Melirik Peluang Bisnis Reworked Fashion, Baju Seken Jadi Unik & Kece!
04 January 2023 |
11:47 WIB
Selain bisnis pakaian bekas atau thrifting, kini mulai populer juga istilah reworked fashion atau pakaian yang dibuat ulang. Saat ini tak sedikit lapak atau toko pakaian bekas yang menawarkan ragam bentuk baru dari pakaian bekas menjadi lebih menarik dan stylish.
Dengan reworked fashion, satu item baju biasanya akan dimodifikasi sesuai selera dengan cara memotong, menghias, atau bahkan menggabungkan beberapa potong baju menjadi suatu model yang baru.
Salah satu toko pakaian bekas yang menjual baju-baju hasil reworked fashion adalah Bazooqu yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Oleh sang pemilik, Zulfah Nazala, pakaian bekas yang dibeli dari pasar kulakan lantas didesain ulang menjadi model yang baru, unik, dan tidak pasaran.
Baca juga: Tren Pakaian Seken Populer, Bisnis Thrift Shop Masih Menjanjikan
Awalnya, sama seperti penjual lainnya, Zulfah hanya menjual pakaian bekas. Namun, di tengah perjalanan bisnisnya, dia mencoba membuat reworked fashion lantaran ingin menjual pakaian bekas yang unik dan berbeda dengan toko lainnya.
Tak hanya ingin menawarkan pakaian yang unik, dia konsisten menggeluti bisnis reworked fashion ini karena ingin turut memberdayakan para penjahit rumahan di lingkungannya. Seiring dengan besarnya antusiasme konsumen, dia pun kini memiliki empat penjahit yang menjadi mitra bisnisnya.
"[Konsumen] lebih minat reworked [fashion] sekarang. Padahal awal-awal enggak, tapi ketika aku memperkenalkan itu akhirnya permintaannya makin kesini makin banyak," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id.
Zulfah mengatakan ide awal membuat reworked fashion berangkat dari keresahannya lantaran banyaknya limbah kain yang dihasilkan dari bisnis pakaiannya yang lain. Akhirnya, sisa-sisa kain yang ada, dia manfaatkan untuk membuat reworked fashion pada usaha pakaian bekasnya.
Diakui oleh dia bahwa salah satu tujuannya menjalankan bisnis reworked pakaian bekas adalah untuk meminimalisir limbah pakaian. "Jadi aku sangat meminimalisir sampah dari setiap produksi [fesyen] Bazooqu," terangnya.
Tak hanya menawarkan produk reworked fashion, Zulfah juga konsisten memberikan semacam pemahaman (awareness) kepada konsumennya melalui media sosial bahwa bisnis yang digelutinya ini juga bertujuan untuk mengurangi limbah pakaian.
Dalam membuat reworked fashion, dia konsisten untuk mencari pakaian bekas dengan bahan yang nyaman dipakai salah satunya kain knitting, yang dia dapatkan di salah satu sentra thrifting di Bandung, Jawa Barat. Setelah itu, pakaian bekas itu lantas diolah kembali oleh para penjahit menjadi model baru.
Zulfah mengatakan saat ini kebanyakan konsumennya mencari pakaian outer yang lebih fleksibel digunakan dan dipadu padankan dengan item fesyen lain. Hal itu pun membuat Bazooqu saat ini lebih fokus membuat pakaian outer dengan beragam bentuk dan model.
Kendati begitu, dia juga berusaha untuk selalu menawarkan pakaian sesuai dengan tren yang kekinian atau mengikuti permintaan konsumen. "Jadi tergantung kebutuhan pasar sekarang itu apa, dan aku akan banyakin disitu," imbuhnya.
Konsep reworked fashion pun mau tak mau membuat harga pakaian bekas yang dijual ke konsumen menjadi lebih mahal. Zulfah mengaku pada awalnya tak sedikit konsumen yang protes terkait harga.
Namun, dia tetap konsisten menjual pakaian reworked yang menurutnya banyak memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Terbukti, seiring waktu, konsumennya pun mulai banyak berdatangan. Saat ini, Bazooqu bisa menjual 300-350 potong pakaian dalam sebulan dengan rentang harga mulai dari Rp200.000-Rp275.000.
"Keuntungan thrift itu lebih besar dibandingkan bikin brand sendiri. Dulu margin keuntungan aku sekitar 50 persen, tapi sekarang 70 persen karena untuk membangun bisnis aku ke depan," ungkapnya.
Untuk tetap bisa mempertahankan bisnisnya, Zulfah mengatakan penting untuk tetap konsisten menciptakan produk yang berkualitas dalam kondisi apapun. Di setiap kondisi menantang untuk bisnisnya, dia selalu berusaha untuk melakukan perbaikan sekaligus menciptakan inovasi sehingga tetap bisa menarik minat konsumen.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dengan reworked fashion, satu item baju biasanya akan dimodifikasi sesuai selera dengan cara memotong, menghias, atau bahkan menggabungkan beberapa potong baju menjadi suatu model yang baru.
Salah satu toko pakaian bekas yang menjual baju-baju hasil reworked fashion adalah Bazooqu yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Oleh sang pemilik, Zulfah Nazala, pakaian bekas yang dibeli dari pasar kulakan lantas didesain ulang menjadi model yang baru, unik, dan tidak pasaran.
Baca juga: Tren Pakaian Seken Populer, Bisnis Thrift Shop Masih Menjanjikan
Awalnya, sama seperti penjual lainnya, Zulfah hanya menjual pakaian bekas. Namun, di tengah perjalanan bisnisnya, dia mencoba membuat reworked fashion lantaran ingin menjual pakaian bekas yang unik dan berbeda dengan toko lainnya.
Tak hanya ingin menawarkan pakaian yang unik, dia konsisten menggeluti bisnis reworked fashion ini karena ingin turut memberdayakan para penjahit rumahan di lingkungannya. Seiring dengan besarnya antusiasme konsumen, dia pun kini memiliki empat penjahit yang menjadi mitra bisnisnya.
"[Konsumen] lebih minat reworked [fashion] sekarang. Padahal awal-awal enggak, tapi ketika aku memperkenalkan itu akhirnya permintaannya makin kesini makin banyak," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id.
Bisnis & Misi Sosial
Zulfah mengatakan ide awal membuat reworked fashion berangkat dari keresahannya lantaran banyaknya limbah kain yang dihasilkan dari bisnis pakaiannya yang lain. Akhirnya, sisa-sisa kain yang ada, dia manfaatkan untuk membuat reworked fashion pada usaha pakaian bekasnya.Diakui oleh dia bahwa salah satu tujuannya menjalankan bisnis reworked pakaian bekas adalah untuk meminimalisir limbah pakaian. "Jadi aku sangat meminimalisir sampah dari setiap produksi [fesyen] Bazooqu," terangnya.
Tak hanya menawarkan produk reworked fashion, Zulfah juga konsisten memberikan semacam pemahaman (awareness) kepada konsumennya melalui media sosial bahwa bisnis yang digelutinya ini juga bertujuan untuk mengurangi limbah pakaian.
Dalam membuat reworked fashion, dia konsisten untuk mencari pakaian bekas dengan bahan yang nyaman dipakai salah satunya kain knitting, yang dia dapatkan di salah satu sentra thrifting di Bandung, Jawa Barat. Setelah itu, pakaian bekas itu lantas diolah kembali oleh para penjahit menjadi model baru.
Zulfah mengatakan saat ini kebanyakan konsumennya mencari pakaian outer yang lebih fleksibel digunakan dan dipadu padankan dengan item fesyen lain. Hal itu pun membuat Bazooqu saat ini lebih fokus membuat pakaian outer dengan beragam bentuk dan model.
Kendati begitu, dia juga berusaha untuk selalu menawarkan pakaian sesuai dengan tren yang kekinian atau mengikuti permintaan konsumen. "Jadi tergantung kebutuhan pasar sekarang itu apa, dan aku akan banyakin disitu," imbuhnya.
Konsep reworked fashion pun mau tak mau membuat harga pakaian bekas yang dijual ke konsumen menjadi lebih mahal. Zulfah mengaku pada awalnya tak sedikit konsumen yang protes terkait harga.
Namun, dia tetap konsisten menjual pakaian reworked yang menurutnya banyak memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Terbukti, seiring waktu, konsumennya pun mulai banyak berdatangan. Saat ini, Bazooqu bisa menjual 300-350 potong pakaian dalam sebulan dengan rentang harga mulai dari Rp200.000-Rp275.000.
"Keuntungan thrift itu lebih besar dibandingkan bikin brand sendiri. Dulu margin keuntungan aku sekitar 50 persen, tapi sekarang 70 persen karena untuk membangun bisnis aku ke depan," ungkapnya.
Untuk tetap bisa mempertahankan bisnisnya, Zulfah mengatakan penting untuk tetap konsisten menciptakan produk yang berkualitas dalam kondisi apapun. Di setiap kondisi menantang untuk bisnisnya, dia selalu berusaha untuk melakukan perbaikan sekaligus menciptakan inovasi sehingga tetap bisa menarik minat konsumen.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.