Mengenal Childfree & Alasan Orang Tak Ingin Punya Anak
09 February 2023 |
18:42 WIB
Persoalan tentang childfree mencuat dalam beberapa hari terakhir ini. Fenomena pasangan yang memilih tidak memiliki anak ini jadi pembicaraan hangat warganet di media sosial. Ada yang mendukung childfree, tetapi tak sedikit yang mempertanyakannya.
Psikolog Anak dan Keluarga dari Universitas Indonesia Rose Mini mengatakan bahwa childfree adalah suatu kondisi di mana pasangan memutuskan untuk tidak memiliki keturunan. Keputusan ini biasanya diambil atas kesepakatan kedua belah pihak, baik istri maupun suami.
“Pasangan yang memutuskan childfree biasanya menganggap tidak memiliki anak menjadi sesuatu yang lebih baik bagi mereka berdua,” ujar Rose kepada Hypeabis.id.
Baca juga: Bukan Hanya Genetik, Tinggi Badan Anak Dapat Dimaksimalkan Dengan Cara Ini
Menurut Rose, fenomena childfree sudah cukup lumrah terjadi di luar negeri. Namun, di Indonesia isu ini baru berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, sebelumnya hal itu cukup tabu untuk dibicarakan.
Rose menduga childfree menjadi sering dibicarakan karena makin banyak yang merasa relevan dengan konsep tersebut. Generasi muda saat ini, kata Rose, juga lebih terbuka dan menerima konsep-konsep barat.
Bagi Rose, tidak ada yang salah dengan pasangan yang memilih childfree. Sebab, tidak memiliki anak adalah sebuah pilihan. Artinya, memilih childfree bukan berarti pasangan tersebut tidak normal.
“Childfree hanya soal pola pikir saja. Ada yang menganggap anak sebagai beban. Sebaliknya, ada yang menganggap anak sebagai rezeki yang luar biasa,” katanya.
Perbedaan pola pikir itu dipengaruhi oleh sistem limbik di dalam otak. Sistem tersebut bertugas untuk menentukan tingkah laku emosi manusia terhadap suatu hal. Oleh karena itu, ada yang merespons kehadiran anak dengan emosi negatif, tetapi yang lain meresponsnya dengan emosi positif.
Ada banyak alasan yang membuat pasangan memilih childfree. Alasan tersebut sangat personal dan setiap orang punya latar belakang yang berbeda-beda.
Ada sejumlah pasangan yang memilih childfree karena mengedepankan karier. Mereka ingin fokus mengejar kariernya dan tidak ingin terganggu dengan keberadaan anak di dalam keluarga. Sebab, ada yang menganggap memiliki anak akan membuat kehidupan mereka menjadi repot.
Ada juga yang memiliki alasan sosial. Mereka beranggapan bahwa populasi manusia di bumi sudah terlalu banyak. Oleh karena itu, mereka melakukan childfree dengan harapan populasi manusia bisa sedikit berkurang dan tidak menjadi terlalu sesak.
Selain itu, faktor ekonomi juga kerap jadi pendorong pasangan melakukan childfree. Beban finansial keluarga yang terus membesar setiap tahunnya membuat mereka tidak ingin memiliki anak. Sebab, jika dipaksa tetap punya anak, mereka khawatir buah hatinya tidak bisa hidup layak.
“Banyak alasan yang mendorong pasangan menerapkan childfree. Akan tetapi, jika childfree dilakukan di Indonesia, tentu pasangan harus siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari orang terdekatnya,” imbuhnya.
Menurut Rose, menerapkan childfree di Indonesia memang tidak mudah. Sebab, dari sisi agama dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia masih belum terlalu menerima konsep tersebut.
Umumnya, pasangan sudah sudah menikah akan berdoa agar cepat diberi momongan. Bahkan, pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak, mereka akan berjuang dan mencoba berbagai cara agar cepat memiliki anak.
