Aisul juga sempat menjadi Ketua Bidang Seni Rupa – Dewan Kesenian Jakarta periode 2009-2012 (Sumber gambar: Instagram Aisul Yanto)

Sekelumit Kisah Aisul Yanto, Motor Penggerak Seni Rupa di Ibu Kota

16 January 2023   |   14:32 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Bagi para perupa di Jakarta, nama Aisul Yanto tentu sudah tidak asing lagi dalam lanskap kesenian di ibu kota. Seniman yang identik dengan karya-karya abstraknya itu merupakan salah satu sosok yang terus memantik semangat perupa sejak dekade 90-an untuk terus berkarya menjunjung nilai-nilai humanisme. 

Hal inilah yang tampak saat para seniman dan perupa di Jakarta memamerkan karya mereka untuk mengenang sosok yang meninggal pada 14 Oktober 2022 akibat sakit itu. Tak kurang dari 50 lebih seniman ikut berpartisipasi memajang karya mereka dalam pameran In Memoriam Aisul Yanto dan Andi Suandi di Balai Budaya, Jakarta pada 14-22 Januari 2023.

Kepala Galeri Nasional, Pustanto, mengatakan Aisul Yanto merupakan seniman serba bisa dan motivator yang banyak memengaruhi seniman-seniman muda, khususnya dalam memajukan lanskap seni rupa di ibu. Tak hanya itu, Aisul juga merupakan sosok pemikir yang selalu dituangkan, baik dalam tulisan atau karya-karyanya yang abstrak.

"Menurut hemat saya, Aisul Yanto ini merupakan seniman yang harus dijadikan motivasi dan inspirasi bagi generasi muda baik dari segi karya maupun pengkaryaan. Sebab atas jasa dia seni rupa di Indonesia mendapat tempat di hati kita semua," papar Pustanto. 

Baca jugaMengenang Aisul Yanto & Andi Suandi Penggerak Komunitas Seni Rupa di Jakarta
 
 

Hal senada pun diungkapkan oleh Gogor Purwoko, perupa yang dikenal dengan gaya lukis abstrak itu juga mengenang sosok Aisul sebagai orang yang menaungi banyak seniman, khususnya di kalangan Perupa Jakarta Raya (Peruja). Tak hanya itu, Aisul juga sering menjadi simpul penghubung antar berbagai komunitas perupa di Jakarta dan sekitarnya.

"Mas Aisul Yanto itu sempat menjabat ketua Himpunan Pelukis Jakarta (HIPTA) dan dilanjutkan oleh mas Kokok, tapi peran untuk berhubungan dengan berbagai komunitas itu tetap dijembatani oleh Mas Aisul. Hingga suatu ketika dia juga mendapuk Mas Andi Suandi untuk menjadi ketua Peruja," papar Gogor.
 

Kiprah & Karya Aisul Yanto

Adrian Aisul Sugiyanto atau biasa dikenal dengan nama Aisul Yanto itu merupakan seorang perupa kelahiran Sidoarjo yang menempuh pendidikan jurusan Seni Lukis di ASRI Yogyakarta dan jurusan Seni Rupa di Universitas Negeri Surabaya. 

Karier berkeseniannya sebagai peulukis dimulai sejak awal 1980-an. Salah satunya dengan mendirikan Sanggar Sang Timur di Jakarta, Himpunan Pelukis Jakarta (HIPTA), ASTUMUS Kultur, dan Balai Budaya Jakarta Foundation. 

Seiring dengan perjalanannya sebagai perupa, Aisul juga sempat menjadi Ketua Bidang Seni Rupa – Dewan Kesenian Jakarta periode 2009-2012. selain itu, dia juga pernah menjadi Board of Director dalam Jakarta Biennale International XIV (2011) dan Board of Advisor di Perkumpulan Kebudayaan Tritura Yogyakarta (2011).

Sementara itu, dari segi kekaryaan, goresan tangan Aisul Yanto dikenal dengan karakter yang abstrak dengan titik-titik putih yang menggambarkan kekagumannya pada batik. Dalam dekade terakhir, dia pun menghasilkan karya hitam-putih dengan inspirasi kekayaan budaya dan ekspresi batik hitam putih.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Mayek Prayitno, perupa yang menulis pengantar pameran In Memoriam Aisul Yanto dan Andi Suandi. Dia menuturkan, Aisul sering menampilkan karya dengan nilai spiritual dan terkesan meditatif. "Mas Aisul itu banyak dipengaruhi karya motif batik Majapahit, agak spiritual juga, makanya ada banyak titik-titik di karyanya" papar seniman lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.

Adapun, berapa karya Aisul yang populer, seperti Pray for Jakarta. Dalam karya berukuran 120 cm X 148 cm menggunakan media akrilik di atas kanvas itu sang seniman menggoreskan warna-warna yang bertentangan, mulai dari hitam, putih dan merah. Tentu saja dengan titik titik di bagian latar belakang lukisan yang khas ala Aisul.

karya Aisul yanto berjudul Paray for Jakarta (sumebre gambar Balai Budaya Jakarta)

karya Aisul yanto berjudul Pray for Jakarta (sumber gambar Balai Budaya Jakarta)

Kemudian ada juga lukisan berjudul Energy, karya yang dibuat pada 2022 itu seolah melukiskan bagaimana Aisul mengolah harmoni antara makro dan mikro kosmos dalam goresan-goresan abstraknya. Sesuai judulnya lukisan ini juga merefleksikan bagaimana energi yang dimiliki Aisul dicerminkan ulang lewat sebuah lukisan.

Selain dikenal sebagai perupa, Aisul juga kerap berperan sebagai kurator pameran. Salah satunya saat dia menjadi kurator pada Pameran Tunggal Joko Kisworo “BEGJA” yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia pada Juli-Agustus 2022. Tak hanya itu, Aisul juga membuat catatan-catatan mengenai sejarah Balai Budaya Jakarta sebagai salah satu oase kebudayaan yang kian terpinggirkan.

"Mas Aisul ini juga menulis catatan mengenai sejarah Balai Budaya Jakarta yang hingga saat ini masih disimpan. Memang sedianya akan segera dibukukan, karena penting banget, sebab membahas mengenai tempat bersejarah  yang melahirkan banyak tokoh-tokoh sastra dan seni rupa di Indonesia," papar Gogor.

Baca jugaDaftar Pameran Seni Rupa Januari 2023, KamiSketsa hingga Road to Jakarta Biennale

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Bali Trail Running Ultra 2023 Makin Seru dengan Tambahan Kategori Baru

BERIKUTNYA

Jual Ginjal Demi Uang, Pakar Sebut Tak Masuk Akal

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: