Autobiography (Sumber foto: KawanKawan Media)

Review Autobiography, Saat Sisi Tergelap Manusia Terkuak

22 January 2023   |   22:21 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Autobiography kembali ke kandangnya. Berkeliling puluhan festival di berbagai benua, Makbul Mubarak membuktikan film panjang pertamanya ini disambut hangat dalam industri film. Terbukti, dia bersama tim produksinya mengantongi total 18 penghargaan film dari 29 festival yang dijajakinya.

Meski sudah melanglang buana di dunia, belum bangga rasannya jika film ini belum dinikmati di rumah sendiri. Setidaknya begitulah Yulia Evina Bhara, produser Autobiography menyampaikan harapannya kepada Hypeabis.id.

Menurutnya, kebahagiaan film ini akan sempurna jika orang-orang di negeri sendiri bisa menikmatinya. Pun juga film ini mengambil latar di Bojonegoro, Jawa Timur sepenuhnya. Latar ini juga yang membuat penonton tak akan asing dengan indahnya pemandangan alam yang disuguhkan di tengah cerita-cerita berbalut politik kemanusiaan.

Baca juga: Cerita Yulia Sang Produser Autobiography, Keliling Festival Film Dunia hingga Bangga Pulang ke Rumah

Secara umum, film ini memang menonkjolkan sisi paham dan kepercayaan yang diambil Makbul dari rasa takut dari rezim yang berkuasa di masa kecilnya. Film yang begitu personal bagi sang sutradara itu tak disangka mampu merebut hati insan film luar negeri.

Dapat dikatakan benar, Makbul mengemas makna kemanusiaan hingga sisi terdalam dan tergelap, sehingga ceritanya bisa sampai ke kalangan mana pun tanpa terbatas ras, suku, atau bangsa. Dia mampu menerjemahkan bagaimana pengalaman personalnya itu ke dalam potret hubungan sederhana dan sering ditemui dalam kehidupan sehari hari, yaitu majikan dan pembantu.

Dalam kulit terluarnya, film ini memang terasa biasa saja. Menceritakan seorang keluarga pembantu yang turun temurun mengabdi pada sebuah keluarga yang harus kekuasaan. Namun di dalam film ini, banyak lapisan-lapisan yang terasa renyah, utamanya membahas bagaimana generasi terdahulu dan generasi masa kini saling memandang.

Itu juga yang menjadi alasan Makbul menamai film ini Autobiography. Fenomena saling bercermin dan saling mengisahkan antara dua generasi yang secara aligoris tertulis seperti autobiografi.

Benar bahwa film ini sarat dengan kemanusiaan dan politik yang terkesan keji. Namun Autobiography juga berhasil mengajak penontonnya tersihir dengan hal-hal sederhana yang mampu membawa cerita. Misalnya kopi, teh, atau permainan catur yang akan membawa kisah dua karakter utama, Rakib dan Pak Purna lebih jauh dari yang diperkirakan.

 

Konten tulisan berikut mengandung spoiler.


Berangkat dari Rasa Takut

 

Autobiography (Sumber gambar: Youtube.com/kawankawanmedia)

Autobiography (Sumber gambar: Youtube.com/kawankawanmedia)


“Film ini mengajak kita melihat hal besar lewat teropong yang kecil,” begitu kata Makbul saat konferensi pers film Autobiogprahy. Dia juga berhasil menjelaskan rasa takut yang menjadi awal mulanya berani dengan film ini. Jika diibaratkan sebuah bentuk, lingkaran-lah yang menjadi bentuk paling sempurna yang menggambarkan rasa takut.

Benar saja, sepanjang film berlangsung, penonton seperti diberi rasa takut yang tak henti. Ketakutan yang sulit untuk dijelaskan. Inilah peran Makbul dalam menciptakan ketakutan tersendiri di film ini. Ketakutan itu seperti melingkar dan tak tahu di mana ujungnya.

Bahkan hingga akhir film, penonton masih diberikan pertanyaan tentang bagaimana lingkaran ketakutan ini akan berakhir? Makbul benar-benar tidak mengajak penontonnya mengalami tensi naik atau turun saat menonton, tetapi persis seperti perkataannya, melingkar tak berujung.

Ada satu kalimat menarik yang akan mengantarkan penonton hingga ujung cerita. Bahwa kata maaf bisa menjadi hadiah. Hal yang sangat mulia apabila seseorang memutuskan untuk mengucap kata maaf yang melahirkan kedamaian dan ketenangan. Namun, penonton akan dibuat terkejut dengan bagaimana kalimat indah ini tidak semulus kejadiannya.

Meski mengangkat kisah kekuasaan jenderal, film ini dapat disaksikan dari sudut pandang yang lebar yang intinya menyampaikan makna kepemimpinan dan kekuasaan. Bahkan di salah satu adegan, diceritakan bagaimana mengerikannya kekuasaan jika sudah menyentuh tubuh, hal paling personal yang dimiliki manusia. Penonton akan dibuat bergidik dengan adegan tanpa skenario itu.

Baca juga: Ciptakan Suasana yang Intens, Film Autobiography Gunakan Lensa Kamera Khusus


Tak Ada Manusia yang Baik Tanpa Celah

 

Autobiography (Sumber gambar: Youtube.com/kawankawanmedia)

Autobiography (Sumber gambar: Youtube.com/kawankawanmedia)


Penonton akan melihat sangat banyak hal bagaimana menjijikannya seseorang menutupi perbuatan kejinya dengan topeng kebaikan yang diperlihatkan di depan masyarakat. Bahwa gaya bicara pemimpin memang mampu mengelabui banyak hal dengan satu tujuan, agar selalu mendapat kepercayaan masyarakat. Menjaga reputasi sebaik mungkin pastinya.

Di tengah perasaan tidak mengenakan ini, penonton juga akan semakin tidak nyaman melihat hubungan dua karakter ini. Penonton akan dibuat bingung sejadi-jadinya saat memposisikan diri sebagai Rakib. Film ini bercerita makna tesirat tentang rasa sesal dan bagaimana kita harus menghadapinya, dengan cara yang seimbang. Lagi-lagi, Makbul hanya menyajikan dua sisi mata koin dan membiarkan penonton menentukan akhir yang diinginkannya.

Hingga akhir film, penonton mungkin tidak terlalu terkejut dengan penutupnya. Rakib akhirnya berbuat suatu hal untuk menuntaskan rasa sesalnya yang membuatnya gemetar sepanjang hari. Rakib akan tertegun mendapati kenyataan bahwa dia sama saja dengan Pak Purna. Dia sama menjijikannya dengan kedok topeng yang kala itu menjadi berbicara untuk menghormati Pak Purna.

Seperti deja vu, film ini seolah-olah mengatakan kejahatan tidak akan pernah berhenti ketika tidak ada yang mau memutus dendamnya. Sebuah film yang sangat intens dan mencampur aduk perasaan yang menontonnya. Diceritakan dengan cara yang berbeda, bergaya sederhana, tetapi mengangkat sisi paling mendalam dari kemanusiaan.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Lipstik dengan Kandungan Bahan Alami Makin Diminati

BERIKUTNYA

Memahami Sejarah Seni Abstrak & Langkah Mengapresiasinya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: