Kiat Memaksimalkan Tinggi Badan Anak dengan Olahraga
02 February 2023 |
17:55 WIB
Genetika punya faktor yang besar dalam menentukan tinggi badan anak. Namun, orang tua tak perlu khawatir jika si buah hati tidak memiliki genetik tinggi badan yang ideal. Sebab, tinggi badan anak masih bisa dipacu dan dimaksimalkan dengan berolahraga sarta konsumsi nutrisi yang tepat.
Ahli Fisiologi Olahraga Prestasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Alfan Nur Asyhar mengatakan masa pertumbuhan adalah waktu yang tepat untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak.
Pada usia tersebut, anak secara alamiah membutuhkan gerak, baik dalam permainan maupun olahraga. Pada dasarnya, pergerakan-pergerakan tersebut akan memacu pertumbuhan anak dengan baik.
Pada usia anak, lempeng epifisis masih sangat mungkin untuk bertambah. Idealnya, lempeng epifisis terus aktif agar bisa menambah tinggi badan anak. Selama masih dalam pertumbuhan, anak masih punya peluang untuk menambah tinggi badan karena lempeng tersebut masih aktif.
Oleh karena itu, olahraga jadi faktor penting untuk pertumbuhan pada anak. Namun, sebenarnya manfaat olahraga juga tidak terbatas pada pertumbuhan, tetapi juga perkembangan anak. Dengan olahraga, sistem intelektual anak juga akan berkembang.
Meskipun olahraga itu penting, ada baiknya anak-anak memilih jenis tertentu yang sesuai dengan usianya. Dokter Alfan menyarankan anak-anak untuk memilih olahraga yang tidak banyak memainkan beban.
Medical Officer dan Doping Control PSSI itu merekomendasikan berenang sebagai salah satu olahraga yang bisa dilakukan anak-anak. Berenang dapat membantu perpanjangan tulang belakang dan kaki. Jadi, pertumbuhan anak akan terbantu.
Selain itu, olahraga permainan, seperti voli, basket, bulu tangkis, atau sepak bola juga bisa menjadi alternatif lain. Namun, jenis olahraga ini cenderung memiliki risiko cedera yang lebih tinggi.
Orang tua perlu memastikan kualitas lapangan, rumput, dan sepatu agar aktivitas fisik anak tidak malah merusak lempeng pertumbuhan. Sebaiknya, anak-anak memainkan olahraga tersebut di tanah atau rumput agar pijakan landasan anak lebih empuk.
Biar lebih aman, orang tua dapat memakai pelatih untuk mengawasi dan mengajari gerakan-gerakan dari olahraga yang dipilihnya. Dengan demikian, risiko cedera bisa lebih minimal.
Kemudian, orang tua juga perlu memperhatikan soal jadwal latihan. Jika sudah memilih klub tertentu, sebaiknya anak-anak hanya berlatih sebanyak 1-2 kali dalam seminggu. Periode latihan tersebut dinilai sudah cukup untuk anak-anak mengetahui tentang dasar-dasar gerakan dalam olahraga.
Namun, jika si anak senang dengan olahraga tersebut dan ingin tetap latihan, orang tua bisa memberikan waktu sekitar 30 menit per hari. Setelah itu, biarkan anak untuk bermain dengan teman-temannya atau belajar.
Baca juga: Bunda, Ini Zat Paling Penting untuk Mencegah Stunting pada Anak
“Perlu diketahui, bukan berarti setelah ikut klub, anak-anak hanya boleh berekspresi di dalam klub tersebut saja. Artinya, jika tenaga anak masih ada, dan mereka ingin aktif bermain dengan teman-temannya di sekolah, orang tua tidak perlu melarang. Sebab, usia anak memang sedang aktif-aktifnya,” ujar Alfan kepada Hypeabis.
Meskipun demikian, ada kalanya orang tua perlu meminta anak istirahat. Sebab, aktivitas fisik yang berlebihan juga tidak baik untuk anak. Selain itu, pastikan asupan gizi dan nutrisi anak tercukupi agar energi mereka bisa tetap ada di tengah aktivitas fisik yang padat.
Editor: M R Purboyo
Ahli Fisiologi Olahraga Prestasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Alfan Nur Asyhar mengatakan masa pertumbuhan adalah waktu yang tepat untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak.
Pada usia tersebut, anak secara alamiah membutuhkan gerak, baik dalam permainan maupun olahraga. Pada dasarnya, pergerakan-pergerakan tersebut akan memacu pertumbuhan anak dengan baik.
Pada usia anak, lempeng epifisis masih sangat mungkin untuk bertambah. Idealnya, lempeng epifisis terus aktif agar bisa menambah tinggi badan anak. Selama masih dalam pertumbuhan, anak masih punya peluang untuk menambah tinggi badan karena lempeng tersebut masih aktif.
Oleh karena itu, olahraga jadi faktor penting untuk pertumbuhan pada anak. Namun, sebenarnya manfaat olahraga juga tidak terbatas pada pertumbuhan, tetapi juga perkembangan anak. Dengan olahraga, sistem intelektual anak juga akan berkembang.
Meskipun olahraga itu penting, ada baiknya anak-anak memilih jenis tertentu yang sesuai dengan usianya. Dokter Alfan menyarankan anak-anak untuk memilih olahraga yang tidak banyak memainkan beban.
Medical Officer dan Doping Control PSSI itu merekomendasikan berenang sebagai salah satu olahraga yang bisa dilakukan anak-anak. Berenang dapat membantu perpanjangan tulang belakang dan kaki. Jadi, pertumbuhan anak akan terbantu.
Ilustrasi berenang (Sumber gambar: Freepik)
Selain itu, olahraga permainan, seperti voli, basket, bulu tangkis, atau sepak bola juga bisa menjadi alternatif lain. Namun, jenis olahraga ini cenderung memiliki risiko cedera yang lebih tinggi.
Orang tua perlu memastikan kualitas lapangan, rumput, dan sepatu agar aktivitas fisik anak tidak malah merusak lempeng pertumbuhan. Sebaiknya, anak-anak memainkan olahraga tersebut di tanah atau rumput agar pijakan landasan anak lebih empuk.
Biar lebih aman, orang tua dapat memakai pelatih untuk mengawasi dan mengajari gerakan-gerakan dari olahraga yang dipilihnya. Dengan demikian, risiko cedera bisa lebih minimal.
Kemudian, orang tua juga perlu memperhatikan soal jadwal latihan. Jika sudah memilih klub tertentu, sebaiknya anak-anak hanya berlatih sebanyak 1-2 kali dalam seminggu. Periode latihan tersebut dinilai sudah cukup untuk anak-anak mengetahui tentang dasar-dasar gerakan dalam olahraga.
Namun, jika si anak senang dengan olahraga tersebut dan ingin tetap latihan, orang tua bisa memberikan waktu sekitar 30 menit per hari. Setelah itu, biarkan anak untuk bermain dengan teman-temannya atau belajar.
Baca juga: Bunda, Ini Zat Paling Penting untuk Mencegah Stunting pada Anak
“Perlu diketahui, bukan berarti setelah ikut klub, anak-anak hanya boleh berekspresi di dalam klub tersebut saja. Artinya, jika tenaga anak masih ada, dan mereka ingin aktif bermain dengan teman-temannya di sekolah, orang tua tidak perlu melarang. Sebab, usia anak memang sedang aktif-aktifnya,” ujar Alfan kepada Hypeabis.
Meskipun demikian, ada kalanya orang tua perlu meminta anak istirahat. Sebab, aktivitas fisik yang berlebihan juga tidak baik untuk anak. Selain itu, pastikan asupan gizi dan nutrisi anak tercukupi agar energi mereka bisa tetap ada di tengah aktivitas fisik yang padat.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.