Begini Dinamika Seni Rupa di Tanah Air Menurut Kurator
23 April 2022 |
20:30 WIB
Tren pasar seni rupa berbagai negara di dunia terindikasi mulai menggeliat. Penandanya ada di balai lelang maupun berbagai pameran yang berlangsung di galeri-galeri utama. Sayangnya geliat serupa belum begitu terlihat di Indonesia.
Menurut pengajar Program Studi Tata Kelola Seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Mikke Susanto, geliat seni rupa di Tanah Air masih seperti riak kecil. Meskipun terjadi keramaian sejumlah agenda seni seperti Art Jakarta, Artjog atau pameran para perupa di sejumlah galeri di kota-kota besar, belum cukup menandai bergeraknya pasar penjualan karya.
"Saya melihat geliat ini lebih karena presentasi para perupa untuk bertahan agar tak dianggap absen dalam perkembangan," ujarnya saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Menurutnya, realitas tersebut belum menjadi gelombang karena transaksi lukisan yang merupakan karya seni rupa belum sepenuhnya terjadi seperti saat sebelum pandemi. Mikke melihat banyak kolektor yang masih belum bergerak karena efek pandemi, bukan karena seleranya yang rendah.
Oleh karena itu, dia berpendapat semestinya pemerintah membantu dengan cara tertentu agar dapat mendinamisasi pasar penjualan. "Bukan hanya mendukung pada agenda pameran, bisa jadi pembelian karya dan pergerakan infrastruktur seni juga perlu dilakukan," tegas Mikke.
Di sisi lain, kurator seni ini menilai perkembangan kolektor baru di Indonesia jelas terjadi, minimal kualitas dan variasinya, bukan pada kuantitas. Kualitas tersebut bisa ditandai dengan bertambahnya kolektor seni rupa konvensional baik seni modern maupun kontemporer, sampai kolektor digital art seperti Non-Fungible Token (NFT) dan jenis lainnya.
Ya, model kolektor hari ini bukan saja bertandang di pameran tetapi juga berada pada wilayah virtual art. "Bahkan beberapa diantaranya tidak berkenan disebut kolektor, sebab merasa bahwa mengoleksi bukan bagian dari bisnis investasi, hanya sekadar senang dan sporadis, karena mungkin baru mulai," sebut Mikke.
Bicara minat terhadap seni old master, Mikke merasa ada penambahan individu walaupun tidak bisa memastikan jumlahnha. Hal ini katanya bisa dilihat adanya transaksi lukisan-lukisan di balai lelang.
Editor: Fajar Sidik
Menurut pengajar Program Studi Tata Kelola Seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Mikke Susanto, geliat seni rupa di Tanah Air masih seperti riak kecil. Meskipun terjadi keramaian sejumlah agenda seni seperti Art Jakarta, Artjog atau pameran para perupa di sejumlah galeri di kota-kota besar, belum cukup menandai bergeraknya pasar penjualan karya.
"Saya melihat geliat ini lebih karena presentasi para perupa untuk bertahan agar tak dianggap absen dalam perkembangan," ujarnya saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Menurutnya, realitas tersebut belum menjadi gelombang karena transaksi lukisan yang merupakan karya seni rupa belum sepenuhnya terjadi seperti saat sebelum pandemi. Mikke melihat banyak kolektor yang masih belum bergerak karena efek pandemi, bukan karena seleranya yang rendah.
Oleh karena itu, dia berpendapat semestinya pemerintah membantu dengan cara tertentu agar dapat mendinamisasi pasar penjualan. "Bukan hanya mendukung pada agenda pameran, bisa jadi pembelian karya dan pergerakan infrastruktur seni juga perlu dilakukan," tegas Mikke.
Di sisi lain, kurator seni ini menilai perkembangan kolektor baru di Indonesia jelas terjadi, minimal kualitas dan variasinya, bukan pada kuantitas. Kualitas tersebut bisa ditandai dengan bertambahnya kolektor seni rupa konvensional baik seni modern maupun kontemporer, sampai kolektor digital art seperti Non-Fungible Token (NFT) dan jenis lainnya.
Ya, model kolektor hari ini bukan saja bertandang di pameran tetapi juga berada pada wilayah virtual art. "Bahkan beberapa diantaranya tidak berkenan disebut kolektor, sebab merasa bahwa mengoleksi bukan bagian dari bisnis investasi, hanya sekadar senang dan sporadis, karena mungkin baru mulai," sebut Mikke.
Bicara minat terhadap seni old master, Mikke merasa ada penambahan individu walaupun tidak bisa memastikan jumlahnha. Hal ini katanya bisa dilihat adanya transaksi lukisan-lukisan di balai lelang.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.