasuk salah satu warisan budaya nenek moyang yang telah ada sejak sekitar sepuluh abad silam.
Pertunjukan wayang sejak zaman dahulu pun telah diartikan sebagai pertunjukan dari gambaran watak atau sifat-sifat manusia. Cerita pewayangan juga dalam sejarah berfungsi sebagai saluran media dakwah agama Islam oleh Walisongo dan bagi umat Hindu biasanya cerita yang diambil berasal dari kitab Mahabrata.
Selain itu, wayang juga berperan sebagai alat komunikasi, pendidikan, serta magis-religius seperti mitos kuno tradisional yang dipercaya oleh masyarakat pada zaman itu.
2. Pembuatan Wayang Kulit
Nah, wayang kulit ini dibuat menggunakan bahan dasar kulit kerbau yang telah dikeringkan dengan tambahan tanduk kerbau serta sekrup untuk melengkapi bagian siku serta gagang wayang agar pergerakannya terlihat lebih dinamis.
Untuk proses pembuatannya, pertama-tama kulit kerbau harus dihilangkan bulu dan kotorannya dengan cara dikerik lalu didiamkan hingga satu bulan agar kualitas kulitnya semakin bagus.
Setelah itu, kulit yang sudah kering akan digambar pola atau corek, sebelum akhirnya masuk pada proses tatah. Proses ini sangat memengaruhi bagaimana hasil wayang kulit nanti karena wayang kulit yang berkualitas tinggi dilengkapi dengan tatahan yang halus dan perpaduan motif tatahan yang serasi.
Tak selesai sampai di situ, wayang yang sudah ditatah kemudian harus diamplas agar permukaannya rata dan semakin halus.
Lalu masuk ke tahap penyatuan seluruh bagian wayang kulit dan proses pewarnaan yang dalam bahasa Jawa disebut dengan sungging. Demi menghasilkan wayang kulit yang indah, proses pewarnaan bisa dilakukan hingga berkali-kali.
Jika wayang kulit sudah diwarnai dengan sempurna, maka langkah terakhir adalah memasang cempurit alias gagang pada wayang.
1. Sejarah Wayang Kulit
Beberapa di antaranya seperti kata wayang yang dipercaya berasal dari “ma Hyang”, artinya menuju spiritualitas Sang Kuasa atau kata wayang yang berarti teknik pertunjukan bayangan (bayang/wayang) di layar.
Selain itu, ada pula teori yang menyebutkan bahwa wayang berasal dari totemisme (suatu kepercayaan prasejarah yang mempercayai benda-benda keramat atau yang dinilai suci) di Jawa. Wayang juga termasuk salah satu warisan budaya nenek moyang yang telah ada sejak sekitar sepuluh abad silam.
Pertunjukan wayang sejak zaman dahulu pun telah diartikan sebagai pertunjukan dari gambaran watak atau sifat-sifat manusia. Cerita pewayangan juga dalam sejarah berfungsi sebagai saluran media dakwah agama Islam oleh Walisongo dan bagi umat Hindu biasanya cerita yang diambil berasal dari kitab Mahabrata.
Selain itu, wayang juga berperan sebagai alat komunikasi, pendidikan, serta magis-religius seperti mitos kuno tradisional yang dipercaya oleh masyarakat pada zaman itu.
Dok.Jibi
2. Pembuatan Wayang Kulit
Nah, wayang kulit ini dibuat menggunakan bahan dasar kulit kerbau yang telah dikeringkan dengan tambahan tanduk kerbau serta sekrup untuk melengkapi bagian siku serta gagang wayang agar pergerakannya terlihat lebih dinamis.
Untuk proses pembuatannya, pertama-tama kulit kerbau harus dihilangkan bulu dan kotorannya dengan cara dikerik lalu didiamkan hingga satu bulan agar kualitas kulitnya semakin bagus.
Setelah itu, kulit yang sudah kering akan digambar pola atau corek, sebelum akhirnya masuk pada proses tatah. Proses ini sangat memengaruhi bagaimana hasil wayang kulit nanti karena wayang kulit yang berkualitas tinggi dilengkapi dengan tatahan yang halus dan perpaduan motif tatahan yang serasi.
Tak selesai sampai di situ, wayang yang sudah ditatah kemudian harus diamplas agar permukaannya rata dan semakin halus.
Lalu masuk ke tahap penyatuan seluruh bagian wayang kulit dan proses pewarnaan yang dalam bahasa Jawa disebut dengan sungging. Demi menghasilkan wayang kulit yang indah, proses pewarnaan bisa dilakukan hingga berkali-kali.
Jika wayang kulit sudah diwarnai dengan sempurna, maka langkah terakhir adalah memasang cempurit alias gagang pada wayang.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.