Artificial intelligence semakin populer dan banyak dipakai di berbagai bidang (Sumber gambar: Freepik)

7 Prediksi Tren Kecerdasan Buatan 2023, dari AI Generatif hingga Adaptif

11 January 2023   |   13:05 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah eksis sejak beberapa dekade yang lalu. Akan tetapi, boleh dibilang bahwa 2022, khususnya pada pengujung tahun lalu, jadi momentum penting perkembangan, implementasi, dan kesadaran masyarakat terhadap teknologi mutakhir tersebut. AI semakin jadi sorotan. 

Bagaimana tidak, berbagai layanan dan produk berbasis AI digandrungi publik. Sebut saja aplikasi DALL-E yang memungkinkan setiap orang menghasilkan gambar atau lukisan hanya dari perintah kata-kata. Tinggal tulis kalimat tertentu, dan aplikasi yang memanfaatkan kecerdasan artifisial itu akan menciptakan gambar yang sesuai. 

Ada juga ChatGPT, chatbot yang bisa menjawab berbagai pertanyaan, menerangkan sesuatu yang kompleks dengan sederhana, membuat cerita, dan masih banyak lagi. Hal-hal seperti ini membuat kita terkagum-kagum, sekaligus bertanya-tanya sejauh mana kapabilitas AI di dunia nyata saat ini dan masa mendatang. 

Bagaimanapun, AI masih akan terus berkembang lebih jauh lagi. Seperti apa tren teknologi kecerdasan buatan tahun ini? Berikut Hypeabis.id rangkum dari penuturan para ahli dan perusahaan teknologi. Simak yuk!

Baca jugaTren Teknologi 2023: Metaverse Makin Nyata hingga Perkembangan Komputasi Kuantum 
 

1. Demokratisasi AI 

Prinsip utama demokratisasi AI adalah untuk mendorong pemanfaatan teknologi tersebut lebih masif. Jadi, AI tidak hanya diimplementasikan di bidang yang terkait dengan teknologi informasi, tapi sektor lainnya mulai dari kesehatan, pertanian, hingga sosial ekonomi. 

Yishay Carmiel, Founder and CEO Meaning - perusahaan suara berbasis artificial intelligence dan machine learning, menyatakan bahwa akan lebih banyak layanan dan produk AI yang tersedia dalam format yang lebih sederhana serta lebih mudah digunakan. 

“Demokratisasi AI akan membantu menyederhanakan adopsi teknologi ini di semua pasar vertikal, oleh mereka yang memiliki tingkat pengalaman berbeda,” katanya seperti dikutip Enterprise Projects
 

2. AI Generatif Kian Populer 

AI generatif merupakan istilah yang merujuk pada tren teknologi terkait pemanfaatan kecerdasan buatan dengan algoritma pembelajaran, untuk dapat menghasilkan gambar digital, teks, audio, atau kode tertentu. ChatGPT yang sempat disinggung di awal adalah salah satu contoh paling populernya. 

Grace Chang, Founder and CEO Kintsugi Health - perusahaan teknologi AI di bidang perawatan kesehatan mental - menyebut bahwa 2022 jadi tahun ketika AI benar-benar dapat diakses oleh masyarakat umum, dan hal ini akan terus berlanjut pada tahun ini dan seterusnya. 

“Pencapaian dalam arsitektur transformasi seperti DALL-E, Stable, Diffusion, dan ChatGPT akan merevolusi banyak industri pada tahun-tahun mendatang,” katanya dikutip dari Forbes
 

3. Etika AI Jadi Prioritas 

Terlepas dari potensinya yang besar, AI masih memiliki masalah hukum dan etika yang kompleks. Dalam prosesnya, AI membutuhkan data untuk diolah dan dipelajari, dan tidak jarang merupakan data yang bersifat sensitif. Selain itu, karya-karya hasil AI juga dipertanyakan keasliannya, karena sekali lagi didasarkan pada data yang telah ada. 

