Suasana acara pembukaan Jagad Gallery di Jakarta (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Jagad Gallery Hadir di Jakarta, Gelar Pameran Kolektif Ungkap Jagad

30 January 2023   |   06:22 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Geliat pasar seni rupa di Indonesia khususnya di Jakarta diramaikan oleh kehadiran satu galeri baru yakni Jagad Gallery.   Dibuka pertama kali sejak 2016 di Seminyak, Bali, Jagad Gallery kini memperluas jangkauan para pencinta dan kolektor untuk mengapresiasi sekaligus mengoleksi karya seni.

Di Jakarta, Jagad Gallery berlokasi di Wisma Geha lantai 2 Jalan Timor No 25 Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam acara pembukaan galeri pada Sabtu (28/1/2023), Pemilik Jagad Gallery, Rambat, mengatakan bahwa pengalamannya mengikuti Art Jakarta 2022 menjadi salah satu alasan yang meyakinkannya untuk membuka galeri di Jakarta.

Baca juga: Art Jakarta Gardens 2023 Hadir Lagi, Sulap Ruang Publik Jadi Pameran Seni

Berpameran dan bertemu dengan para penikmat seni di gelaran tersebut, turut membuatnya siap untuk mengambil posisi sebagai arena terbuka dan ramah bagi semua lapisan seniman, kolektor, dan masyarakat seni rupa melalui Jagad Gallery.

Diakui oleh Rambat bahwa awalnya dia tidak pernah menyangka akan membuka galeri di Jakarta. Namun, berbekal sejumlah pengalaman manajemen galeri yang serius, dia mengaku siap untuk memperluas jangkauan kolektor dari Jagad Gallery khususnya di ibu kota.

"Saya perlu menegaskan bahwa Jagad Gallery adalah galeri seni rupa dimana karya seni lukis, patung, dan objek dipamerkan dan diperdagangkan secara serius dan profesional," katanya.
 

Suasana acara pembukaan Jagad Gallery di Jakarta pada Sabtu (28/1/2023)- (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Suasana acara pembukaan Jagad Gallery di Jakarta pada Sabtu (28/1/2023)- (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)


Pameran Ungkap Jagad
Menandai pembukaannya di Jakarta, Jagad Gallery pun menggelar pameran kolektif berjudul Ungkap Jagad. Sebanyak 13 seniman lintas generasi dari berbagai daerah seperti Bali, Yogyakarta, dan Jawa Timur, memamerkan karya-karyanya mulai dari lukisan, gambar, dan patung.

Mereka adalah Agapetus, Awang Behartawan, Budi Ubrux, Dadi Setiadi, Daniel Kho, Elyezer, I Made Kenak Dwi Adnyana, Ipan Lasuang, Ivan Sagita, Koeboe Sarawan, Mufti Handayani, Pranagung, dan Slamet W.

Wahyudin selaku kurator mengatakan koleksi karya yang dipajang dalam pameran Ungkap Jagad merefleksikan sebagian selera estetik dan jaringan sosial dari Jagad Gallery. Oleh karena itu, dalam pameran ini, tidak ada tema kuratorial secara spesifik yang menjadi benang merah tersendiri dari karya-karya yang ada.

Sebaliknya, seperti tajuk pamerannya, Ungkap Jagad hanya ingin menampilkan karya-karya seni yang dianggap bernilai artistik sekaligus finansial yang telah dikurasi oleh Jagad Gallery dengan harapan disukai pula oleh audiens, baik itu kolektif ataupun masyarakat umum.

Menurutnya, karya-karya yang ditampilkan dalam pameran ini merupakan wujud visualisasi suatu peristiwa, remakan suatu percakapan, sekaligus dokumentasi simpati, empati, atau antipati perupa terhadap kondisi yang dihadapinya bersama banyak orang lain.

"Saya tidak boleh mendahului audiens tentang kesan dan penilaian mereka terhadap seluruh karya seni rupa yang terpajang di galeri ini," katanya.

Salah satu karya yang ditampilkan dalam pameran ini bertajuk Cahaya dan Keagungan karya perupa Bali, I Made Kenak Dwi Adnyana. Lukisan berdimensi 60 cm x 80 cm itu menampilkan gambar pemandangan pegunungan dengan warna hitam gelap. Di beberap sudut gambarnya, terdapat guratan warna kuning yang tampak menyala.
 


Saat ditemui Hypeabis.id, perupa yang akrab disapa Made itu mengatakan sebagian besar karyanya memang kerap mengambil tema pemandangan. Hal itu karena sejak kecil, dia memang tinggal di daerah pegunungan dan agraris atau pertanian di daerah Kintamani, Bali.

Namun, khusus untuk karyanya di pameran ini, dia menampilkan gambar pemandangan yang didominasi oleh warna hitam. Nuansa gelap ini dipilihnya untuk mengungkapkan kritiknya terhadap eksploitasi alam yang ada di desa tempat tinggalnya untuk pembangunan yang menurutnya tidak tertata.

Menurut Made, hitam melambangkan gelap saat malam. Saat gelap itulah, dia justru menangkap bentuk gunung sebagai simbol keagungan yang sebenarnya, dan tidak melihat bentuknya yang sudah berubah karena ulah tidak bertanggung jawab dari tangan manusia.

"Walaupun hanya dengan setitik cahaya, bisa menampakkan kontur dan tampak keagungan gunung itu. Jadi saya menghilangkan objek-objek di sekitarnya," katanya.

Adapun, pameran Ungkap Jagad dari Jagad Gallery ini bisa kalian nikmati hingga 17 Februari 2023.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Kuliner Dessert Jadi Peluang Bisnis yang Menjanjikan, Yuk Intip Kue Pasarnya di Dessert Markt

BERIKUTNYA

Konten Lokal di Platform OTT Makin Diminati, Ini Genre yang Disukai Penonton!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: