Jantung Berdebar Tiba-tiba? Waspada Takikardia
11 January 2023 |
19:51 WIB
Jantung tiba-tiba berdebar cepat dan tidak menentu saat beraktivitas atau sedang beristirahat bisa menjadi tanda kondisi kesehatan serius lho, Genhype. Jika mengalaminya, lebih baik segera melakukan pemeriksaan kondisi jantung untuk menghindari hal yang tidak diinginkan
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Vito Anggarino Damay menerangkan, ada beberapa masalah yang bisa terjadi pada jantung. Contohnya gangguan irama jantung atau aritmia. Ini terjadi ketika jantung tiba-tiba berdebar, terasa lompat, tidak berdetak, bahkan sampai pingsan.
Baca juga: 10 Makanan Kaya Protein Bantu Turunkan Berat Badan
Normalnya, detak irama jantung antara 60-100 kali per menit. Jumlahnya akan meningkat saat tegang, sedih, maupun sangat senang. Ketika tidur atau dalam keadaan rileks, detak jantung bisa jauh lebih lambat.
“Jika melebih 100 kali per menit itu takikardia,” ujar Vito dikutip Hypeabis.id, Rabu (11/1/2023).
Aritmia merupakan bagian dari takikardia. Jenis lainnya, yakni takikardia sinus yang biasa terjadi saat seseorang sedang berolahraga. Kondisi ini juga bisa terjadi sebagai respons tubuh terhadap stres, trauma, atau penyakit.
Vito menyebut takikardia biasanya terjadi pada orang yang menderita kelainan hormonal seperti hormon tiroid. Kondisi ini menyebabkan metabolisme tubuh meningkat sehingga penderitanya mudah berkeringat, jantungnya berdebar, mata menonjol dalam tahap tertentu, dan mengalami penurunan berat badan.
“Hati-hati bila rasa debar muncul sendiri tanpa ada penyebab. Hati-hati bila munculnya tidak beraturan,” tegasnya.
Mengutip Mayo Clinic, takikardia juga bisa disebabkan oleh demam, minum alkohol berlebihan, kafein tingkat tinggi, tekanan darah tinggi atau rendah, efek samping obat, merokok, penggunaan obat terlarang, anemia, hingga ketidakseimbangan zat darah yang disebut elektrolit.
Gejalanya selain jantung berdebar, bisa pula mengalami sakit dada, pingsan, pusing, denyut nadi cepat, hingga sesak napas. Beberapa orang terkadang tidak mengalami gejala.
Tanpa gejala ini yang kerap kali ditemukan ketika seseorang pingsan bahkan meninggal pada saat berolahraga. “Ketika olahraga muncul semacam itu, listriknya korsleting,” tuturnya.
Ya, takikardia juga terjadi ketika sinyal elektrik yang mengatur detak jantung tersebut terganggu. Takikardia dapat ditemukan saat pemeriksaan fisik atau tes jantung karena masalah kesehatan lain yang dialami.
Vito menyarankan sebaiknya melakukan pemeriksaan jantung standar seperti Elektrokardiogram (EKG) untuk memastikan kesehatan jantung. Pemeriksaan akan lebih baik lagi dilakukan pada usia 20 tahun. “Kalau baik-baik saja, cek 5 tahun lagi,” sebutnya.
Namun ketika pernah mengalami keluhan seperti detak jantung tidak beraturan bahkan pernah pingsan saat olahraga atau sedang diam, dia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. “EKG selama 7 hari dalam 24 jam. Ketika tidur dan aktivitas, jadi kita bisa tau gangguan irama jantung seperti apa,” jelas Vito.
Baca juga: Cek 5 Manfaat Probiotik Untuk Hidup Lebih Sehat
Editor: Dika Irawan
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Vito Anggarino Damay menerangkan, ada beberapa masalah yang bisa terjadi pada jantung. Contohnya gangguan irama jantung atau aritmia. Ini terjadi ketika jantung tiba-tiba berdebar, terasa lompat, tidak berdetak, bahkan sampai pingsan.
Baca juga: 10 Makanan Kaya Protein Bantu Turunkan Berat Badan
Normalnya, detak irama jantung antara 60-100 kali per menit. Jumlahnya akan meningkat saat tegang, sedih, maupun sangat senang. Ketika tidur atau dalam keadaan rileks, detak jantung bisa jauh lebih lambat.
“Jika melebih 100 kali per menit itu takikardia,” ujar Vito dikutip Hypeabis.id, Rabu (11/1/2023).
Aritmia merupakan bagian dari takikardia. Jenis lainnya, yakni takikardia sinus yang biasa terjadi saat seseorang sedang berolahraga. Kondisi ini juga bisa terjadi sebagai respons tubuh terhadap stres, trauma, atau penyakit.
Vito menyebut takikardia biasanya terjadi pada orang yang menderita kelainan hormonal seperti hormon tiroid. Kondisi ini menyebabkan metabolisme tubuh meningkat sehingga penderitanya mudah berkeringat, jantungnya berdebar, mata menonjol dalam tahap tertentu, dan mengalami penurunan berat badan.
“Hati-hati bila rasa debar muncul sendiri tanpa ada penyebab. Hati-hati bila munculnya tidak beraturan,” tegasnya.
Mengutip Mayo Clinic, takikardia juga bisa disebabkan oleh demam, minum alkohol berlebihan, kafein tingkat tinggi, tekanan darah tinggi atau rendah, efek samping obat, merokok, penggunaan obat terlarang, anemia, hingga ketidakseimbangan zat darah yang disebut elektrolit.
Gejalanya selain jantung berdebar, bisa pula mengalami sakit dada, pingsan, pusing, denyut nadi cepat, hingga sesak napas. Beberapa orang terkadang tidak mengalami gejala.
Tanpa gejala ini yang kerap kali ditemukan ketika seseorang pingsan bahkan meninggal pada saat berolahraga. “Ketika olahraga muncul semacam itu, listriknya korsleting,” tuturnya.
Ya, takikardia juga terjadi ketika sinyal elektrik yang mengatur detak jantung tersebut terganggu. Takikardia dapat ditemukan saat pemeriksaan fisik atau tes jantung karena masalah kesehatan lain yang dialami.
Vito menyarankan sebaiknya melakukan pemeriksaan jantung standar seperti Elektrokardiogram (EKG) untuk memastikan kesehatan jantung. Pemeriksaan akan lebih baik lagi dilakukan pada usia 20 tahun. “Kalau baik-baik saja, cek 5 tahun lagi,” sebutnya.
Namun ketika pernah mengalami keluhan seperti detak jantung tidak beraturan bahkan pernah pingsan saat olahraga atau sedang diam, dia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. “EKG selama 7 hari dalam 24 jam. Ketika tidur dan aktivitas, jadi kita bisa tau gangguan irama jantung seperti apa,” jelas Vito.
Baca juga: Cek 5 Manfaat Probiotik Untuk Hidup Lebih Sehat
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.