Naturalisme, Aliran seni yang Mengeksplorasi Objek Secara Alami
09 September 2022 |
19:00 WIB
Bagi kalian pencinta karya seni khususnya lukisan, tentu pernah mendengar aliran naturalisme. Mazhab ini merupakan bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alam di sekitar mereka. Secara umum, aliran ini mengangkat tema keindahan pemandangan yang dilukis secara akurat.
Tak hanya itu, seniman juga mengutamakan kemiripan dengan objek agar tampak natural dan realistis.
Dilansir dari visualartcorck aliran naturalisme merupakan respons terhadap romantisisme pada abad ke-19 yang mencoba menggambarkan hal-hal sebagaimana adanya, yang berasal dari kelompok seniman untuk berusaha menggambarkan alam dengan distorsi atau interpretasi.
Baca juga: Cerita di Balik Lukisan-lukisan karya Maestro Koleksi Istana Kepresidenan, dari Raden Saleh hingga Affandi
Naturalisme pernah pernah menjadi tren dominan dalam seni rupa modern di Eropa. Hanya, kemudian secara retrospektif aliran ini dikalahkan oleh aliran impresionisme, yang dianggap membawa warna baru dalam dunia seni rupa.
Sementara itu, dalam sejarahnya di seni rupa modern Indonesia, aliran naturalisme juga sempat menjadi tren lewat pergerakan seni rupa mooi indie, dengan praktik plein air atau melukis pemandangan secara langsung di luar ruangan.
Perkembangan aliran naturalisme juga terlihat dari segi ilmu perspektif jarak jauh. Sebab, para seniman saat berkarya dapat mengaplikasikannya dalam lukisan untuk menggambarkan objek-ojek jad lebih nyata, atau sesuai dengan apa yang mereka lihat.
Lukisan karya Abdullah Suriosubroto memang banyak mengskplorasi keindahan alam atau pemandangan di Indonesia. Beberapa di antaranya seperti, Pemandangan Gunung (1935), Pemandangan di Djawa Tengah (1900-1930), atau Pemandangan di Sekitar Gunung Merapi (1900-1930).
Abdullah banyak menghabiskan waktunya di Solo, Bandung dan Yogyakarta agar dekat dengan pemandangan alam. Namun, dia memilih untuk menetap di Yogyakarta dan terus berkarya hingga akhir hayatnya pada tahun 1941.
Hampir sebagian besar hidup pelukis ini dihabiskan di luar negeri. Salah satunya dengan menetap di Thailand serta Belanda. Baru pada 1974 Basuki Abdullah memutuskan untuk menetap di Jakarta, dan sempat diangkat sebagai pelukis istana oleh Presiden Soekarno.
Beberapa karya Basuki abdullah yang menggambarkan keindahan alam antara lain, Upatjara Pembakaran Djenazah di Bali, (1940-1960), Kawanan Kerbau, (1942), Pemandangan di Kintamani (1950-1964), dan Ombak Semudra (1950-1964).
Dalam perkembangannya, khususnya saat melukis pemandangan alam, Pirngadie memang tidak seproduktif pelukis-pelukis naturalisme lainnya karena lebih banyak memusatkan waktunya sebagai penggambar draf atau ilustrator.
Baca juga: Maestro Seni Lukis Srihadi Soedarsono Berpulang
Editor: Dika Irawan
Tak hanya itu, seniman juga mengutamakan kemiripan dengan objek agar tampak natural dan realistis.
Dilansir dari visualartcorck aliran naturalisme merupakan respons terhadap romantisisme pada abad ke-19 yang mencoba menggambarkan hal-hal sebagaimana adanya, yang berasal dari kelompok seniman untuk berusaha menggambarkan alam dengan distorsi atau interpretasi.
Baca juga: Cerita di Balik Lukisan-lukisan karya Maestro Koleksi Istana Kepresidenan, dari Raden Saleh hingga Affandi
Sejarah Aliran Naturalisme
Sejarah dari seni aliran Naturalisme pada awalnya dikenalkan oleh seorang filsuf dari Ceko bernama John Amos Comenius di awal abad ke-16. Pada saat itu, filsuf ini diyakini sebagai seseorang yang pertama kali memperkenalkan aliran tersebut terutama di dunia pendidikan.Naturalisme pernah pernah menjadi tren dominan dalam seni rupa modern di Eropa. Hanya, kemudian secara retrospektif aliran ini dikalahkan oleh aliran impresionisme, yang dianggap membawa warna baru dalam dunia seni rupa.
Sementara itu, dalam sejarahnya di seni rupa modern Indonesia, aliran naturalisme juga sempat menjadi tren lewat pergerakan seni rupa mooi indie, dengan praktik plein air atau melukis pemandangan secara langsung di luar ruangan.
Perkembangan aliran naturalisme juga terlihat dari segi ilmu perspektif jarak jauh. Sebab, para seniman saat berkarya dapat mengaplikasikannya dalam lukisan untuk menggambarkan objek-ojek jad lebih nyata, atau sesuai dengan apa yang mereka lihat.
Tokoh-Tokoh Aliran Seni Lukis Naturalisme Indonesia
1. Abdullah Suriosubroto
Seniman ini merupakan salah satu pelopor lukisan mooi indie di Hindia Belanda, yang sempat berkembang pada paruh pertengahan abad ke-19 dan awal ke-20. Adapun, mooi indie dipengaruhi oleh romantisme Eropa dan dibawa ke Indonesia bersamaan dengan kolonisasi pada waktu itu.Lukisan karya Abdullah Suriosubroto memang banyak mengskplorasi keindahan alam atau pemandangan di Indonesia. Beberapa di antaranya seperti, Pemandangan Gunung (1935), Pemandangan di Djawa Tengah (1900-1930), atau Pemandangan di Sekitar Gunung Merapi (1900-1930).
Abdullah banyak menghabiskan waktunya di Solo, Bandung dan Yogyakarta agar dekat dengan pemandangan alam. Namun, dia memilih untuk menetap di Yogyakarta dan terus berkarya hingga akhir hayatnya pada tahun 1941.
2. Basoeki Abdullah
Basoeki merupakan anak dari Abdullah Suriosubroto, yang juga seorang pelukis. Dalam perjalanan karier keseniannya, Basoeki memperoleh beasiswa untuk belajar di Akademi Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, Belanda. Dia juga berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun serta meraih sertifikat Royal International of Art (IRA).Hampir sebagian besar hidup pelukis ini dihabiskan di luar negeri. Salah satunya dengan menetap di Thailand serta Belanda. Baru pada 1974 Basuki Abdullah memutuskan untuk menetap di Jakarta, dan sempat diangkat sebagai pelukis istana oleh Presiden Soekarno.
Beberapa karya Basuki abdullah yang menggambarkan keindahan alam antara lain, Upatjara Pembakaran Djenazah di Bali, (1940-1960), Kawanan Kerbau, (1942), Pemandangan di Kintamani (1950-1964), dan Ombak Semudra (1950-1964).
3. R.M Pirngadie
Seniman ini merupakan pelukis berbakat asal Banyumas, Jawa Tengah yang dibesarkan pada mazhab mooi indie. Dia banyak melukis pemandangan alam di Indonesia secara natural, baik suasana pemandangan di sawah atau pun perkampungan.Dalam perkembangannya, khususnya saat melukis pemandangan alam, Pirngadie memang tidak seproduktif pelukis-pelukis naturalisme lainnya karena lebih banyak memusatkan waktunya sebagai penggambar draf atau ilustrator.
Baca juga: Maestro Seni Lukis Srihadi Soedarsono Berpulang
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.