Meskipun ada ungkapan bahwa teknologi akan selalu ada di depan peraturan, tapi karena AI semakin masif digunakan dalam berbagai konteks kehidupan, perusahaan dan pemerintah makin memprioritaskan praktik pemanfaatan teknologi yang aman dan bertanggung jawab. 

“Saya juga melihat lebih banyak transparansi seputar kasus seperti ini [etika AI] dan mempelajari cara menghindari kesalahan langkah untuk penerapan pada masa mendatang,” kata Carmiel. 
 

4. Edge AI Semakin Marak

Sampai saat ini, mayoritas AI beroperasi secara eksklusif di awan (cloud). Namun, aliran data yang dihasilkan semakin beragam seiring dengan berjalannya proses digitalisasi. Hal ini membutuhkan inferensi waktu nyata, yang akan mendorong lebih banyak pemanfaatan AI ke komputasi tepi atau edge

Perusahaan teknologi Nvidia mengemukakan bahwa 2023 akan jadi tahun Edge AI. Bandara, toko, rumah sakit, dan fasilitas lain akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dengan komputasi tepi, yang bakal menghadirkan efisiensi, otomatisasi, dan pengurangan biaya ketimbang AI berbasis awan konvensional. 

“Edge AI pasti akan menjadi area investasi bagi organisasi yang ingin mendorong otomatisasi dan efisiensi,” demikian pernyataan Nvidia di situs resminya. 
 

5. AI & Keamanan Siber 

Survei yang dilakukan Microsoft dan Gartner menemukan bahwa organisasi yang secara aktif mengelola risiko, privasi, dan keamanan AI mencapai hasil proyek yang lebih baik. Sementara itu, Marketchpost menyebut bahwa AI akan diterapkan pada proyek keamanan siber lebih aktif lagi sepanjang tahun ini. 

Hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh peningkatan penggunaan laptop dan komputer pribadi karyawan untuk mengakses server perusahaan, sehingga rentan terhadap serangan daring. Sistem keamanan tradisional memang masih mampu melindungi server, tapi AI bisa membantu dalam pertempuran melawan serangan dunia maya lebih jauh lagi. 
 

6. AI Adaptif

Perusahaan teknologi Microsoft juga menyatakan bahwa 2023 bakal jadi tahun pionir berkembang pesatnya sistem kecerdasan buatan adaptif. Sistem AI ini akan terus melatih ulang model dan pembelajaran berdasarkan penerapan data input yang ada. 

Hal ini memungkinkan model AI dan aplikasi yang mengandalkannya beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan dalam keadaan dunia nyata baru, yang tidak terduga selama pengembangannya. 
 

7. AI Berkelanjutan 

Futuris bernard Marr menyatakan bahwa pada 2023 banyak perusahaan ditekan untuk mengurangi jejak karbon dan meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan. Dalam hal ini, perlombaan untuk mengadopsi dan mendapatkan keuntungan dari AI bisa menjadi berkah sekaligus penghalang. 

Hingga saat ini, pemanfaatan AI serta semua infrastruktur yang diperlukan masih membutuhkan sumber daya besar, yang menghasilkan emisi dalam jumlah besar pula. Oleh karenanya, upaya berkelanjutan untuk menerapkan lebih banyak infrastruktur bertenaga energi hijau juga merupakan bagian dari upaya menuju AI yang lebih berkelanjutan. 

“Tahun ini, saya berharap melihat dorongan keberlanjutan menuju penerapan inisiatif AI yang ditujukan untuk mengatasi beberapa masalah paling mendekat yang dihadapi planet kita,” katanya. 

Baca jugaTren Web3 & Metaverse 2023: Industri Fesyen dan Hiburan Bakal Adopsi Lebih Masif 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Balada Si Roy Jadi Debut Film Layar Lebar Aktor Muda Abidzar Al Ghifari

BERIKUTNYA

Band Indie Men I Trust Sapa Penggemar Indonesia Maret 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: