Vincent van Gogh, Edvard Munch, dan Seniman Besar Lain yang Memiliki Kehidupan Getir
17 February 2023 |
21:01 WIB
Saat Leonardo da Vinci melukis figur Monalisa dengan sempurna, maka Edvard Munch sebaliknya. Dia memunculkan sosok androgini, bermata lebar, berbentuk tengkorak, dengan latar belakang lanskap berputar-putar. Sosok itulah yang dilukisnya dalam karya berjudul The Scream.
Dengan gaya ekspresionis, pendekatan yang tak biasa pada masanya, membuat The Scream menjadi karya paling ikonik sepanjang masa. Karya yang menampilkan figur tampak menjerit itu pun telah diadaptasi ulang oleh para seniman di berbagai negara.
Baca juga: 3 Seniman Populer Ini Sukses Mengubah Mental Illness Jadi Energi Berkarya
Menariknya, The Scream memiliki empat versi yang dibuat Munch selama periode 17 tahun, dari 1893 hingga 1910. Versi 1895 yang dilukis menggunakan material pastel pada papan dijual dengan rekor US$120 juta di lelang Sotheby's pada 2 Mei 2012.
Di balik keindahan The Scream, lukisan ini sebetulnya berbicara tentang persoalan mental yang dialami oleh si pembuatnya, Munch. Ensiklopedia Britannica mencatat, lukisan The Scream berasal dari serangan panik yang diderita Munch pada 1892. “Matahari terbenam dan awan berubah menjadi merah seperti darah,” katanya.
The Scream dan karya-karya Munch lainnya banyak mengulas persoalan psikologis. Semasa hidupnya, seniman kelahiran Adalsburg Norwegia ini didiagnosa mengalami depresi, anxiety, bipolar, dan beberapa penyakit lainnya. Meski mengalami persoalan tersebut, Munch mampu membuat karya-karya yang diakui oleh dunia.
Berkarya dalam keterbatasan, Munch tidak sendiri. Tercatat, beberapa nama seniman dunia juga memiliki kondisi yang serupa dengan Munch. Di balik lukisan-lukisan menggugah mereka, para seniman ini hidup dalam kesulitan dan keterbatasan, baik secara fisik maupun psikis. Siapa saja mereka?
Satu dari sekian seniman hebat dunia, yang hidup pada abad ke-19 adalah Van Gogh. Seniman ini dikenal sebagai pelukis besar Belanda setelah Rembrandt van Rijn. Dia juga dianggap sebagai salah satu pelukis terbaik pos-impressionis dunia. Karya-karyanya bahkan masuk dalam daftar lukisan termahal dunia.
Salah satu lukisan Van Gogh berhasil memecahkan rekor sebagai karya termahal di dunia, Portrait of Dr Paul Gachet. Karya itu terjual di balai lelang Christie’s pada 1990 dengan nilai US$83 juta. Mengutip Artnet, dengan inflasi angka tersebut telah setara US$180 juta pada saat ini.
Kendati karya-karyanya dibanderol selangit, justru Van Gogh tidak menikmatinya. Selama masa hidupnya, Van Gogh hidup melarat. Bukan cuma finansial, Van Gogh juga mengalami masalah kesehatan mental semasa hidupnya. Van Gogh menderita kecemasan dan depresi sepanjang hidupnya yang singkat.
Tidak tahan dengan tekanan dalam hidupnya, pada usia 37 atau pada 1890 tahun dia mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan pistol revolver ke dadanya. Setelah kematiannya, Van Gogh dikenal sebagai seniman paling berpengaruh dalam perkembangan seni rupa di Barat. Harga karya-karya meroket begitu dia tiada.
Lahir di Paris, Prancis pada 27 September 1917, Edgar Degas merupakan pelukis dan pemahat yang cukup diperhitungkan dalam kelompok seniman impresionis. Dia terkenal karena karya-karyanya yang memperlihatkan kehidupan dan kerja para wanita. Mulai dari lukisan penari dan wanita telanjang mandi hingga lukisan kuda pacu dan joki.
Meskipun dia memiliki karier kesenian sukses, dia mengalami masalah kesehatan dan depresi selama hidupnya. Persoalan itu mempengaruhi kualitas hidupnya.
Dia menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya dengan kondisi hampir buta, berkeliaran di jalan-jalan kota Paris. Kendati memiliki teman dan keluarga, tetapi sifatnya yang pemarah, membuat dia dijauhi orang-orang sekitarnya.
Dengan gaya ekspresionis, pendekatan yang tak biasa pada masanya, membuat The Scream menjadi karya paling ikonik sepanjang masa. Karya yang menampilkan figur tampak menjerit itu pun telah diadaptasi ulang oleh para seniman di berbagai negara.
Baca juga: 3 Seniman Populer Ini Sukses Mengubah Mental Illness Jadi Energi Berkarya
Menariknya, The Scream memiliki empat versi yang dibuat Munch selama periode 17 tahun, dari 1893 hingga 1910. Versi 1895 yang dilukis menggunakan material pastel pada papan dijual dengan rekor US$120 juta di lelang Sotheby's pada 2 Mei 2012.
Di balik keindahan The Scream, lukisan ini sebetulnya berbicara tentang persoalan mental yang dialami oleh si pembuatnya, Munch. Ensiklopedia Britannica mencatat, lukisan The Scream berasal dari serangan panik yang diderita Munch pada 1892. “Matahari terbenam dan awan berubah menjadi merah seperti darah,” katanya.
The Scream dan karya-karya Munch lainnya banyak mengulas persoalan psikologis. Semasa hidupnya, seniman kelahiran Adalsburg Norwegia ini didiagnosa mengalami depresi, anxiety, bipolar, dan beberapa penyakit lainnya. Meski mengalami persoalan tersebut, Munch mampu membuat karya-karya yang diakui oleh dunia.
Berkarya dalam keterbatasan, Munch tidak sendiri. Tercatat, beberapa nama seniman dunia juga memiliki kondisi yang serupa dengan Munch. Di balik lukisan-lukisan menggugah mereka, para seniman ini hidup dalam kesulitan dan keterbatasan, baik secara fisik maupun psikis. Siapa saja mereka?
Vincent van Gogh
Ilustrasi tentang Van Gogh (Sumber gambar: Unsplash/Redd F)
Salah satu lukisan Van Gogh berhasil memecahkan rekor sebagai karya termahal di dunia, Portrait of Dr Paul Gachet. Karya itu terjual di balai lelang Christie’s pada 1990 dengan nilai US$83 juta. Mengutip Artnet, dengan inflasi angka tersebut telah setara US$180 juta pada saat ini.
Kendati karya-karyanya dibanderol selangit, justru Van Gogh tidak menikmatinya. Selama masa hidupnya, Van Gogh hidup melarat. Bukan cuma finansial, Van Gogh juga mengalami masalah kesehatan mental semasa hidupnya. Van Gogh menderita kecemasan dan depresi sepanjang hidupnya yang singkat.
Tidak tahan dengan tekanan dalam hidupnya, pada usia 37 atau pada 1890 tahun dia mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan pistol revolver ke dadanya. Setelah kematiannya, Van Gogh dikenal sebagai seniman paling berpengaruh dalam perkembangan seni rupa di Barat. Harga karya-karya meroket begitu dia tiada.
Edgar Degas
Karya Degas, Dance Class at the Opera, rue Le Peletier, 1872 (Sumber gambar: WikiArt.org)
Meskipun dia memiliki karier kesenian sukses, dia mengalami masalah kesehatan dan depresi selama hidupnya. Persoalan itu mempengaruhi kualitas hidupnya.
Dia menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya dengan kondisi hampir buta, berkeliaran di jalan-jalan kota Paris. Kendati memiliki teman dan keluarga, tetapi sifatnya yang pemarah, membuat dia dijauhi orang-orang sekitarnya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.