Mencegah kanker serviks dapat dilakukan sedini mungkin (Sumber gambar: Pexels/Anna Tarazevich)

Upaya Pencegahan Kanker Serviks Sejak Dini

26 December 2022   |   07:30 WIB

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit yang mengintai kaum perempuan. Menurut Observasi Kanker Dunia (Globocan) di Indonesia terdapat 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian akibat kanker serviks pada 2020, artinya terdapat 50 kasus terdeteksi setiap hari dengan lebih dari dua kematian setiap jam.

Namun demikian, kanker serviks ini dapat dicegah melalui vaksinasi human papillomavirus (HPV). Vaksinasi HPV sejak usia muda dapat melindungi perempuan dari risiko kanker serviks. Menurut WHO, kanker serviks menduduki peringkat empat jenis kanker yang menyerang perempuan, secara global terdapat 604.00 kasus baru dan 342.000 kematian pada 2020. Dan sekitar 95 persen kanker serviks disebabkan oleh virus HPV melalui aktivitas seksual.

“Menghambat pertumbuhan penyakit dengan meningkatkan akses ke vaksin yang efektif merupakan langkah signifkan untuk meminimalkan penyakit dan kematian yang tidak perlu,” demikian pernyataan WHO.

Baca jugaMinimnya Skrining Dini Jadi Tantangan Penanganan Kanker Serviks di Indonesia

Terkait dengan pencegahan kanker serviks, WHO merevisi rekomendasi pemberian vaksinasi agar lebih banyak anak perempuan mendapat vaksinasi HPV. Rekomendasi tersebut dikeluarkan seiring dengan turunnya cakupan vaksinasi HPV di seluruh dunia

Pada 2019-2021, cakupan vaksinasi dosis pertama turun dari 25% ke 15%. Hal ini artinya lebih dari 3,5 juta remaja putri tidak tercakup dalam vaksinasi HPV pada 2019-2021. Optimisasi jadwal vaksin HPV diharapkan memperbaiki akses untuk mendapatkan vaksin sehingga lebih banyak remaja putri yang dapat divaksinasi, sehingga bisa meringankan beban atas biaya yang  mahal.

Adapun rekomendasi jadwal dari WHO untuk vaksinasi HPV adalah sebagai berikut:
  • Satu atau dua dosis untuk anak perempuan usia 9-14 tahun
  • Satu atau dua doses untuk remaja putri dan perempuan usia 15-20 tahun
  • Dua doses dengan interval 6 bulan untuk perempuan di atas 21 tahun.
  • WHO juga meminta untuk memprioritaskan orang yang memiliki masalah imunocompromise, atau orang dengan HIV AIDs. Orang dengan imunocompromise seharusnya mendapat dua dosis atau bahkan tiga dosis. Target utama vaksinasi HPV adalah untuk anak perempuan usia 9-14 tahun, usia sebelum mereka mengawali aktivitas seksualnya.
 

Faktor Risiko

Sementara itu, Kemenkes mengatakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah kanker serviks adalah dengan mengetahui faktor risikonya itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat menghindari potensi paparan kanker serviks. Adapun faktor risiko kanker leher rahim antara lain:

- Melakukan hubungan seksual pada usia muda, yaitu di bawah 18 tahun.
- Bergonta-ganti pasangan seksual.
- Melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan seksual.
- Merokok ataupun sebagai perokok pasif.
- Infeksi berulang pada jalan kelamin, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin.
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker.
- Adanya riwayat tes pap smear  yang abnormal sebelumnya.
 

Gejala

Adapun, jika seseorang mengalami tanda-tanda berikut, segeralah memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat agar segera mendapat penanganan.
  • Perdarahan vagina. Jika terjadi pendarahan vagina yang ekstrem terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause bisa dicurigai sebagai tanda kanker serviks. Pada tahap awal kanker serviks sering tanpa gejala.
  • Perdarahan saat berhubungan seksual. Jika saat kontak atau bersentuhan ketika berhubungan seksual pada alat vital dan menimbulkan pendarahan atau bahkan mengalami keputihan berat, maka bisa jadi merupakan tanda kanker serviks. Nyeri atau rasa sakit ketika berhubungan seksual juga dapat menjadi tanda.
  • Metastasis: Pada kasus lanjut kanker serviks, mungkin akan muncul metastasis di perut, paru-paru, atau bagian lainnya.
  • Gejala lainnya, seperti kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, sakit kaki, sakit punggung, patah tulang, bahkan hingga kebocoran urin atau feses.

Baca jugaBisakah Penderita Kanker Serviks Hamil?

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Di Rumah Saja? Ini Ide Kegiatan untuk Mengisi Waktu Liburan

BERIKUTNYA

Kaleidoskop 2022: Daftar Entrepreneur yang Bersinar Sepanjang Tahun

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: