Ilustrasi pesta pernikahan (Sumber gambar: Freepik)

Begini Strategi Menabung untuk Biaya Menikah

22 February 2023   |   17:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Menggelar pesta pernikahan membutuhkan banyak persiapan. Salah satu yang kerap jadi permasalahan ialah soal biaya pernikahan. Namun, jika memiliki strategi perencanaan yang baik, persoalan biaya sebenarnya bisa diatasi dengan cara menabung.

Direktur OneShildt Financial Planning Budi Raharjo mengatakan bahwa biaya pernikahan sebenarnya bisa dijangkau oleh sebagian besar orang. Namun, di Indonesia pernikahan kerap dirayakan dengan pesta yang besar sehingga membutuhkan biaya yang juga tidak sedikit.

Baca juga: Mengulik Fenomena Menikah dengan Sederhana dan Tanpa Tekanan

Sebenarnya, kata Budi, sah-sah saja jika pasangan ingin menggelar pesta untuk merayakan pernikahannya. Sebab, pernikahan tersebut diharapkan terjadi sekali seumur hidup sehingga perlu ada sesuatu yang spesial di dalamnya.

“Namun, yang perlu diperhatikan adalah rencana pernikahan jangan berlebihan. Sesuaikanlah dengan kemampuan dan jangan memaksakan diri menyelengarakan pernikahan megah,” ujar Budi kepada Hypeabis.id

Budi mengatakan bahwa memaksakan pesta pernikahan yang megah tanpa diiringi dengan modal yang cukup justru akan memberatkan kehidupan pasangan itu sendiri. Alih-alih bisa berbahagia setelah mengikat janji suci, pasangan justru dapat terjebak utang karena menggelar pesta tidak sesuai kemampuannya.

Menurut dia, pasangan juga mesti memikirkan kondisi kesehatan keuangannya setelah menikah. Dengan memiliki finansial yang sehat, pasangan akan dimudahkan ketika ingin merencanakan hal-hal lain yang lebih penting seusai pesta pernikahan.
 

Menabung untuk Pernikahan

Sebelum menentukan strategi menabung, pasangan mesti tahu tentang biaya total dari pesta pernikahan yang akan diadakannya. Sebab, uang yang akan dikumpulkan tidak boleh kurang dari biaya total dari pesta pernikahan tersebut.

Setidaknya, kata Budi, pasangan bisa membagi biaya pernikahan menjadi dua hal besar. pertama adalah biaya untuk kebutuhan ijab kabul dan mas kawin. Kedua adalah biaya untuk menggelar pesta pernikahan.

Untuk kebutuhan biaya ijab kabul, pasangan perlu menghitung dengan cermat kebutuhan dana membayar penghulu, mengurus surat-surat pernikahan, hingga mas kawin. Jika akad nikah dilakukan di KUA, umumnya pasangan tidak perlu membayar biaya penghulu. Namun, jika akad nikah digelar di luar KUA, pasangan perlu menyiapkan dana tambahan sekitar Rp600.000.
 

(Sumber gambar: Freepik)

(Sumber gambar: Freepik)


Kemudian, pasangan juga perlu memikirkan biaya mas kawin. Besaran biaya mas kawin tentu berbeda-beda setiap orang. Ada yang bisa menyentuh puluhan juta, tetapi ada pula yang ratusan ribu saja. Hal itu tergantung dengan mas kawin apa yang akan diberikan ke istri. Sebagai gambaran umum, biasanya mas kawin membutuhkan setidaknya Rp15 juta.

Setelah urusan akad nikah selesai, kata Budi, pasangan bisa mulai menghitung bujet biaya pesta pernikahan. Menurut dia, bujet pesta pernikahan juga sangat fleksibel dan tiap pasangan akan berbeda-beda pula.

Semua itu tergantung dengan konsep pernikahan seperti apa yang diinginkan dan jumlah tamu yang akan hadir. Namun, sebagai gambaran kita bisa mengasumsikan per biaya per tamu adalah Rp100 ribu. Jika pasangan ingin mengundang 250 tamu, maka biaya yang dibutuhkan ialah sekitar Rp25 juta.

Jadi, dengan skema penghitungan bujet yang umum, setidaknya pasangan membutuhkan biaya Rp35 juta hingga Rp 50 juta. Ini adalah hitung-hitungan kasar yang hanya untuk gambaran umum saja. Oleh karena itu, sangat mungkin nilainya akan berbeda antarpasangan yang sedang menyiapkan pernikahannya.
 

(Sumber gambar: Freepik)

(Sumber gambar: Freepik)


Setelah tahu total biaya pernikahan, kini saatnya menabung. Strategi menabung untuk biaya pernikahan, kata Budi, sebenarnya cukup sederhana. Sebab, menabung untuk biaya pernikahan bisa masuk ke dalam skema tujuan jangka pendek atau di bawah lima tahun.

Baca juga: Penelitian Ini Temukan Orang yang Menikah Cenderung Lebih Sehat

Lantaran masuk ke dalam tujuan jangka pendek, Budi menyarankan agar pasangan tidak membangun portofolio yang agresif. Sisihkan saja pendapatan bulanan secara berkala di tabungan yang terencana, seperti reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap. Fungsinya tabungan ini lebih mengutamakan keamanan dibanding pertumbuhan yang tinggi.

“Gunakan financial calculator untuk berhitung mengenai berapa kontribusi yang diperlukan setiap bulannya. Makin besar kontribusi tabungan, maka kebutuhan modal pernikahan akan lebih cepat tercukupi,” imbuhnya.

(Ikuti terus laporan Hypeabis.id lewat Google News)

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Warna Musik Makin Variatif, Musisi Sayangkan Indonesia Justru Defisit Grup Band

BERIKUTNYA

5 Fakta Menarik Rabu Abu, Hari Pertobatan Umat Katolik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: