Abdullah Suriosubroto sempat mengenyam sekolah kedokteran di Belanda, tapi akhirnya memilih untuk menekuni dunia seni lukis. (sumber gambar koleksi lukisan Presiden Republik Indonesia)

Profil Abdullah Suriosubroto, Maestro Seni Lukis Naturalis di Indonesia

10 January 2023   |   21:53 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Sejarah seni rupa modern Indonesia memiliki deretan nama-nama pelukis terkenal yang karyanya berpengaruh terhadap perupa di generasi berikutnya. Salah satunya yang populer tentu saja Abdullah Suriosubroto, yang dikenal sebagai salah seorang maestro seni lukis naturalis di Indonesia.

Sebagai tokoh legendaris seni rupa Tanah Air, Abdullah merupakan pelukis generasi awal yang turut mempopulerkan aliran Mooi Indie atau Hindia Molek di Indonesia sejak abad ke-20. Dia merupakan ayah dari pelukis legendaris Basoeki Abdullah yang namanya juga harum dikenal di kancah internasional.

Baca jugaProfil dan Karya Terbaik Maestro Seni Rupa S. Sudjojono

Dihimpun dari laman IVAA, Abdullah Suriosubroto lahir di Semarang pada 1878. Dia merupakan anak dari tokoh pergerakan nasional dr. Wahidin Sudirohusodo. Lahir dan tumbuh di kalangan cendekia, tak ayal membuat Abdullah mengenyam pendidikan tinggi, bahkan hingga menuntut ilmu kedokteran di Belanda.

Namun, di tengah masa pendidikannya, Abdullah merasa menjadi dokter bukanlah hal yang diinginkan. Dia pun memutuskan untuk belajar seni lukis di Belanda, untungnya opsi yang dipilih pun berhasil dia tunaikan. Sebab, karya-karyanya kemudian terkenal dan banyak diminati kolektor.

Sepulangnya ke Indonesia, Abdullah pun terus konsisten menggeluti profesinya sebagai pelukis. Karya-karyanya sendiri banyak yang menggambarkan suasana alam dan pemandangan. Gaya lukisannya juga memiliki banyak kemiripan dengan aliran naturalisme di Eropa.

Kurator Mikke Susanto mengatakan, posisi dan peran Abdullah Suriosubroto sendiri dalam sejarah seni rupa lebih sebagai seniman yang turut mengembangkan aliran Mooi Indie di Hindia Belanda. Hal ini tentu saja dari hasil proses belajarnya pada seniman-seniman yang ada di Eropa.

"Posisi dan peran Abdullah Suriosubroto lebih sebagai salah satu contoh perkembangan Mooi Indie. Bukan sebagai perintis atau penemu. Dia hanya mengikuti gaya Mooi Indie karena pengaruh dari apa yang dipelajarinya [saat belajar di Belanda]," papar Mikke Susanto kepada Hypeabis.id.

Karya-Karya Populer
Sekembalinya dari Belanda, Abdullah pun banyak menghabiskan waktunya di Solo, Bandung, dan Yogyakarta agar dekat dengan pemandangan alam sebagai bahan inspirasi karya-karyanya. Tapi, dia akhirnya memilih menetap di Yogyakarta hingga akhir hayatnya pada 1941.

Menurut Mikke, ciri lukisan Abdullah Suriosubroto sendiri banyak didominasi pemandangan alam terbuka dengan lanskap gunung dan persawahan. Selain itu, dia  juga kerap membuat lukisan yang menggambarkan hutan maupun kampung yang ada di Pulau Jawa. 

"Goresannya menjadi pembeda utama jika dibandingkan dengan pelukis Eropa maupun dengan perupa Indonesia lain, seperti Wakidi. Goresan khas hasil kuasnya telah menjadi karakter pribadi yang khas Abdullah Suriosubroto" papar Mikke.
 

(sumber gambar koleksi lukisan Presiden Republik Indonesia)

(sumber gambar koleksi lukisan Presiden Republik Indonesia)

Adapun, beberapa karya terkenal dari Abdullah Suriosubroto yaitu lukisan bertajuk Pemandangan di Djawa Tengah yang dibuat antara tahun 1900-1930. Karya berdimensi 95 cm X 60 cm dengan media cat minyak di atas kanvas ini sebagaimana judulnya melkiskan hamparan sawah terasering dengan latar gunung di kejauhan.

Ada juga pemandangan di Sekitar Gunung Merapi (1900-1930). Masih menggunakan media cat minyak di atas kanvas, lukisan dengan dimensi 95 cm X 59 cm itu juga melukiskan keindahan pemandangan hijaunya sawah di Pulau Jawa yang dapat memanjakan mata para penikmat seni.

Tak hanya itu, beberapa karya lain dari Abdullah Suriosubroto yang yang masih menggambarkan tema-tema keindahan alam Indonesia juga dapat disimak dalam lukisan berjudul Hamparan Sawah (1900), Lukisan Sawah dan Gunung (1930), Scenery (1930), dan Pemandangan Priangan (1935).

Pengaruh Suriosubroto Terhadap Sang Anak
Dalam lanskap seni rupa, gaya melukis Abdullah Suriosubroto pun turut memengaruhi gaya pelukis generasi berikutnya. Sebab, sepulang dari Belanda dia pun sempat menjadi pengawal pelajar Indonesia dalam menerapkan apa yang telah dipelajari di Eropa, termasuk dalam seni lukis. 

Tak hanya itu, dari hasil pernikahannya dengan Raden Nganten Ngadisah, Abdullah Suriosubroto juga memiliki dua dari tiga anak yang sama-sama menjadi perupa. Yaitu Soedjono Abdullah dan Basoeki Abdullah, yang ikut meneruskan bakatnya sebagai seniman lukis.

Mikke menuturkan, gaya melukis Abdullah Suriosubroto juga sangat memengaruhi Basoeki Abdullah dalam proses pengkaryaan. Terlebih, sejak kecil sang anak sudah sering melihat ayahnya melukis pemandangan alam ataupun potret, baik saat berada di rumah atau en plein air langsung di lapangan. 

Baca jugaProfil Affandi, Sang Maestro Lukis Ekspresionisme Tanah Air

"Pengaruhnya [terhadap Basoeki Abdullah] jelas dalam aspek gaya dan pilihan temanya. Gaya naturalisme dan tema pemandangan alam jadi hal penting untuk dicatat," ujar Mikke Susanto.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

4 Fakta Menarik dari Trailer Film Ant-Man and The Wasp: Quantumania

BERIKUTNYA

4 Ide Desain Kamar Tidur Cowok Minimalis dan Cozy

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: