5 Kiat Mengoleksi Karya Seni ala Arsitek & Kolektor Cosmas Gozali
15 January 2023 |
19:00 WIB
Seiring dengan makin terkendalinya pandemi, pasar seni rupa di Indonesia terus bergeliat dengan deretan pameran seni yang dihelat di berbagai daerah. Selain itu, munculnya media sosial juga semakin membuat anak-anak muda mulai tertarik mengoleksi berbagai jenis karya seni.
Ketua Asosiasi Galeri Seni Rupa Indonesia (AGSI), Maya Sujatmiko, mengatakan semakin gandrungnya anak-anak muda terhadap karya seni salah satunya dipengaruhi peran media sosial. Tak hanya itu, anak-anak muda pun sudah mulai sadar bahwa karya seni bisa dijadikan sebagai peluang investasi.
Menurutnya, alih-alih hanya menjadikan karya seni sebagai penambah estetika ruang, para kolektor juga mulai tertarik dengan karya seni yang relate dengan isu-isu kekinian. Hal ini dapat dilihat dari seringnya anak-anak muda datang mengunjungi berbagai pameran seni rupa yang digelar di Tanah Air.
"Para kolektor muda ini sudah melihat kalau karya seni rupa itu sebagai nilai tambah. Selain sebagai investasi, mereka juga melihat realitas kehidupan melalui seni rupa, bahkan dengan lingkungannya juga," kata Maya pada Hypeabis.id belum lama ini.
Baca juga: Tren Seni Rupa 2023, Karya Kontemporer Jadi Buruan Kolektor Muda
Arsitek Cosmas Gozali juga memiliki pandangan yang sama mengenai seni rupa di Tanah Air. Selain karya kontemporer, dia pun memprediksi karya-karya seni yang menghibur akan menjadi buruan kolektor, termasuk anak-anak muda di Indonesia.
"Dengan endemi, serta resesi ekonomi, maka manusia cenderung menjadi individualis dan berusaha untuk tidak memikirkan hal yang sulit atau sedih. Semua [karya seni] yang menggembirakan atau tema yang menghibur dan memberi harapan, bakal membawa perhatian bagi masyarakat," kata Cosmas.
Di luar kesibukannya sebagai arsitek kondang, pemilik Atelier Cosmas Gozali juga akrab dikenal sebagai kolektor seni dan sering mengunjungi pameran seni di dunia. Kepada Hyeabis.id dia turut membagikan tip-tip mengoleksi benda seni bagi pemula yang ingin mulai menjadi kolektor seni. Berikut beberapa caranya.
"Yang pasti pertama [kolektor pemula] harus menyukai karya tersebut. Hal utama lainnya adalah sesuatu yang belum dimiliki sebagai bagian koleksi di rumah. Emerging artis atau seniman pemula juga bisa dijadikan prioritas, karena biasanya karya seniman tersebut belum terkontaminasi oleh pasar," papar Cosmas.
"Sebab jika dibandingkan seni lain yang sezaman dengannya. Benda seni tersebut juga menunjukkan peradaban yang tinggi pada waktu benda tersebut dibuat. Inilah sesuatu yang disebut dengan avant-garde," ujar Cosmas.
"Selain itu, cek juga manajemen yang mempromosikan seniman tersebut, serta seberapa jarang maupun unik dari karya tersebut, dan tentu saja review dari seniman dan karyanya . Usahakan juga untuk mengerti cara konseptual serta teknik pembuatan benda seni tersebut," imbuh Cosmas.
"Jangan ragu pula untuk mencoba sesuatu di luar comfort zone, karena seringkali dengan cara ini , dapat memperluas wawasan dan pengetahuan kita melalui karya seni," papar Cosmas.
"Dan tentu saja budget yang telah disediakan untuk membeli karya seni tersebut. Karena tidak ada gunanya membeli yang di luar jangkauan atau budget, karena akhirnya akan ada rasa penyesalan," ujarnya Cosmas.
Baca juga: Menelusuri Jejak Miliarder Jeff Bezos di Pasar Seni Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Ketua Asosiasi Galeri Seni Rupa Indonesia (AGSI), Maya Sujatmiko, mengatakan semakin gandrungnya anak-anak muda terhadap karya seni salah satunya dipengaruhi peran media sosial. Tak hanya itu, anak-anak muda pun sudah mulai sadar bahwa karya seni bisa dijadikan sebagai peluang investasi.
Menurutnya, alih-alih hanya menjadikan karya seni sebagai penambah estetika ruang, para kolektor juga mulai tertarik dengan karya seni yang relate dengan isu-isu kekinian. Hal ini dapat dilihat dari seringnya anak-anak muda datang mengunjungi berbagai pameran seni rupa yang digelar di Tanah Air.
"Para kolektor muda ini sudah melihat kalau karya seni rupa itu sebagai nilai tambah. Selain sebagai investasi, mereka juga melihat realitas kehidupan melalui seni rupa, bahkan dengan lingkungannya juga," kata Maya pada Hypeabis.id belum lama ini.
Baca juga: Tren Seni Rupa 2023, Karya Kontemporer Jadi Buruan Kolektor Muda
Arsitek Cosmas Gozali juga memiliki pandangan yang sama mengenai seni rupa di Tanah Air. Selain karya kontemporer, dia pun memprediksi karya-karya seni yang menghibur akan menjadi buruan kolektor, termasuk anak-anak muda di Indonesia.
"Dengan endemi, serta resesi ekonomi, maka manusia cenderung menjadi individualis dan berusaha untuk tidak memikirkan hal yang sulit atau sedih. Semua [karya seni] yang menggembirakan atau tema yang menghibur dan memberi harapan, bakal membawa perhatian bagi masyarakat," kata Cosmas.
Di luar kesibukannya sebagai arsitek kondang, pemilik Atelier Cosmas Gozali juga akrab dikenal sebagai kolektor seni dan sering mengunjungi pameran seni di dunia. Kepada Hyeabis.id dia turut membagikan tip-tip mengoleksi benda seni bagi pemula yang ingin mulai menjadi kolektor seni. Berikut beberapa caranya.
1. Koleksi karya Seni yang Disuka
Menurut Cosmas, hal pertama yang perlu dilakukan kolektor pemula sebelum mulai mengoleksi benda seni adalah menyukainya terlebih dulu. Sebab, tidak ada gunanya jika seseorang mengoleksi karya seni, tapi tidak memiliki rasa suka terhadap karyanya. Terlebih jika tidak dipasang sebagai penambah estetika ruang."Yang pasti pertama [kolektor pemula] harus menyukai karya tersebut. Hal utama lainnya adalah sesuatu yang belum dimiliki sebagai bagian koleksi di rumah. Emerging artis atau seniman pemula juga bisa dijadikan prioritas, karena biasanya karya seniman tersebut belum terkontaminasi oleh pasar," papar Cosmas.
2. Cari Karya Seni Unik dengan Teknik Tinggi
Arsitek lulusan Technische Universitat Wien, Vienna Austria itu juga menyarankan kolektor pemula untuk mencari benda seni yang mempunyai keunikan dan kemampuan teknik yang tinggi. Salah satu caranya tentu saja dengan rajin mengunjungi berbagai pameran yang digelar, baik dalam skala nasional atau internasional."Sebab jika dibandingkan seni lain yang sezaman dengannya. Benda seni tersebut juga menunjukkan peradaban yang tinggi pada waktu benda tersebut dibuat. Inilah sesuatu yang disebut dengan avant-garde," ujar Cosmas.
3. Riset Latar Belakang Seniman
Sebelum memutuskan membeli karya seni yang ingin dikoleksi, para kolektor juga disarankan untuk melakukan riset mengenai latar belakang sang seniman. Baik dari segi pendidikan, pencapaian, serta karya-karyanya yang telah dikoleksi oleh para kolektor maupun institusi seni termasuk museum."Selain itu, cek juga manajemen yang mempromosikan seniman tersebut, serta seberapa jarang maupun unik dari karya tersebut, dan tentu saja review dari seniman dan karyanya . Usahakan juga untuk mengerti cara konseptual serta teknik pembuatan benda seni tersebut," imbuh Cosmas.
4. Jangan Ragu untuk Memulai
Cosmas juga berpesan pada kolektor-kolektor muda untuk tidak perlu takut saat mulai mengoleksi karya-karya seni. Sebab, saat ini sudah banyak informasi yang bisa dicari di internet mengenai tip-tip untuk menjadi kolektor. Hal penting lainnya adalah selalu terus belajar untuk membuat anggaran."Jangan ragu pula untuk mencoba sesuatu di luar comfort zone, karena seringkali dengan cara ini , dapat memperluas wawasan dan pengetahuan kita melalui karya seni," papar Cosmas.
5. Sesuaikan dengan Bujet
Hal terakhir yang harus diperhatikan tentu saja terkait dengan kondisi keuangan masing-masing kolektor. Jadi, sebelum mulai mengincar karya seni yang diburu lihat juga kondisi kantong apakah mencukupi atau tidak untuk membeli karya tersebut. Sebab karya seni umumnya dibanderol dengan harga yang tinggi."Dan tentu saja budget yang telah disediakan untuk membeli karya seni tersebut. Karena tidak ada gunanya membeli yang di luar jangkauan atau budget, karena akhirnya akan ada rasa penyesalan," ujarnya Cosmas.
Baca juga: Menelusuri Jejak Miliarder Jeff Bezos di Pasar Seni Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.