Sejarah Hari Hijab Sedunia yang Diperingati Setiap 1 Februari
01 February 2023 |
08:54 WIB
Tepat 1 Februari, dunia merayakan World Hijab Day atau Hari Hijab Sedunia. Nazma Khan merupakan orang di balik pendiri dan penggaung hari hijab internasional itu. Peringatan ini pertama kali dimunculkan pada 2013 lalu. Tidak asal-asalan, Hari Hijab Sedunia dibuat melihat jutaan wanita muslim yang mulai memilih menggunakan hijab untuk mode di samping anjuran agama.
Nazma, berniat mendorong kebebasan pribadi dalam mengekspresikan agama Islam termasuk dengan penggunaan hijab. Dia merupakan aktivis sosial asal Bangladeh yang tinggal di New York, Amerika Serikat sejak usia 11 tahun. Di tingkat sekolah menengah, Nazma merupakan satu-satunya orang yang menggunakan hijab.
Baca juga: 7 Inspirasi Outfit Hijab untuk Nonton Konser, Tetap Nyaman dan Stylish
Saat masa sekolah, Nazma mengaku mendapat banyak pengalaman yang terjal seperti perlakuan diskriminasi mulai dari cemoohan hingga dikaitkan dengan citra teroris. Dari sinilah Nazma membuat World Hijab Day dengan tujuan memutus rantai diskriminasi bagi orang-orang yang berhijab.
Salah satu gerakan yang dilakukannya adalah mendorong orang-orang dari ragam lapisan masyarakat untuk merasakan menggunakan hijab selama satu hari tepat di 1 Februari setiap tahunnya. Dilansir dari situs World Hijab Day, gerakan yang dibuat Nazma itu cukup mendapat perhatian public tentang kontroversi penggunaan hijab di kalangan wanita muslim.
Mengawali konsep eksperimental itu, saat ini setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 150 negara berpartisipasi dalam Hari Hijab Sedunia. Mereka memiliki banyak sukarelawan di seluruh dunia untuk menyebarkan kesadaran mengenai penggunaan hjab di muka publik.
Penggunaan hijab di wilayah Barat ini semakin dilirik. New York, tempat Nazma tinggal sejak belia pun akhirnya memberi pengakuan tentang Hari Hijab Sedunia pada 2017 lalu. Kesadaran mengenai hijab semakin menyebar di Inggris. House of Commonc of the U.K juga menggalakan penegasan ghak bagi perempuan untuk memilih apapun yang mereka kenakan di manapun dan kapan pun.
Seiring berjalannya waktu, Hari Hijab Sedunia tidak hanya diperingati dari sisi toleransi beragama saja, tetapi juga mengenai hak-hak perempuan di seluruh dunia. Pada 2018, World Hijab Day berdiri sebagai organisasi dengan misi menumpas diskriminasi dan prasangka buruk terhadap perempuan berhijab.
Pada 2021 lalu, Nazma juga menggelar International Muslim History Month untuk memutus stigma Islamofobia secara global, menghormati dan merayakan kontribusi pria dan wanita Muslim dalam sejarah.
Peringatan Hari Hijab Sedunia ini semakin disambut positif. Meta, raksasa media sosial dari Facebook dan Instagram turut menyebarkan peringatan Hari Hijab Sedunia tepat 1 Febaruari 2022 lalu dalam misi organisasinya.
Baca juga: 7 Tip Memilih Pakaian Olahraga yang Nyaman untuk Hijabers
Pada tahun yang sama, Nazma juga menjadi pembicara tamu dalam KTT Wanita dan keadilan Internasional ke-5 yang berlangsung di Turki. Di sana, Nazma membawa topik diskriminasi yang kerap dihadapai wanita Muslim berhijab di muka umum, termasuk juga larangan hijab dalam dunia kerja yang masih banyak terjadi di berbagai perusahaan di dunia.
Editor: Fajar Sidik
Nazma, berniat mendorong kebebasan pribadi dalam mengekspresikan agama Islam termasuk dengan penggunaan hijab. Dia merupakan aktivis sosial asal Bangladeh yang tinggal di New York, Amerika Serikat sejak usia 11 tahun. Di tingkat sekolah menengah, Nazma merupakan satu-satunya orang yang menggunakan hijab.
Baca juga: 7 Inspirasi Outfit Hijab untuk Nonton Konser, Tetap Nyaman dan Stylish
Saat masa sekolah, Nazma mengaku mendapat banyak pengalaman yang terjal seperti perlakuan diskriminasi mulai dari cemoohan hingga dikaitkan dengan citra teroris. Dari sinilah Nazma membuat World Hijab Day dengan tujuan memutus rantai diskriminasi bagi orang-orang yang berhijab.
Salah satu gerakan yang dilakukannya adalah mendorong orang-orang dari ragam lapisan masyarakat untuk merasakan menggunakan hijab selama satu hari tepat di 1 Februari setiap tahunnya. Dilansir dari situs World Hijab Day, gerakan yang dibuat Nazma itu cukup mendapat perhatian public tentang kontroversi penggunaan hijab di kalangan wanita muslim.
Mengawali konsep eksperimental itu, saat ini setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 150 negara berpartisipasi dalam Hari Hijab Sedunia. Mereka memiliki banyak sukarelawan di seluruh dunia untuk menyebarkan kesadaran mengenai penggunaan hjab di muka publik.
Penggunaan hijab di wilayah Barat ini semakin dilirik. New York, tempat Nazma tinggal sejak belia pun akhirnya memberi pengakuan tentang Hari Hijab Sedunia pada 2017 lalu. Kesadaran mengenai hijab semakin menyebar di Inggris. House of Commonc of the U.K juga menggalakan penegasan ghak bagi perempuan untuk memilih apapun yang mereka kenakan di manapun dan kapan pun.
Seiring berjalannya waktu, Hari Hijab Sedunia tidak hanya diperingati dari sisi toleransi beragama saja, tetapi juga mengenai hak-hak perempuan di seluruh dunia. Pada 2018, World Hijab Day berdiri sebagai organisasi dengan misi menumpas diskriminasi dan prasangka buruk terhadap perempuan berhijab.
Pada 2021 lalu, Nazma juga menggelar International Muslim History Month untuk memutus stigma Islamofobia secara global, menghormati dan merayakan kontribusi pria dan wanita Muslim dalam sejarah.
Peringatan Hari Hijab Sedunia ini semakin disambut positif. Meta, raksasa media sosial dari Facebook dan Instagram turut menyebarkan peringatan Hari Hijab Sedunia tepat 1 Febaruari 2022 lalu dalam misi organisasinya.
Baca juga: 7 Tip Memilih Pakaian Olahraga yang Nyaman untuk Hijabers
Pada tahun yang sama, Nazma juga menjadi pembicara tamu dalam KTT Wanita dan keadilan Internasional ke-5 yang berlangsung di Turki. Di sana, Nazma membawa topik diskriminasi yang kerap dihadapai wanita Muslim berhijab di muka umum, termasuk juga larangan hijab dalam dunia kerja yang masih banyak terjadi di berbagai perusahaan di dunia.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.