Hati-hati dengan 5 Risiko Kesehatan Ini jika Sering Malas Gerak
10 July 2021 |
15:26 WIB
Genhype terlalu sering malas gerak alias mager? Aktivitas mager atau dalam istilah formal biasa disebut sebagai gaya hidup sedentari adalah gaya hidup santai kaum rebahan yang senangnya hanya duduk, berbaring, dan cara-cara lainnya yang minim pengeluaran energi.
Gaya hidup ini, disadari atau enggak banyak kita lakukan selama beberapa waktu belakangan apalagi di masa PPKM ini sehingga berdampak pada minimnya target kesehatan optimal yang seharusnya bisa dicapai dengan banyak aktivitas fisik.
Mau tahu dampak kesehatan kalau terlalu mager? Yuk coba cek daftarnya di bawah ini!
1. Penyakit kardiovaskular
Meski penyakit ini biasanya disebabkan karena kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, atau pola makan yang buruk, tapi ternyata kurangnya aktivitas fisik juga punya dampak terhadap risiko penyakit ini. Penyebabnya adalah kekurangan aktivitas fisik bisa menyebabkan lemahnya otot-otot pada tubuh.
Karena itulah, olahraga tetap dibutuhkan untuk menjaga kesehatan jantung dan kardiovaskuler sehingga sirkulasi darah tetap berjalan dengan baik dan risiko penyakit kronis seperti tingginya tekanan darah, stroke, dan serangan jantung bisa berkurang.
2. Rendahnya metabolisme
Dengan rendahnya aktivitas fisik, maka rendah pula kalori yang dibakar tubuh. Artinya, kekurangan aktivitas fisik bisa menyebabkan menurunnya kemampuan pembakaran lemak yang berujung pada obesitas atau kelebihan berat badan. Jangka panjangnya, ini bisa berdampak pada munculnya penyakit kritis.
3. Risiko diabetes tipe 2
Gaya hidup sedentari bisa memicu tingginya risiko diabetes tipe dua sebagai akibat dari kurangnya aktivitas fisik yang seharusnya bisa membantu stabilisasi tingkat gula darah setelah makan.
Diabetes tipe dua memicu kesulitan tubuh dalam memproses jumlah gula atau glukosa yang beredar di dalam peredaran darah sehingga memicu sejumlah masalah kesehatan pada daya tahan dan syaraf tubuh seperti gagal ginjal, masalah kesehatan, hingga kondisi kulit yang kronis.
4. Nyeri punggung bawah kronis
Kurangnya aktivitas juga berdampak pada bagian punggung, terutama pada otot inti yang melemah yang diakibatkan karena postur tubuh yang buruk. Akibatnya, Genhype bisa alami nyeri punggung yang mempersulit aktivitas sehari-hari.
Gaya hidup ini, disadari atau enggak banyak kita lakukan selama beberapa waktu belakangan apalagi di masa PPKM ini sehingga berdampak pada minimnya target kesehatan optimal yang seharusnya bisa dicapai dengan banyak aktivitas fisik.
Mau tahu dampak kesehatan kalau terlalu mager? Yuk coba cek daftarnya di bawah ini!
1. Penyakit kardiovaskular
Meski penyakit ini biasanya disebabkan karena kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, atau pola makan yang buruk, tapi ternyata kurangnya aktivitas fisik juga punya dampak terhadap risiko penyakit ini. Penyebabnya adalah kekurangan aktivitas fisik bisa menyebabkan lemahnya otot-otot pada tubuh.
Karena itulah, olahraga tetap dibutuhkan untuk menjaga kesehatan jantung dan kardiovaskuler sehingga sirkulasi darah tetap berjalan dengan baik dan risiko penyakit kronis seperti tingginya tekanan darah, stroke, dan serangan jantung bisa berkurang.
2. Rendahnya metabolisme
Ilustrasi obesitas. (Dok. Ehimetalor Akhere Unuabona dari Unsplash)
3. Risiko diabetes tipe 2
Gaya hidup sedentari bisa memicu tingginya risiko diabetes tipe dua sebagai akibat dari kurangnya aktivitas fisik yang seharusnya bisa membantu stabilisasi tingkat gula darah setelah makan.
Diabetes tipe dua memicu kesulitan tubuh dalam memproses jumlah gula atau glukosa yang beredar di dalam peredaran darah sehingga memicu sejumlah masalah kesehatan pada daya tahan dan syaraf tubuh seperti gagal ginjal, masalah kesehatan, hingga kondisi kulit yang kronis.
4. Nyeri punggung bawah kronis
Ilustrasi nyeri punggung. (Dok. Sasun Bughdaryan dari Unsplash)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.