Tips Atasi Anak Rewel & Demam Saat Tumbuh Gigi
20 February 2023 |
07:13 WIB
Fase pertumbuhan anak menjadi momen penting yang harus diperhatikan orang tua, tidak terkecuali pada saat mereka tumbuh gigi. Pada tahap ini, anak akan menjadi lebih rewel karena merasakan ketidaknyamanan akibat gejala yang ditimbulkan, terutama demam.
Dokter Spesialis Anak dari RSIA Grand Family, dr. Irene Melinda Louis, menjelaskan demam biasanya timbul karena anak mengalami peradangan gusi. Namun sebelum gigi pertama tumbuh, si kecil akan menunjukkan beberapa tanda seperti mengeluarkan air liur lebih banyak, lebih rewel dari biasanya, suka menggigit benda yang dipegang, gusi terlihat bengkak, nafsu makannya berkurang, dan demam karena peradangan gusi.
Irene menyebut proses tumbuh gigi ini tidak akan menyebabkan demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius, pilek, hidung tersumbat, atau muntah. Kendati demikian, demam yang disertai gejala tadi menimbulkan risiko anak terkena infeksi virus atau bakteri.
Baca juga: Panduan Menyikat Gigi dengan Benar, Dijamin Gigi Bersih & Segar
“Tumbuh gigi juga memicu stres bayi yang membuat daya tahan tubuh melemah dan rentan sakit. Itulah sebabnya ketika tumbuh gigi, ada peningkatan suhu pada tubuh bayi,” jelasnya dalam pesan singkat, dikutip Hypeabis.id, Senin (20/2/2023).
Adapun proses tumbuh gigi pada bayi diawali dengan tumbuhnya dua gigi pertama pada usia 4 hingga 10 bulan tergantung dari masing-masing anak. Biasanya, gigi depan bawah muncul pertama kali.
Buat ibu yang pusing menghadapi anak yang demam dan rewel karena sedang tumbuh gigi, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan beberapa penanganan. Pertama, berikan pijatan lembut pada gusi anak. Pijatan dengan jari dapat membantu meringankan rasa nyeri gusi pada si kecil karena dapat mengurangi tekanan dari gigi yang akan tumbuh.
Kedua, berikan teether. Irene menjelaskan penggunaan teether bisa membantu dalam merangsang gigi. “Ketika bayi merasa gusinya gatal dan nyeri, menggigit-gigit teether membuatnya merasa lebih nyaman,” tuturnya.
Ketiga, berikan makanan atau minuman yang dingin. Para ibu bisa memberikan buah yang sebelumnya dibekukan atau dalam suhu dingin. Rasa dingin ini dapat mengurangi rasa sakit pada gusi.
Keempat, berikan obat anti nyeri. Irene menyebut apabila rasa nyeri tidak membaik, pemberian obat bisa disarankan dan tentunya harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak.
Selain meredakan gejala, menurutnya para ibu juga bisa membantu anak-anak untuk mendapatkan gigi yang kuat melalui nutrisi yang terkandung dalam makanan. Contohnya susu dan produk turunannya. Irene menerangkan, susu merupakan sumber utama kalsium untuk menguatkan gigi. Kalsium adalah mineral yang berperan penting dalam pembentukan jaringan keras di gigi.
Si kecil juga bisa diberikan makanan yang kaya protein seperti kacang-kacangan, daging, ikan, dan telur. Makanan dengan protein tinggi ini mengandung banyak kalsium, fosfor, dan vitamin D.
Jangan lupa untuk memberikan sayur-sayuran. Sayuran seperti wortel, serta sayuran berdaun hijau seperti bayam, sawi kaya akan vitamin A dan termasuk dalam makanan yang baik untuk gigi. “Sayuran yang mengandung vitamin C juga baik untuk kesehatan gusi,” tambah Irene.
Kemudian telur dan minyak ikan. Kandungan vitamin D dalam telur dan minyak ikan menurutnya sangat tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan gigi dan tubuh secara keseluruhan. Ada pula buah-buahan. Buah seperti jeruk, nanas, raspberry, kiwi, dan melon memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
Krena juga menyarankan agar para orang tua memperhatikan kesehatan gigi si kecil. Dia menegaskan perawatan gigi sejak dini dapat membangun rutinitas yang baik. Nah, berikut ini tips untuk perawatan gigi dan mulut pada bayi yang bisa dicoba di rumah.
Selain untuk mengecek kesehatan, upaya ini juga dilakukan untuk pengenalan sosok dokter kepada anak, sehingga anak tidak takut untuk pergi ke dokter.
Editor: Nirmala Aninda
Dokter Spesialis Anak dari RSIA Grand Family, dr. Irene Melinda Louis, menjelaskan demam biasanya timbul karena anak mengalami peradangan gusi. Namun sebelum gigi pertama tumbuh, si kecil akan menunjukkan beberapa tanda seperti mengeluarkan air liur lebih banyak, lebih rewel dari biasanya, suka menggigit benda yang dipegang, gusi terlihat bengkak, nafsu makannya berkurang, dan demam karena peradangan gusi.
Irene menyebut proses tumbuh gigi ini tidak akan menyebabkan demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius, pilek, hidung tersumbat, atau muntah. Kendati demikian, demam yang disertai gejala tadi menimbulkan risiko anak terkena infeksi virus atau bakteri.
Baca juga: Panduan Menyikat Gigi dengan Benar, Dijamin Gigi Bersih & Segar
“Tumbuh gigi juga memicu stres bayi yang membuat daya tahan tubuh melemah dan rentan sakit. Itulah sebabnya ketika tumbuh gigi, ada peningkatan suhu pada tubuh bayi,” jelasnya dalam pesan singkat, dikutip Hypeabis.id, Senin (20/2/2023).
Adapun proses tumbuh gigi pada bayi diawali dengan tumbuhnya dua gigi pertama pada usia 4 hingga 10 bulan tergantung dari masing-masing anak. Biasanya, gigi depan bawah muncul pertama kali.
Buat ibu yang pusing menghadapi anak yang demam dan rewel karena sedang tumbuh gigi, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan beberapa penanganan. Pertama, berikan pijatan lembut pada gusi anak. Pijatan dengan jari dapat membantu meringankan rasa nyeri gusi pada si kecil karena dapat mengurangi tekanan dari gigi yang akan tumbuh.
Kedua, berikan teether. Irene menjelaskan penggunaan teether bisa membantu dalam merangsang gigi. “Ketika bayi merasa gusinya gatal dan nyeri, menggigit-gigit teether membuatnya merasa lebih nyaman,” tuturnya.
Ketiga, berikan makanan atau minuman yang dingin. Para ibu bisa memberikan buah yang sebelumnya dibekukan atau dalam suhu dingin. Rasa dingin ini dapat mengurangi rasa sakit pada gusi.
Keempat, berikan obat anti nyeri. Irene menyebut apabila rasa nyeri tidak membaik, pemberian obat bisa disarankan dan tentunya harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak.
Selain meredakan gejala, menurutnya para ibu juga bisa membantu anak-anak untuk mendapatkan gigi yang kuat melalui nutrisi yang terkandung dalam makanan. Contohnya susu dan produk turunannya. Irene menerangkan, susu merupakan sumber utama kalsium untuk menguatkan gigi. Kalsium adalah mineral yang berperan penting dalam pembentukan jaringan keras di gigi.
Si kecil juga bisa diberikan makanan yang kaya protein seperti kacang-kacangan, daging, ikan, dan telur. Makanan dengan protein tinggi ini mengandung banyak kalsium, fosfor, dan vitamin D.
Jangan lupa untuk memberikan sayur-sayuran. Sayuran seperti wortel, serta sayuran berdaun hijau seperti bayam, sawi kaya akan vitamin A dan termasuk dalam makanan yang baik untuk gigi. “Sayuran yang mengandung vitamin C juga baik untuk kesehatan gusi,” tambah Irene.
Kemudian telur dan minyak ikan. Kandungan vitamin D dalam telur dan minyak ikan menurutnya sangat tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan gigi dan tubuh secara keseluruhan. Ada pula buah-buahan. Buah seperti jeruk, nanas, raspberry, kiwi, dan melon memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
Krena juga menyarankan agar para orang tua memperhatikan kesehatan gigi si kecil. Dia menegaskan perawatan gigi sejak dini dapat membangun rutinitas yang baik. Nah, berikut ini tips untuk perawatan gigi dan mulut pada bayi yang bisa dicoba di rumah.
1. Bersihkan gusi dan gigi dengan kain basah yang lembut
Membersihkan gusi dan gigi dengan kain basah atau kasa sebaiknya dilakukan 2 kali sehari, yaitu setelah si kecil makan siang dan pada malam hari sebelum tidur. Biasanya hal ini dilakukan pada bayi yang baru lahir atau belum tumbuh gigi.2. Gunakan sikat gigi dan pasta gigi yang tepat
Jika gigi sudah tumbuh, si kecil sudah bisa dilatih menyikat gigi. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat lembut, kepala sikat yang kecil, dan pegangan yang besar, sehingga mudah digenggam. Selalu pastikan pasta gigi yang digunakan khusus sesuai umur anak karena aman bila tertelan.3. Ajak anak sikat gigi sebelum tidur
Kegiatan menyikat gigi sebelum tidur sebaiknya ditanamkan sejak dini, selain melatih kedisiplinan hal ini juga berdampak pada kesehatan mulut dan gigi.
4. Biasakan kontrol ke poli gigi 6 bulan sekali
Selain untuk mengecek kesehatan, upaya ini juga dilakukan untuk pengenalan sosok dokter kepada anak, sehingga anak tidak takut untuk pergi ke dokter.Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.