Ilustrasi rumah nyaman bagi anak (Sumber gambar: Unsplash/ Josh Applegate)

Anak Tidak Betah di Rumah? Ini yang Perlu Dilakukan

29 December 2022   |   18:40 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Anak-anak sering tidak betah di rumah. Mereka justru lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah, bersama teman-temannya. Buat para orang tua, ada baiknya introspeksi diri untuk mengetahui faktor penyebab hal tersebut. Idealnya, anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah.

Saat anak-anak di rumah, tentu pengawasan orang tua terhadap mereka lebih terjaga. Lain ceritanya, ketika mereka berada di luar rumah. Mereka bisa bertemu dengan siapa saja. Di situlah mereka bisa terpapar hal-hal negatif. 

Baca juga: Begini Tips Mengatasi Anak Drama Saat Ditinggal Pergi Orang Tua

Mengutip Bisnis Indonesia Weekend, Psikolog keluarga Dessy Ilsanti mengatakan, jika rumah tak lagi menjadi tempat yang nyaman bagi anak, orang tua perlu mengecek pangkal persoalannya. Kemungkinan besar yang membuat anak tidak nyaman justru adalah orang tuanya. 
 

ILustrasi anak bermain bersama teman/Freepik

ILustrasi anak bermain bersama teman/Freepik


Salah satu sikap orang tua yang membuat anak tidak betah di rumah adalah keegoisan mereka. Hal itu terlihat dari cara mereka membuat aturan. Di mana aturan tersebut dibuat secara sepihak, tanpa mellibatkan anak. 

“Orang tua harus bisa membayangkan bagaimana kalau anak yang menjalani aturan itu senang atau tidak,” ujar Dessy. 

Untuk mengatasi rasa ketidaknyamanan pada anak, sebelum menerapkan aturan, orang tua terlebih dahulu mengajak anak berdiskusi tentang tujuan aturan itu dibuat. 

Sayangnya, cara ini jarang diterapkan lantaran banyak orang tua yang menganggap remeh kemampuan berpikir anak. Biasanya, orang tua selalu merasa anaknya masih kecil dan belum tahu apa-apa. 

Kendati demikian, memang tak semua anak memiliki pemahaman yang cepat dan dapat mengerti permasalahan orang tua. Hanya, orang tua dapat mencoba mengetahuinya dengan membuka percakapan ringan bersama anak. 

Apabila anak mudah menangkap, berati dia mampu memahami permasalahan orang dewasa dengan cepat. “Anak sekarang lebih maju, kayak bicara umur 15 tahun, padahal umur mereka belum segitu,” kata Dessy. 

Selain memberikan pemahaman akan aturan rumah pada anak, sebenarnya mengajak anak berdiskusi adalah salah satu bentuk melibatkan anak dalam rumah tangga. Sebab, salah satu faktor kenyamanan anak dalam keluarga adalah ketika dirinya merasa dilibatkan dalam pengambilan keputusan. 

Untuk mendapatkan suasana yang nyaman di rumah, orang tua juga perlu mengetahui hal apa saja yang membuat anak senang. Misalnya, jika anak suka nonton televisi, maka orang tua harus mengizinkan. 


Tontonan Anak

Perihal kekhawatiran akan kualitas tontonan anak, orang tua bisa mendampingi dan menjalin komunikasi aktif di depan televisi. “Sambil nonton bisa dibahas bersama anak, jadi ada interaksi. Apapun yang dilakukan bersama anak, upayakan melakukan interaksi,” jelas Dessy. 

Meski begitu, untuk menciptakan kenyaman bagi seluruh anggota keluarga, anak juga perlu mengetahui hal apa yang membuat orang tuanya senang. Jika anak sudah besar, bisa diberikan pemahaman untuk melakukan hal yang disenangi orang tuanya atau anggota keluarga yang lain. 

Dengan memberikan pemahaman tersebut, tambah Dessy, anak perlahan akan mengetahui dan mereka juga menghargai bahwa dalam satu keluarga itu ada ayah, ibu, dan anak yang seharusnya bisa sama sama merasa senang.

 Tak hanya itu, anak juga akan belajar berkorban dengan merelakan hal yang disenanginya untuk sementara. “Kalau bisa senang sama-sama malah bagus, tetapi kalau tidak bisa yah gantian,” tutur Dessy. 

Baca juga: 5 Tips Membuat Anak Remaja Mau Terbuka dengan Orang Tua

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Bukan Sekadar Tempat Memasak, Dapur Kini Juga untuk Berkumpul

BERIKUTNYA

Cara Mudah Mengembalikan Akun YouTube yang Diretas

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: