Konten Lokal di Platform OTT Makin Diminati, Ini Genre yang Disukai Penonton!
30 January 2023 |
06:30 WIB
Kian mudahnya akses terhadap internet dan naiknya kepemilikan gawai, mendorong pertumbuhan aktivitas mobile streaming di masyarakat Indonesia. Terlebih, sejak pandemi merebak turut mendorong adanya pergeseran pola konsumsi dalam menikmati konten video.
Masyarakat lebih menyukai layanan over the top (OTT) video streaming dibandingkan dengan layanan televisi kabel. Hal ini sejalan dengan hasil survei yang dilakukan Inventure-Alvara pada 2022 yang menyebutkan bahwa 74,2% masyarakat Indonesia mengaku lebih menyukai layanan OTT video dibandingkan layanan TV kabel.
Baca juga: 5 Film yang Wajib Ditonton Buat Calon Entrepreneur, Salah Satunya tentang Mafia
Menariknya, di tengah gempuran konten-konten global yang mudah untuk diakses, masyarakat Indonesia masih memiliki minat yang besar terhadap konten-konten orisinal lokal. Terbukti dari hasil riset tersebut ditemukan bahwa 81,4% responden tertarik untuk menonton konten orisinal lokal.
Adapun, 80% responden mengaku tertarik berlangganan OTT lokal yang lebih banyak menyediakan konten lokal. Kondisi ini pun menjadi peluang bagi para pemilik perusahaan OTT ataupun kreator untuk menyajikan konten lokal yang kian beragam.
Misalnya platform OTT lokal Vidio yang baru saja meluncurkan 15 judul series original lokal untuk paruh pertama tahun ini dengan berbagai genre, mulai dari drama, thriller, aksi, hingga komedi, untuk menggaet penonton dari berbagai kalangan yang memiliki preferensi berbeda-beda.
Managing Director Vidio Monika Rudijono menjelaskan genre konten lokal yang diminati oleh audiens bergantung dengan demografi para pengguna. Misalnya audiens perempuan muda lebih menyukai konten romantis dari cerita-cerita adaptasi novel Wattpad, atau perempuan dewasa yang lebih menyukai konten adult-romance.
Sementara untuk pengguna pria lebih menyukai konten-konten olahraga serta series aksi dan komedi. "Jadi genre atau tipe konten yang disukai itu sangat berbeda dari penonton ke penonton lainnya," katanya kepada Hypeabis.id.
Meski pengguna Vidio didominasi oleh kalangan muda dari usia 18-35 tahun, dia menuturkan pihaknya tidak hanya ingin fokus pada audiens tersebut. Sebaliknya, Vidio justru menawarkan beragam konten untuk menggaet audiens yang lebih luas.
Di tengah meningkatnya konsumsi mobile streaming, membuat sejumlah platform OTT pun berlomba-lomba untuk menyuguhkan konten yang menarik bagi para pelanggannya. Terkait hal itu, Monika mengatakan pihaknya terus berupaya bukan hanya mempertahankan eksistensi tapi juga mendominasi dengan cara memperkuat dari sisi penyediaan konten-konten lokal.
"Kalau harus dibandingkan dengan konten-konten Hollywood, itu memang bukan kekuatan kami. Tetapi kami yakin sekali bahwa kekuatan kami di produksi konten lokalnya sehingga harus fokus dan konsisten," imbuhnya.
Oleh karena itu, untuk memastikan kuantitas dan kualitas dari konten-konten lokal yang dihadirkan, Vidio bekerja sama dengan sejumlah rumah produksi yang telah memiliki portofolio mumpuni seperti Screenplay Films, Sinemart, Come and See, dan Frontier Pictures.
Baca juga: Rekomendasi Film Bioskop Februari 2023, Ada Genre Horor hingga Romantis
"Dengan berkolaborasi bersama beberapa rumah produksi itu, kami bisa menyuguhkan judul yang lebih banyak, berkualitas, cerita yang menarik dan genre yang berbeda. Itu yang menjadi keunggulan kompetitif kami," tambahnya.
.
Editor: Fajar Sidik
Masyarakat lebih menyukai layanan over the top (OTT) video streaming dibandingkan dengan layanan televisi kabel. Hal ini sejalan dengan hasil survei yang dilakukan Inventure-Alvara pada 2022 yang menyebutkan bahwa 74,2% masyarakat Indonesia mengaku lebih menyukai layanan OTT video dibandingkan layanan TV kabel.
Baca juga: 5 Film yang Wajib Ditonton Buat Calon Entrepreneur, Salah Satunya tentang Mafia
Menariknya, di tengah gempuran konten-konten global yang mudah untuk diakses, masyarakat Indonesia masih memiliki minat yang besar terhadap konten-konten orisinal lokal. Terbukti dari hasil riset tersebut ditemukan bahwa 81,4% responden tertarik untuk menonton konten orisinal lokal.
Adapun, 80% responden mengaku tertarik berlangganan OTT lokal yang lebih banyak menyediakan konten lokal. Kondisi ini pun menjadi peluang bagi para pemilik perusahaan OTT ataupun kreator untuk menyajikan konten lokal yang kian beragam.
Misalnya platform OTT lokal Vidio yang baru saja meluncurkan 15 judul series original lokal untuk paruh pertama tahun ini dengan berbagai genre, mulai dari drama, thriller, aksi, hingga komedi, untuk menggaet penonton dari berbagai kalangan yang memiliki preferensi berbeda-beda.
Managing Director Vidio Monika Rudijono menjelaskan genre konten lokal yang diminati oleh audiens bergantung dengan demografi para pengguna. Misalnya audiens perempuan muda lebih menyukai konten romantis dari cerita-cerita adaptasi novel Wattpad, atau perempuan dewasa yang lebih menyukai konten adult-romance.
Sementara untuk pengguna pria lebih menyukai konten-konten olahraga serta series aksi dan komedi. "Jadi genre atau tipe konten yang disukai itu sangat berbeda dari penonton ke penonton lainnya," katanya kepada Hypeabis.id.
Meski pengguna Vidio didominasi oleh kalangan muda dari usia 18-35 tahun, dia menuturkan pihaknya tidak hanya ingin fokus pada audiens tersebut. Sebaliknya, Vidio justru menawarkan beragam konten untuk menggaet audiens yang lebih luas.
Di tengah meningkatnya konsumsi mobile streaming, membuat sejumlah platform OTT pun berlomba-lomba untuk menyuguhkan konten yang menarik bagi para pelanggannya. Terkait hal itu, Monika mengatakan pihaknya terus berupaya bukan hanya mempertahankan eksistensi tapi juga mendominasi dengan cara memperkuat dari sisi penyediaan konten-konten lokal.
"Kalau harus dibandingkan dengan konten-konten Hollywood, itu memang bukan kekuatan kami. Tetapi kami yakin sekali bahwa kekuatan kami di produksi konten lokalnya sehingga harus fokus dan konsisten," imbuhnya.
Kuantitas & Kualitas Konten
Meski demikian, dia juga mengatakan bahwa tantangan utama yang kini dihadapi oleh platform OTT dalam menyuguhkan konten-konten lokal adalah terbatasnya jumlah sineas, kreator, dan aktor yang dapat terlibat. Terlebih, saat ini, industri film di bioskop juga sudah pulih kembali setelah pandemi. "Jadi memang ada supply yang terbatas," terangnya.Oleh karena itu, untuk memastikan kuantitas dan kualitas dari konten-konten lokal yang dihadirkan, Vidio bekerja sama dengan sejumlah rumah produksi yang telah memiliki portofolio mumpuni seperti Screenplay Films, Sinemart, Come and See, dan Frontier Pictures.
Baca juga: Rekomendasi Film Bioskop Februari 2023, Ada Genre Horor hingga Romantis
"Dengan berkolaborasi bersama beberapa rumah produksi itu, kami bisa menyuguhkan judul yang lebih banyak, berkualitas, cerita yang menarik dan genre yang berbeda. Itu yang menjadi keunggulan kompetitif kami," tambahnya.
.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.