“Oleh karena itu, pasangan yang memilih childfree mesti berhati-hati saat bercerita terkait hal tersebut. Sudah cukup kuatkah menerima pertanyaan dari lingkungan? Sudah siapkah jawaban dari hal tersebut?” ucap Rose.
Editor: Indyah Sutriningrum
Psikolog Anak dan Keluarga dari Universitas Indonesia Rose Mini mengatakan bahwa childfree adalah suatu kondisi di mana pasangan memutuskan untuk tidak memiliki keturunan. Keputusan ini biasanya diambil atas kesepakatan kedua belah pihak, baik istri maupun suami.
“Pasangan yang memutuskan childfree biasanya menganggap tidak memiliki anak menjadi sesuatu yang lebih baik bagi mereka berdua,” ujar Rose kepada Hypeabis.id.
Baca juga: Bukan Hanya Genetik, Tinggi Badan Anak Dapat Dimaksimalkan Dengan Cara Ini
Menurut Rose, fenomena childfree sudah cukup lumrah terjadi di luar negeri. Namun, di Indonesia isu ini baru berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, sebelumnya hal itu cukup tabu untuk dibicarakan.
Rose menduga childfree menjadi sering dibicarakan karena makin banyak yang merasa relevan dengan konsep tersebut. Generasi muda saat ini, kata Rose, juga lebih terbuka dan menerima konsep-konsep barat.
Bagi Rose, tidak ada yang salah dengan pasangan yang memilih childfree. Sebab, tidak memiliki anak adalah sebuah pilihan. Artinya, memilih childfree bukan berarti pasangan tersebut tidak normal.
“Childfree hanya soal pola pikir saja. Ada yang menganggap anak sebagai beban. Sebaliknya, ada yang menganggap anak sebagai rezeki yang luar biasa,” katanya.
Perbedaan pola pikir itu dipengaruhi oleh sistem limbik di dalam otak. Sistem tersebut bertugas untuk menentukan tingkah laku emosi manusia terhadap suatu hal. Oleh karena itu, ada yang merespons kehadiran anak dengan emosi negatif, tetapi yang lain meresponsnya dengan emosi positif.
(Sumber gambar: Freepik)
Alasan Pasangan Memilih Childfree
Ada banyak alasan yang membuat pasangan memilih childfree. Alasan tersebut sangat personal dan setiap orang punya latar belakang yang berbeda-beda.Ada sejumlah pasangan yang memilih childfree karena mengedepankan karier. Mereka ingin fokus mengejar kariernya dan tidak ingin terganggu dengan keberadaan anak di dalam keluarga. Sebab, ada yang menganggap memiliki anak akan membuat kehidupan mereka menjadi repot.
Ada juga yang memiliki alasan sosial. Mereka beranggapan bahwa populasi manusia di bumi sudah terlalu banyak. Oleh karena itu, mereka melakukan childfree dengan harapan populasi manusia bisa sedikit berkurang dan tidak menjadi terlalu sesak.
Selain itu, faktor ekonomi juga kerap jadi pendorong pasangan melakukan childfree. Beban finansial keluarga yang terus membesar setiap tahunnya membuat mereka tidak ingin memiliki anak. Sebab, jika dipaksa tetap punya anak, mereka khawatir buah hatinya tidak bisa hidup layak.
“Banyak alasan yang mendorong pasangan menerapkan childfree. Akan tetapi, jika childfree dilakukan di Indonesia, tentu pasangan harus siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari orang terdekatnya,” imbuhnya.
Menurut Rose, menerapkan childfree di Indonesia memang tidak mudah. Sebab, dari sisi agama dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia masih belum terlalu menerima konsep tersebut.
Umumnya, pasangan sudah sudah menikah akan berdoa agar cepat diberi momongan. Bahkan, pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak, mereka akan berjuang dan mencoba berbagai cara agar cepat memiliki anak.
“Oleh karena itu, pasangan yang memilih childfree mesti berhati-hati saat bercerita terkait hal tersebut. Sudah cukup kuatkah menerima pertanyaan dari lingkungan? Sudah siapkah jawaban dari hal tersebut?” ucap Rose.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.