Waspada! Kanker Paru juga Bisa Menyerang Perokok Pasif
17 January 2023 |
14:17 WIB
Mungkin selama ini banyak masyarakat yang mengira bahwa kanker paru-paru hanya menyerang mereka yang aktif merokok. Nyatanya, kanker paru-paru juga cukup banyak diderita oleh mereka yang bukan perokok aktif.
Dr. Wong Siew Wei. Senior Consultant Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre mengatakan bawah merokok memang merupakan faktor risiko terbesar untuk kanker paru-paru. Risiko kanker paru seumur hidup pada perokok berat adalah 30 persen. Meski demikian seseorang yang tidak merokok juga bisa terkena kanker paru-paru.
Baca juga: Hari Ini Dalam Sejarah, Kaitan Buruk Rokok dan Kesehatan Pertama Kali Diumumkan
Risiko ini muncul karena seseorang yang sering terpapar asap rokok (perokok pasif), terpapar bahan kimia tertentu, mulai dari polusi udara, asbes, asap diesel, asap batu bara, termasuk adanya riwayat kanker paru-paru dalam keluarga.
“Di negara Asia, mungkin 45 persen kasus kanker paru-paru tidak memiliki riwayat merokok. Namun merokok tetap menjadi penyebab terbesar dari kanker paru-paru,” jelasnya.
Berdasarkan laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) yang dirilis pada Maret 2021, jumlah kasus kanker baru di Indonesia mencapai 396.914 kasus dengan angka kematian mencapai 234.511 orang.
Dari jumlah tersebut, kanker paru-paru menjadi penyumbang kematian tertinggi, yakni mencapai 30.843 orang (13,2 persen), dengan jumlah kasus baru sebesar 34.783. Artinya lebih dari 88 persen pasien kanker paru-paru, tidak bisa terselamatkan.
Meskipun belum ada jenis pengobatan tunggal yang bisa diberikan untuk mengobati kanker, tetapi dengan teknologi yang kian canggih, berbagai perawatan baru yang dilengkapi dengan pendekatan holistic terus berkembang sehingga kesempatan sembuh dan harapan hidup para pasien kanker terus meningkat.
Dr. Wong menjelaskan kanker paru-paru mengacu pada pertumbuhan sel yang tidak terkendali yang melapisi saluran udara di paru-paru. Ada dua jenis utama kanker paru-paru primer yakni kanker paru-paru non sel kecil (NSCLC) dan kanker paru-paru sel kecil (SCLC). Dari seluruk kanker paru-paru yang ditemukan, sekitar 80-85% kanker paru adalah NSCLC.
Dr. Wong Siew Wei mengatakan kanker paru-paru dini memang cenderung tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, itu bisa diambil sebagai bayangan kecil di dada Xray karena alasan lain. Pada banyak kasus, kanker paru-paru yang terdiagnosis biasanya sudah memasuki stadium lanjut.
Salah satu gejala yang khas dari kanker paru adalah batuk berdarah. Selain itu ada beberapa gejala lainnya, termasuk:
Meski demikian, dia menyarankan siapa pun yang mengalami gejala di atas harus segera berkonsultasi dengan dokter. “Saat sudah batuk berdarah maka itu sudah masuk ke saluran darah. Ketika kita menunggu adanya gejala baru ketemu dokter maka biasanya kanker sudah masuk stadium lanjut,” jelasnya.
Baca juga: Kenali Gejala PPOK, Mirip Asma Tetapi Lebih Berbahaya
Editor: Dika Irawan
Dr. Wong Siew Wei. Senior Consultant Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre mengatakan bawah merokok memang merupakan faktor risiko terbesar untuk kanker paru-paru. Risiko kanker paru seumur hidup pada perokok berat adalah 30 persen. Meski demikian seseorang yang tidak merokok juga bisa terkena kanker paru-paru.
Baca juga: Hari Ini Dalam Sejarah, Kaitan Buruk Rokok dan Kesehatan Pertama Kali Diumumkan
Risiko ini muncul karena seseorang yang sering terpapar asap rokok (perokok pasif), terpapar bahan kimia tertentu, mulai dari polusi udara, asbes, asap diesel, asap batu bara, termasuk adanya riwayat kanker paru-paru dalam keluarga.
“Di negara Asia, mungkin 45 persen kasus kanker paru-paru tidak memiliki riwayat merokok. Namun merokok tetap menjadi penyebab terbesar dari kanker paru-paru,” jelasnya.
Berdasarkan laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) yang dirilis pada Maret 2021, jumlah kasus kanker baru di Indonesia mencapai 396.914 kasus dengan angka kematian mencapai 234.511 orang.
Dari jumlah tersebut, kanker paru-paru menjadi penyumbang kematian tertinggi, yakni mencapai 30.843 orang (13,2 persen), dengan jumlah kasus baru sebesar 34.783. Artinya lebih dari 88 persen pasien kanker paru-paru, tidak bisa terselamatkan.
Meskipun belum ada jenis pengobatan tunggal yang bisa diberikan untuk mengobati kanker, tetapi dengan teknologi yang kian canggih, berbagai perawatan baru yang dilengkapi dengan pendekatan holistic terus berkembang sehingga kesempatan sembuh dan harapan hidup para pasien kanker terus meningkat.
Dr. Wong menjelaskan kanker paru-paru mengacu pada pertumbuhan sel yang tidak terkendali yang melapisi saluran udara di paru-paru. Ada dua jenis utama kanker paru-paru primer yakni kanker paru-paru non sel kecil (NSCLC) dan kanker paru-paru sel kecil (SCLC). Dari seluruk kanker paru-paru yang ditemukan, sekitar 80-85% kanker paru adalah NSCLC.
Gejala
Dr. Wong Siew Wei mengatakan kanker paru-paru dini memang cenderung tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang, itu bisa diambil sebagai bayangan kecil di dada Xray karena alasan lain. Pada banyak kasus, kanker paru-paru yang terdiagnosis biasanya sudah memasuki stadium lanjut.Salah satu gejala yang khas dari kanker paru adalah batuk berdarah. Selain itu ada beberapa gejala lainnya, termasuk:
- Batuk terus-menerus
- Infeksi paru berulang
- Batuk darah
- Sakit dada
- Sesak napas
- Suara serak
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
- Kehilangan selera makan
- Kelelahan
- Sakit tulang
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sakit kepala, kebingungan, kelemahan fokal, perubahan visual
Meski demikian, dia menyarankan siapa pun yang mengalami gejala di atas harus segera berkonsultasi dengan dokter. “Saat sudah batuk berdarah maka itu sudah masuk ke saluran darah. Ketika kita menunggu adanya gejala baru ketemu dokter maka biasanya kanker sudah masuk stadium lanjut,” jelasnya.
Baca juga: Kenali Gejala PPOK, Mirip Asma Tetapi Lebih Berbahaya
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.