Ilustrasi chat bot. (Sumber gambar: Freepik/upklyak)

Kenalan dengan ChatGPT, Chat Bot Cerdas dari OpenAI

14 January 2023   |   06:30 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Implementasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) semakin canggih dan praktis. Saat ini ada banyak produk atau layanan berbasis teknologi tersebut yang digandrungi warganet. Salah satunya adalah ChatGPT, chatbot pintar yang bisa menjawab berbagai pertanyaan dengan baik dalam bentuk teks. 

ChatGPT merupakan model bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI. Layanan ini punya kemampuan untuk menghasilkan teks yang sangat mirip dengan bahasa manusia. Ini adalah model Generative Pre-training Transformer (GPT) yang dioptimalkan untuk tugas-tugas percakapan seperti generate teks, pemahaman konteks, dan pemahaman inten. 

Layanan tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi, seperti penulisan teks otomatis, pembentukan percakapan, dan pembuatan konten. Salah satu kelebihan ChatGPT adalah kapabilitasnya untuk menangani percakapan yang tidak terstruktur dari para penggunanya. 

Baca juga: 7 Prediksi Tren Kecerdasan Buatan 2023, dari AI Generatif hingga Adaptif

Selain itu, program juga punya kemampuan untuk belajar dari data yang tersedia dan menyesuaikan diri dengan konteks percakapan. Hal ini memungkinkan model untuk menghasilkan jawaban yang lebih relevan dan tepat dalam percakapan yang tengah dilakukan. 

ChatGPT belakangan juga tengah hangat dibandingkan dengan layanan mesin pencari Google. Keduanya memang punya konteks pemanfaatan yang mirip, yakni memberikan informasi. Akan tetapi, prosesnya sangat berbeda. 

Jika kita mengetik di kolom pencarian Google tentang sesuatu, umumnya mesin pencari Alphabet Inc itu akan merekomendasikan beberapa situs yang ada terkait informasi yang dibutuhkan. Sementara itu, ChatGPT merangkum berbagai informasi dan menyediakannya sebagai satu jawaban. 

Tak hanya itu, ChatGPT juga berfungsi lebih seperti chatbot pada umumnya. Akan tetapi, punya akurasi dan tingkat presisi jawaban yang memang sangat baik. Lantas bagaimana caranya mesin atau program tersebut bisa menghasilkan jawaban dan percakapan yang ‘manusiawi’? 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by CHATGPT by OPENAI (@chatgpt)


Cara Kerja ChatGPT 

Secara sederhana, ChatGPT merupakan model bahasa/linguistik dari arsitektur transformer yang dilatih menggunakan jutaan basis teks dari berbagai sumber termasuk buku, artikel, dan unggahan yang ada di internet. Dengan begitu, program bisa menghasilkan teks yang sesuai dengan konteks dan bahasa yang digunakan. Ya, tidak hanya dalam bahasa Inggris, model ini juga bisa dijalankan memakai bahasa Indonesia. 

Cara kerjanya adalah dengan menerima input teks sebagai masukan, kemudian mengubah input tersebut menjadi representasi vektor menggunakan proses encoding. Vektor itu kemudian diolah lagi oleh lapisan-lapisan yang ada dalam model Transformer, yang akan menghasilkan output sesuai konteks input yang diterima. 

Tim OpenAI juga melatih model tersebut menggunakan Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF). Mereka melatih model awal memakai penyetelan khusus yang diawasi oleh pelatih. Jadi tidak benar-benar seutuhnya merupakan latihan memakai data yang tersedia saja. Ada ‘percakapan’ antara pelatih dengan asisten AI. 

Pengembang juga mengumpulkan data perbandingan untuk pembelajaran lanjutan, yang terdiri dari dua atau lebih respons model yang diberi peringkat berdasarkan kualitas. Laman resminya mencatat bahwa ChatGPT yang dipakai sekarang telah disempurnakan dari model seri GPT3.5, yang menyelesaikan pelatihannya pada awal 2022. 
 

Keterbatasan ChatGPT 

Terlepas dari kemampuannya menjawab berbagai pertanyaan atau bahkan membuat sebuah konten teks, masih ada batasan yang jelas dari program chat berbasis kecerdasan buatan ini. Salah satunya adalah seperti disebutkan sebelumnya, bahwa program ini menyelesaikan latihannya pada awal 2022. 

Artinya, ChatGPT tidak memiliki basis data untuk informasi yang berjalan pada rentang waktu setelahnya. Hal ini terbukti jika kalian meminta rekomendasi untuk 2022 atau 2023, program akan menyampaikan pernyataan bahwa tidak punya informasi itu karena knowledge cutt off sistem adalah awal 2022. 

Selain itu, masih ada keterbatasan lain. Misalnya sistem linguistik itu terkadang menulis jawaban yang terdengar masuk akal tapi salah, hasil output-nya sering bertele-tele dan memakai frasa tertentu secara berlebihan, menghasilkan jawaban yang bias dan kurang akurat, serta upaya menebak apa yang diinginkan oleh penggunanya. 
 

Cara Pakai ChatGPT 

Buat Genhype yang tertarik untuk menjajal keandalan chatbot berbasis artificial intelligence dari OpenAI ini, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan. Cukup mudah kok, yuk langsung simak caranya. 
  • Buka situs ChatGPT di desktop/laptop atau smartphone 
  • Mendaftar dan login memakai akun Google atau Microsoft  
  • Ikuti tur singkat fitur-fitur yang disediakan 
  • Masukkan kalimat pernyataan atau pertanyaan dalam bahasa Inggris, Indonesia, atau yang lain 
  • Kirim dengan mengklik tombol atau tekan enter 
  • ChatGPT bakal memberikan jawaban
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Siswa Kelas 7 Ciptakan Robot Pertanian Maculer yang Unggul di Kompetisi Internasional

BERIKUTNYA

Google, ChatGPT dan Masa Depan Mesin Pencari

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: