5 Fakta Menarik Rabu Abu, Hari Pertobatan Umat Katolik
22 February 2023 |
18:49 WIB
1
Like
Like
Like
3. Abu Dari Daun Palem
Abu yang dipakai untuk disematkan di dahi dibuat dari daun palem yang diberkati yang digunakan dalam perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Abunya dibaptis dengan Air Suci dan diharumkan dengan terkena dupa. Abu yang dipakai juga sebagai pengingat bahwa Tuhan murah hati dan berbelas kasih kepada mereka yang memanggil-Nya dengan hati yang menyesal.4. Anjuran Berpuasa
Pada abad-abad awal, aturan puasa pada Rabu Abu sangat ketat, seperti yang masih berlaku di gereja-gereja Timur. Puasa dilakukan sejak malam hari. Pada siang hari, umat Katolik dilarang makan daging, ikan, telur, dan mentega. Penggunaan anggur, minyak, dan produk susu juga dibatasi.Sementara di Barat, aturan puasa ini berangsur-angsur dilonggarkan. Hukum puasa yang ketat di antara umat Katolik Roma ditiadakan selama Perang Dunia II, dan hanya Rabu Abu dan Jumat Agung yang sekarang dipertahankan sebagai hari puasa Prapaskah.
5. Dianjurkan Tidak Berbelanja Hingga Berpesta
Mereka yang telah menerima abu di dahi disarankan untuk tetap tinggal di rumah. Makan di luar, berbelanja, atau pergi ke tempat umum setelah menerima abu dianggap tidak pantas.Begitu pula dengan berpesta yang dinilai sangat tidak pantas. Anak-anak kecil, orang lanjut usia, dan orang sakit dikecualikan dari ketaatan ini.
Kendati demikian, seseorang tidak diharuskan memakai abunya untuk sisa hari itu. Mereka boleh membasuhnya dengan air setelah Misa. Namun, banyak orang menyimpan abunya sebagai pengingat sampai malam hari.
Baca juga: Simak 5 Tradisi Peringatan Jumat Agung di Berbagai Negara, dari Italia hingga Jamaika
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.