Dalang Ki Manteb Soedharsono. (Jibi/Solopos)

Ki Manteb Soedharsono, Maestro Seni Wayang Kulit yang Bekerja dengan Hati

02 July 2021   |   14:41 WIB

Dalang senior Ki Manteb Soedharsono baru saja berpulang karena terpapar Covid-19 di usianya yang ke-72 tahun. Laki-laki yang pernah tampil sebagai perwakilan dalang di acara UNESCO pada 2003 itu merupakan salah satu maestro yang telah mengharumkan nama Bangsa.

Kabar mengenai Ki Manteb pertama kali beredar melalui pernyataan langsung dari pendiri Sanggar Rumah Cinta Wayang Dwi Woro Retno Mastuti yang menyebutkan bahwa mendiang meniinggal akibat paparan Covid-19.

Selama sang maestro hidup, Ki Manteb dikenal sebagai salah satu sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia pewayangan di Indonesia sejak dia mendapatkan penghargaan di sebuah perlombaan dalang di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1972.

Akan tetapi, perjalanan karir dalang Ki Manteb sudah dimulai sejak dia masih kecil berkat pengaruh dari kedua orangtuanya, ayahnya Ki Hardjo Brahim Hardjowijoyo yang juga merupakan seorang dalang dan ibunya Ni Darti yang merupakan seorang penabuh gamelan.

Dikutip dari berbagai sumber, pengaruh ini kemudian membuatnya lebih mendalami ilmu pewayangan dengan bantuan Ki Nartosabdho dan Ki Sudarman Gondodharsono dari Semarang, Jawa Tengah.

Ki Manteb mulai populer melalui serangkaian inovasi selama beliau ndalang, mulai dari kemampuan dalam menampilkan manipulasi wayang selama pertarungan dan dansa hingga dramaturgi yang disajikan dengan ciri khas layaknya menonton sebuah film dan kombinasi unsir teknis yang membuat penampilannya semakin ciamik. Inilah yang kemudian membuatnya dijuluki sebagai 'Dalang Setan'.

Salah satu penampilan ikoniknya adalah penampilan wayang dengan lakon Baratayudha yang ditampilkan selama 24 jam 28 menit tanpa istirahat hingga akhirnya berhasil mendapatkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk pementasan wayang kulit terlama. Menariknya, kondisinya masih tetap prima setelah pentas selesai kala itu.

Karena kontribusinya yang besar dalam dunia pewayangan kulit, laki-laki yang terakhir kali menjabat sebagai Dewan Empu Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta tersebut mendapatkan sejumlah penghargaan di tingkat nasional dan internasional. 

Beberapa di antaranya adalah Nikkei Asia Prize Award untuk kategori kebudayaan pada 2010 dan Certificate of Remakable Contribution dari organisasi seni budaya Union Internationale de la Marionnette atau International Puppetry Association (UNIMA) pada 2017.

Penghargaan ini diberikan karena upayanya dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan Indonesia serta produktivitasnya di dalam kesenian tersebut.
 
1
2
3


SEBELUMNYA

Kabar Duka, Dalang Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia

BERIKUTNYA

Film Adaptasi Novel Eka Kurniawan ini Akan World Premiere

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: