Ilustrasi Google (Sumber gambar: Unsplash/Mitchel Luo)

Google Luncurkan Bard, Siap Bersaing dengan ChatGPT dari Open AI

07 February 2023   |   14:18 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Like
Dinamika perkembangan teknologi terus mengalami kompetisi yang sengit. Kiwari, Google meluncurkan proyek terbaru bernama Bard, program berbasis kecerdasan buatan untuk menyaingi ChatGPT yang sudah lama dikembangkan oleh Open AI pada Senin, (6/2/23).

CEO Google, Sundar Pichai mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengerjakan layanan tersebut dengan dukungan LaMDA. LaMDa atau Language Model for Dialogue Applications, papar Pichai adalah teknologi kecerdasan buatan berbasis bahasa percakapan atau chatbot.

Dia mengklaim Bard dapat menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas model berdasar bahasa percakapan eksperimental. Hal itu mengacu pada informasi dari web yang dicari oleh pengguna untuk memberikan tanggapan terbaik yang memiliki kualitas tinggi.

Baca juga: Google, ChatGPT dan Masa Depan Mesin Pencari

"Kami mengambil langkah maju lainnya dengan membukanya untuk penguji tepercaya sebelum membuatnya tersedia lebih luas untuk umum dalam beberapa minggu mendatang," papar Pichai dikutip dari keterangan resminya.
 
 

Namun, hingga saat ini belum terlalu jelas kemampuan apa yang dimiliki Bard. Dalam keterangan tersebut Pichai juga tidak memberikan banyak rincian mengenai program berbasis kecerdasan buatan besutan raksasa teknologi Google tersebut.

Lelaki asal India itu hanya memberi contoh bagaimana Bard dapat menjadi pelampiasan kreativitas untuk memenuhi rasa ingin tahu seseorang. Misalnya, Bard dapat membantu pengguna menjelaskan penemuan terbaru dari Teleskop James Webb NASA kepada anak berusia 9 tahun. Atau mempelajari siapa pemain striker terbaik di dunia sepak bola saat ini.

"Awalnya kami merilisnya dengan versi model ringan LaMDA. Model yang jauh lebih kecil ini hanya membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit. Sehingga memungkinkan kami untuk menskalakan ke lebih banyak pengguna, serta memungkinkan lebih banyak umpan balik," papar Pichai.

Namun, menurut The Verge peluncuran Bard dinilai terlalu terburu-buru karena masih kurangnya informasi mengenai layanan  tersebut.Pengumuman itu juga menjadi 'kode merah' yang dipicu oleh peluncuran ChatGPT tahun lalu yang kini viral dan banyak digunakan publik.

Implementasi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam kehidupan sehari-hari memang kian nyata. Belum lama ini Open AI bahkan sudah merilis versi premium  dari ChatGPT dengan harga langganan US$20 per bulan yang bakal memberi akses prioritas ke AI chatbot.

Dari laman resminya, tarif harga yang ditawarkan pada pengguna ChatGPT Plus nantinya juga akan dialokasikan untuk mengembangkan ChatGPT versi gratis. Alhasil, dengan adanya opsi tersebut OpenAI tidak mengesampingkan para pengguna reguler yang saat ini masih menggunakan ChatGPT untuk membantu kerja mereka.

Kesuksesan ChatGPT tentu saja mendorong Google untuk meluncurkan layanan AI-nya. Kendati begitu, sebagai perusahaan mesin pencari terbesar di dunia, Google memiliki risiko reputasi yang lebih besar bila menyebarkan informasi yang tidak akurat pada publik. 

"Oleh karena itu kami akan menggabungkan umpan balik eksternal dengan pengujian internal kami sendiri untuk memastikan respons Bard memenuhi standar kualitas, keamanan, dan landasan yang tinggi dalam informasi di dunia nyata," jelas Pichai. 

Baca juga: Cek Perbedaan ChatGPT Reguler & ChatGPT Plus yang Baru saja Dirilis Open AI

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Tren Desain Interior 2023 Bakal Dipengaruhi Berbagai Faktor Ini

BERIKUTNYA

Agate Dorong Pengembangan Game AA dan Game AAA di Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: