Pengunjung di Warunk Upnormal. (Sumber gambar : Instagram)

Intip Gerai Bisnis F&B yang Sempat Viral Kini Sepi Pengunjung, Kenapa Ya?

30 January 2023   |   20:27 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Bisnis makanan dan minuman di Indonesia kerap mengalami pasang surut. Tidak sedikit restoran, kafe, atau kedai yang dulu viral hingga harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkannya, kini justru sepi pengunjung. Seperti halnya Warunk Upnormal yang kembali viral di Twitter pagi ini.

Bermula dari cuitan akun Twitter @FOODFESS yang mengunggah tangkapan layar video YouTube bertajuk “Dulunya Ramai Kenapa Banyak Warunk Upnormal Tutup” pada Minggu (30/1/2023). “Kalian perna makan di warunk up normal gak fess ? Gimana nih menurut kalian??,” tulis pengguna media sosial itu. 

Baca juga: Rekomendasi 9 Bisnis Franchise yang Bisa Dicoba pada 2023, dari Mixue hingga Sambal Bakar

Unggahan tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Banyak yang berpendapat sepinya Warunk Upnormal karena harganya yang mahal. Selain itu, tidak ada inovasi menu yang ditawarkan restoran yang mengandalkan indomie itu.  

Dulu kaget banget karena semahal itu untuk ukuran mie yang sebenernya gaada inovasinya, gatau mungkin karena dulu jualan vibes ya, belum banyak kafe yang ngasih konsep bisa main boardgames,” tulis pengguna Twitter @jalupanji. 

Banyak pula warganet yang sepakat bahwa Warunk Upnormal tidak lebih sekedar tempat nongkrong atau lokasi yang tepat untuk mengerjakan tugas bagi para pelajar maupun mahasiswa. “Menurut gw upnormal worth bgt buat yang suka kerja/nugas di luar ruangan, butuh wifi cepet, dan colokan banyak. Menu andalan gw adalah beef sambal konslet, coba deh enak bgt,” tulis pemilik akun @wwidid. 

Mengulik fenomena ini, pakar marketing dari Managing Partner Inventure, Yuswohadi, menerangkan nilai yang ditawarkan Warunk Upnormal lebih kepada indulgence atau kesenangan melalui topping pada Indomie untuk pelanggan.

Ditambah lagi kemasan promosi di media sosial yang membuat warung makan ini menjadi viral dan menimbulkan FOMO. Padahal, menu utama yang dijual berupa indomie yang siapapun bisa memasaknya di rumah. 

“Yang menyebabkan Upnormal trending lebih ke topping, gimmick. Rasanya sama, Indomie, itu bisa dikonsumsi di rumah. Perlu value proporsional yang sustainable,” tegasnya saat dihubungi Hypeabis.id, Senin (30/1/2023).

Selain itu, Yuswohadi berpendapat nilai yang tidak kuat lainnya yang dijual Uponormal yakni tempat untuk berkumpul bersama teman atau sekedar mengerjakan tugas. Dia menyebut bisnis kuliner harus dicari nilai fungsionalnya, bukan emotionall atau gimmick. 

“Kuliner itu enaknya fungsional, kontinue dimakan berulang. Bukan indulgence atau gimmick, gaya-gayaan, FOMO,” tuturnya. 

Selain Upnormal, dia memprediksi bisnis F&B lainnya yang kemungkinan hanya laku sesaat karena mengandalkan viral dan tidak memiliki fundamental yang kuat yakni Mie Gacoan dan Mixue.  

“Gacoan saya enggak yakin akan sustainable karena enggak ada yang istemwa. Mie pedas dengan level bertingkat walaupun agak mending dibanding Mixue. Ice cream itu sifatnya kesenangan,” jelas Yuswohadi. 

Nah, ternyata ada beberapa bisnis F&B yang mulai ditinggalkan pelanggan lho, Genhype. Simak profilnya yuk!


1. Warunk Upnormal

Warunk Upnormal terkenal dengan indomie yang disajikan dengan beragam toping seperti mulai dari keju sampai kikil dengan rasa manis hingga pedas. Pengunjung juga bisa menikmatin roti bakar, nasi wagyu, pisang bakar, alpukat kerok, beragam desert, susu, dan kopi.

Berdiri sejak 2015, franchise makanan asal Bandung yang dirintis Rex Marindo ini hingga tahun lalu tercatat memiliki 80 gerai. Kala itu gerainya ramai dikunjungi hingga harus mengantre untuk bisa makan di tempat tersebut. 

Pasalnya, Warunk Upnormal memang dianggap menjadi tempat untuk berkumpul karena tersedia beragam boardgame yang bisa dimainkan bersama. Penjunjung pun bisa memanfaatkan wifi untuk mengerjakan tugas di sana.

Kendati demikian, beberapa gerainya di sejumlah kota besar terlihat sudah tutup. Tidak sedikit pula yang masih berdiri tampak sepi pengunjung.


2. Bakso Boedjangan

Sama seperti Upnormal, Bakso Boedjangan juga didirikan Rex Marindo dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Citra Rasa Prima (CRP) Group. Gerai bakso ini didirikan pada 2014, meneruskan kesuksesan mereka menjual Nasi Goreng Rempah Mafia. 

Bakso Boedjangan menawarkan konsep prasmana dengan beragam menu bakso seperti bakso pedas, bakso cincang, bakso urat, dan bakso keju. Tidak hanya bakso, ada pula menu mie ayam, mie yamin, hingga nasi goreng dengan toping bakso. Sebagai pelengkap, warung ini juga menyediakan gorengan seperti bakso goreng, tahu goreng, hingga batagor goreng. 

Lam empat tahun, Max bersama CRP Group mampu mendirikan 50 gerai Bakso Boedjangan. Pada 2018, jenama kuliner ini berhasil meraih penghargaan 'Marketing Leader Awards 2018' dalam kategori restoran bakso Indonesia. Sayangnya, saat ini beberapa kedai Bakso Boedjangan terutama di kota besar terlihat sepi. 


3. Sate Taichan Goreng 

Bisnis F&B lainnya yang sempat viral dan tidak terlalu ramai sekarang yakni warung Sate Taichan “Goreng” yang didirikan selebgram Rachel Venya dan Mantan suaminya, Niko Al-hakim. Restoran ini pertama kali didirikan di Bandung pada Mei 2016. 

Restoran yang membawa menu jalanan naik kelas ini menyajikan beragam menu Taichan seperti Sate Paha Taichan, Sate Kulit, Taichan Mozarella, Taichan Beef, dan masih banyak lagi.  Menu lainnya berupa olahan mie hingga sate telur gulung. 

Warung Sate Taichan “Goreng” milik Niko dan Rachel Venya ini sempat diserbu para pencari kuliner. Antreannya untuk masuk ke kedai tersebut sampai mengular ke jalan, terutama yang berada di Tebet. Namun demikian, kini warung tersebut tidak terlihat ramai seperti biasanya. 

Baca juga: Begini Rahasia Memilih Bisnis Franchise Makanan, Biar Cepat Balik Modal & Untung

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Desa Wisata Mampu Menarik Turis Asing selama Pandemi

BERIKUTNYA

Makin Banyak Balita Indonesia yang Kurus, Ahli Gizi Beberkan Biang Keladinya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: