Rekrutmen Karyawan Kembali Normal, Ini Bidang Pekerjaan Paling Dibutuhkan
28 December 2022 |
21:00 WIB
Selama masa pandemi Covid-19, tak sedikit perusahaan yang terpaksa harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan sebagai bentuk efisiensi seiring dengan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian.
Namun seiring dengan kondisi yang mulai pulih dan optimisme perusahaan terhadap perekonomian nasional yang kian membaik, makin banyak perusahaan yang melakukan proses perekrutan karyawan.
Varun Mehta, COO Indonesia JobStreet mengatakan dalam kondisi saat ini persaingan untuk mendapatkan talenta kian makin meningkat. Karena itulah saat ini perusahaan sudah mulai menyusun strategi untuk menarik dan mempertahankan talenta untuk bisa terus menjadi pilihan utama.
Baca juga: Simak 5 Tips Bikin CV yang Auto Dilirik Perusahaan
Berdasarkan laporan bertajuk 2022-2023 Outlook - Hiring, Compensation, and Benefits Report dari survey yang dilakukan JobStreet by SEEK terhadap personal rekrutmen dari 1.162 perusahaan di Indonesia, lebih dari sepertiga perusahaan sedang aktif melakukan proses rekrutmen.
Dari total tersebut, 50 persen diantaranya akan merencanakan proses perekrutan kembali ke tingkat sebelum pandemi. Sementara itu, 28 persen lainnya melaporkan bahwa perekrutan akan pulih dalam 9 bulan ke depan.
Bahkan, lebih dari 90 persen perusahaan telah merekrut karyawan dalam 6 bulan terakhir, dimana 51 persen diantaranya mempekerjakan staf penuh waktu tetap, dan 47 persen mempekerjakan staf penuh waktu kontrak atau sementara.
Namun, JobStreet mengindikasikan bahwa dampak pandemi yang meliputi munculnya teknologi kerja jarak jauh dan hybrid juga mempengaruhi jenis pekerjaan yang diterima.
Berdasarkan fungsi pekerjaan beberapa bidang pekerjaan yang paling banyak direkrut sebagai pekerjaan penuh waktu antara lain:
Dalam laporan tersebut, JobSteet juga melihat cukup banyak perusahaan yang akan menambah dan mempertahankan jumlah staf kontrak atau pekerja sementara karena dilihat sebagai bagian integral dari tenaga kerja di banyak bisnis. Sementara itu, hanya 5 persen perusahaan yang berencana mengurangi ketergantungan akan staf kontrak dan fokus mempekerjakan karyawan tetap.
Ada tiga alasan utama perusahaan merekrut karyawan kontrak. Pertama, menghemat biaya pegawai (30 persen), kedua untuk melakukan ekspansi bisnis (28 persen), dan keinginan untuk pengaturan kerja yang fleksibel (21 persen).
Adapun untuk lima fungsi pekerjaan paruh waktu yang paling banyak direkrut sebagian besar berada pada fungsi pekerjaan:
Sebagai contoh, selama 12 bulan terakhir tujuh dari sepuluh perusahaan menyediakan bonus berdasarkan performa serta bonus pasti atau secara kontrak, dengan perusahaan menengah yang paling memungkinkan untuk memberikan paling tidak satu jenis bonus dibandingkan dengan perusahaan besar atau kecil, menghubungkan pencapaian dengan bonus, menandakan struktur kompensasi yang lebih berdasarkan output produktivitas.
Menurut Mehta, digitalisasi sumber daya manusia yang memungkinkan transformasi proses SDM akan membuat perusahaan tetap kompetitif, perusahaan harus mempertimbangkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan karyawan serta mampu beradaptasi dengan ekspektasi yang berubah-ubah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
.
Namun seiring dengan kondisi yang mulai pulih dan optimisme perusahaan terhadap perekonomian nasional yang kian membaik, makin banyak perusahaan yang melakukan proses perekrutan karyawan.
Varun Mehta, COO Indonesia JobStreet mengatakan dalam kondisi saat ini persaingan untuk mendapatkan talenta kian makin meningkat. Karena itulah saat ini perusahaan sudah mulai menyusun strategi untuk menarik dan mempertahankan talenta untuk bisa terus menjadi pilihan utama.
Baca juga: Simak 5 Tips Bikin CV yang Auto Dilirik Perusahaan
Berdasarkan laporan bertajuk 2022-2023 Outlook - Hiring, Compensation, and Benefits Report dari survey yang dilakukan JobStreet by SEEK terhadap personal rekrutmen dari 1.162 perusahaan di Indonesia, lebih dari sepertiga perusahaan sedang aktif melakukan proses rekrutmen.
Dari total tersebut, 50 persen diantaranya akan merencanakan proses perekrutan kembali ke tingkat sebelum pandemi. Sementara itu, 28 persen lainnya melaporkan bahwa perekrutan akan pulih dalam 9 bulan ke depan.
Bahkan, lebih dari 90 persen perusahaan telah merekrut karyawan dalam 6 bulan terakhir, dimana 51 persen diantaranya mempekerjakan staf penuh waktu tetap, dan 47 persen mempekerjakan staf penuh waktu kontrak atau sementara.
Namun, JobStreet mengindikasikan bahwa dampak pandemi yang meliputi munculnya teknologi kerja jarak jauh dan hybrid juga mempengaruhi jenis pekerjaan yang diterima.
Berdasarkan fungsi pekerjaan beberapa bidang pekerjaan yang paling banyak direkrut sebagai pekerjaan penuh waktu antara lain:
- Admin & SDM (24 persen)
- Akuntansi (20 persen)
- Penjualan/pengembangan bisnis (19%)
- Pemasaran/branding (18%)
- Teknologi informasi (17%)
Dalam laporan tersebut, JobSteet juga melihat cukup banyak perusahaan yang akan menambah dan mempertahankan jumlah staf kontrak atau pekerja sementara karena dilihat sebagai bagian integral dari tenaga kerja di banyak bisnis. Sementara itu, hanya 5 persen perusahaan yang berencana mengurangi ketergantungan akan staf kontrak dan fokus mempekerjakan karyawan tetap.
Ada tiga alasan utama perusahaan merekrut karyawan kontrak. Pertama, menghemat biaya pegawai (30 persen), kedua untuk melakukan ekspansi bisnis (28 persen), dan keinginan untuk pengaturan kerja yang fleksibel (21 persen).
Adapun untuk lima fungsi pekerjaan paruh waktu yang paling banyak direkrut sebagian besar berada pada fungsi pekerjaan:
- Admin dan SDM (15 persen)
- Pemasaran/branding (14 persen)
- Akuntansi (13 persen)
- Teknologi informasi (12 persen)
- Penjualan/pengembangan bisnis (11 persen).
Sebagai contoh, selama 12 bulan terakhir tujuh dari sepuluh perusahaan menyediakan bonus berdasarkan performa serta bonus pasti atau secara kontrak, dengan perusahaan menengah yang paling memungkinkan untuk memberikan paling tidak satu jenis bonus dibandingkan dengan perusahaan besar atau kecil, menghubungkan pencapaian dengan bonus, menandakan struktur kompensasi yang lebih berdasarkan output produktivitas.
Menurut Mehta, digitalisasi sumber daya manusia yang memungkinkan transformasi proses SDM akan membuat perusahaan tetap kompetitif, perusahaan harus mempertimbangkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan karyawan serta mampu beradaptasi dengan ekspektasi yang berubah-ubah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.