Cegah Penculikan, Begini Langkah-Langkah Mengajarkan Anak Proteksi Diri
07 February 2023 |
17:26 WIB
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah, turut prihatin dengan berbagai kejadian tentang penculikan anak yang akhir-akhir ini terjadi di beberapa daerah. Berkaitan hal ini, orang tua perlu memberikan edukasi kepada anak untuk lebih berhati-hati kepada orang asing.
Masih adanya kejadian dan laporan penculikan anak dilatarbelakangi banyak faktor. Margaret menyebut lemahnya pengawasan orang tua pada anak bermain membuat peluang penculikan jadi lebih besar. Selain itu, arena bermain anak di luar rumah juga terbilang belum memiliki sistem yang aman.
Di sisi lain, pengawasan dan keamanan bersama di masyarakat juga kurang terbangun. Hal ini terjadi karena lemahnya kepedulian sosial di masyarakat. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya melakukan pendampingan kepada anak ketika bermain di luar rumah. Orang tua juga perlu mengajarkan anak memproteksi diri agar lebih aman.
Baca juga: Begini Respons KPAI Terkait Maraknya Isu Penculikan Anak
Sementara itu, Psikolog Anak dan Keluarga dari Universitas Indonesia, Rose Mini A, sepakat bahwa mayoritas penculikan anak terjadi karena kelalaian orang tua. Mereka dinilai kerap melupakan hal-hal sepele yang sebenarnya bisa berdampak besar.
Hanya karena anak berada di dalam rumah, bukan berarti mereka aman. Sebab, penculikan bisa datang dari orang yang dikenal. Oleh karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan, terlebih jika situasinya sedang genting.
Bayangkan, jika anak sedang dalam keadaan genting, lalu melihat ada polisi, tetapi tidak mau meminta bantuan karena selalu diberi informasi yang salah. Padahal, dengan meminta bantuan polisi, anak tersebut mungkin bisa selamat dari keadaan yang genting.
Selain itu, orang tua juga perlu lebih peduli dengan anak dan memahami kebiasaan-kebiasaan mereka. Jika ada aktivitas yang mencurigakan, orang tua bisa mengetahui sejak awal. Sebab, bisa saja anak telah mengalami percobaan penculikan dan takut bercerita dengan orang tua.
Anak yang trauma dengan percobaan penculikan kerap menunjukkan perubahan perilaku. Misalnya, anak jadi tidak mau berteman, tidak mau makan, dan tidak bergairah. Dengan mengetahui tanda-tanda tersebut, orang tua bisa menambahkan proteksi lebih agar anak merasa dirinya aman kembali.
Jadi, jika mereka ditemukan oleh orang lain, anak bisa meminta bantuan untuk segera mengantarkannya ke alamat rumah. Orang tua juga bisa mengajarkan anak untuk selalu meminta izin ketika akan melakukan aktivitas tertentu di luar rumah. Cara ini akan membuat anak bisa menolak setiap ajakan dari orang lain.
Bukan hanya ajakan dari orang asing. Anak juga perlu menolak terlebih dahulu setiap ada ajakan dari orang yang dikenal sebelum mendapatkan izin. Sebab, beberapa kasus penculikan juga terjadi oleh orang yang sudah dikenal korban.
“Sistem izin ini dapat memberikan proteksi kepada anak agar tidak mudah menuruti permintaan orang asing. Sebab, mereka mesti meminta izin dari orang tuanya terlebih dahulu sebelum pergi,” ujar Rose kepada Hypeabis.id.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa metode ini bukan mengajarkan anak untuk tidak bisa bersosialisasi. Orang tua perlu membedakan mana waktu untuk memproteksi anak dan kapan membiarkan mereka bergaul dengan anak seumuran atau sebayanya.
Menurut Rose, skema izin ini tidak lantas membuat orang tua bisa menolak seenaknya setiap kali anak ingin bermain. Sebab, saat anak bermain itulah jiwa sosialisasi dengan orang-orang di sekelilingnya tumbuh.
Baca juga: Kasus Baru Gagal Ginjal, Ada 5 Anak yang Dirawat Sejak Desember
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Masih adanya kejadian dan laporan penculikan anak dilatarbelakangi banyak faktor. Margaret menyebut lemahnya pengawasan orang tua pada anak bermain membuat peluang penculikan jadi lebih besar. Selain itu, arena bermain anak di luar rumah juga terbilang belum memiliki sistem yang aman.
Di sisi lain, pengawasan dan keamanan bersama di masyarakat juga kurang terbangun. Hal ini terjadi karena lemahnya kepedulian sosial di masyarakat. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya melakukan pendampingan kepada anak ketika bermain di luar rumah. Orang tua juga perlu mengajarkan anak memproteksi diri agar lebih aman.
Baca juga: Begini Respons KPAI Terkait Maraknya Isu Penculikan Anak
Sementara itu, Psikolog Anak dan Keluarga dari Universitas Indonesia, Rose Mini A, sepakat bahwa mayoritas penculikan anak terjadi karena kelalaian orang tua. Mereka dinilai kerap melupakan hal-hal sepele yang sebenarnya bisa berdampak besar.
Hanya karena anak berada di dalam rumah, bukan berarti mereka aman. Sebab, penculikan bisa datang dari orang yang dikenal. Oleh karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan, terlebih jika situasinya sedang genting.
Pola Asuh
Ada beberapa pola pengasuhan yang keliru, tetapi masih kerap dilakukan oleh sebagian orang tua. Kebiasaan yang tampak kecil ini bisa berakibat buruk. Misalnya, saat anak sedang tidak ingin makan, orang tua menakut-nakuti anak dengan polisi. Padahal, fungsi polisi bukan menakut-nakuti orang.Bayangkan, jika anak sedang dalam keadaan genting, lalu melihat ada polisi, tetapi tidak mau meminta bantuan karena selalu diberi informasi yang salah. Padahal, dengan meminta bantuan polisi, anak tersebut mungkin bisa selamat dari keadaan yang genting.
Selain itu, orang tua juga perlu lebih peduli dengan anak dan memahami kebiasaan-kebiasaan mereka. Jika ada aktivitas yang mencurigakan, orang tua bisa mengetahui sejak awal. Sebab, bisa saja anak telah mengalami percobaan penculikan dan takut bercerita dengan orang tua.
Anak yang trauma dengan percobaan penculikan kerap menunjukkan perubahan perilaku. Misalnya, anak jadi tidak mau berteman, tidak mau makan, dan tidak bergairah. Dengan mengetahui tanda-tanda tersebut, orang tua bisa menambahkan proteksi lebih agar anak merasa dirinya aman kembali.
Ilustrasi anak (Sumber gambar: Freepik)
Menjaga Diri
Sebagai orang tua, mereka juga harus mengajarkan anak menjaga dirinya. Langkah pertama ialah dengan mengajarkan anak tentang siapa dirinya, nama orang tuanya, nama keluarganya, dan alamat rumah. Informasi tersebut penting diketahui oleh si buah hati.Jadi, jika mereka ditemukan oleh orang lain, anak bisa meminta bantuan untuk segera mengantarkannya ke alamat rumah. Orang tua juga bisa mengajarkan anak untuk selalu meminta izin ketika akan melakukan aktivitas tertentu di luar rumah. Cara ini akan membuat anak bisa menolak setiap ajakan dari orang lain.
Bukan hanya ajakan dari orang asing. Anak juga perlu menolak terlebih dahulu setiap ada ajakan dari orang yang dikenal sebelum mendapatkan izin. Sebab, beberapa kasus penculikan juga terjadi oleh orang yang sudah dikenal korban.
“Sistem izin ini dapat memberikan proteksi kepada anak agar tidak mudah menuruti permintaan orang asing. Sebab, mereka mesti meminta izin dari orang tuanya terlebih dahulu sebelum pergi,” ujar Rose kepada Hypeabis.id.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa metode ini bukan mengajarkan anak untuk tidak bisa bersosialisasi. Orang tua perlu membedakan mana waktu untuk memproteksi anak dan kapan membiarkan mereka bergaul dengan anak seumuran atau sebayanya.
Menurut Rose, skema izin ini tidak lantas membuat orang tua bisa menolak seenaknya setiap kali anak ingin bermain. Sebab, saat anak bermain itulah jiwa sosialisasi dengan orang-orang di sekelilingnya tumbuh.
Baca juga: Kasus Baru Gagal Ginjal, Ada 5 Anak yang Dirawat Sejak Desember
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.