Ilustrasi perayaan Natal (Sumber gambar: Unsplash/ Bruno Martins)

Tradisi Unik Perayaan Natal di Indonesia, dari Sumatra hingga Papua

24 December 2022   |   18:00 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam merayakan hari Natal dan Tahun Baru (Nataru). Semarak, sudah pasti. Namun, yang membuatnya unik adalah perayaan Natal di beberapa wilayah ini dibalut sentuhan budaya dan tradisi. Hal ini membuat perayaan Natal tersebut senantiasa dinanti-nanti oleh masyarakat setempat. 

Penasaran seperti apa tradisi perayaan Natal di beberapa daerah? Hypeabis.id sudah punya informasinya untuk kalian, yang dihimpun dari Bisnis Indonesia Weekend. Simak dalam ulasan berikut ini yuk! 

Baca juga: 5 Lagu Natal Paling Populer, Cek Maknanya Yuk!


Sumatra Utara 

Warga Batak Tapanuli di Sumatra Utara, yang mayoritas adalah pemeluk agama Kristen, sudah sejak lama mengenal tradisi Marbinda untuk merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga besar. Marbinda berasal dari kata Binda yang artinya menyembelih hewan dengan cara bergotong royong. 

Marbinda adalah tradisi turun temurun dalam masyarakat suku Batak yang memiliki makna positif. Tradisi ini biasanya mulai dirancang sejak Januari atau Februari setiap tahun dan akan dilaksanakan pada 31 Desember.  Marbinda selalu dilaksanakan saat Natal karena ada nuansa pengorbanan. Natal adalah pengorbanan dan orang Batak ingin menghidupkan suasana pengorbanan itu dalam bentuk tradisi yang nyata. 


Yogyakarta

Ada tradisi unik di Yogyakarta untuk melakukan selebrasi Natal dan Tahun Baru. Biasanya, perayaan diwarnai dengan pertunjukan wayang kulit (wayang wahyu) dengan tema seputar kelahiran Yesus Kristus. Gereja di Yogyakarta juga menggelar ibadah dengan pengantar bahasa Jawa halus. Uniknya, pemuka agama yang memimpin jalannya ibadah biasanya menggunakan pakaian adat Jawa lengkap.

Wayang wahyu adalah wayang yang terbuat dari kulit, sama seperti wayang pada umumnya. Hanya, tokoh-tokoh yang ditampilkan di situ adalah tokoh-tokoh yang ada di kitab suci, baik itu ada dalam perjanjian lama maupun perjanjian baru.

Ada tokoh-tokoh yang ada dalam cerita alkitab seperti cerita tentang penciptaan manusia, sampai nabi Isa atau Yesus. Wayang wahyu berbeda dengan wayang biasa. Wayang wahyu biasanya dipentaskan dalam waktu 2–3 jam, tidak semalam suntuk. 


Jakarta

Rabo-rabo adalah tradisi Natal yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Mayoritas dari mereka adalah keturunan Portugis sejak masih zaman Batavia. Tradisi ini dilakukan dengan berkeliling dari satu rumah ke rumah penduduk lainnya saling bersalaman. 

Setiap berpindah rumah, keluarga dari rumah tersebut ikut rombongan tersebut, sehingga akan membuat semacam iring-iringan yang cukup panjang. Mereka saling bersalaman dan meminta maaf di hari Natal. Setelah itu acara dilanjutkan dengan mengoleskan bedak putih pada wajah penduduk yang ikut dalam rabo-rabo. 

Sekilas mirip dengan tradisi pavali di India yang menggunakan tepung berwarna warni. Selain itu ada juga pertunjukan musik keroncong yang dilaksanakan sepanjang gelaran rabo-rabo. 

Baca juga: Mau Liburan Natal & Tahun Baru Dalam Durasi Lama, Ini Tip Penting yang Tidak Boleh Dilewatkan


Bali

Kendati Bali adalah Provinsi dengan dominasi penduduk beragama Hindu, perayaan Natal dan Tahun Baru di sana tetap tidak kalah semarak. Untuk diketahui, mayoritas pemeluk Kristiani di Pulau Seribu Matahari bermukim di wilayah selatan. 

Berdasarkan catatan budayawan Indonesia asal Prancis, Jean Couteau, dalam bukunya yang berjudul Bali Today: Modernity, perayaan Natal dan Tahun Baru di Bali disemarakkan oleh warga yang berpakaian adat dan menghiasi jalanan dengan penjor perlambang naga Anantaboga.
 
Pengaruh Hindu Bali sangat kental dalam perayaan Natal di Pulau Dewata. Itulah sebabnya, tradisi ala Barat tidak begitu mendominasi semarak selebrasi Natal di kalangan warga Kristiani di provinsi beribu Kota Denpasar itu. 


Toraja

Ada tradisi unik yang biasa dilakukan warga Toraja untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Mereka menggelar perayaan dan festival budaya bernama Lovely December, yang merupakan program dari pemerintah daerah setempat. 

Festival ini meliputi parade tarian massal, karnaval, pertunjukan musik bambu, pesta kuliner, hingga pameran aneka kerajinan tangan. Puncaknya, perayaan dilakukan dengan menyulut kembang api dan prosesi adat yang disebut lettoan. Tradisi ini biasanya dilakukan dengan mengarak babi sebagai simbol budaya yang mewakili tiga dimensi kehidupan. 


Ambon 

Perayaan Natal dan Tahun Baru di Ambon paling semarak diadakan di Negeri Naku, Kecamatan Leitimur Selatan. Mereka mengenal tradisi bernama cuci negeri, yaitu upacara pembersihan dan penyucian diri sebagai perlambang pengampunan dosa. Tradisi tersebut dibuka dengan acara kumpul komunitas marga (soa) untuk menggelar ritual adat masing-masing. 

Setelahnya, warga berkumpul di rumah adat (baileo) sambil melantunkan lagu daerah dan menari diiringi tifa. Biasanya, kaum Hawa membawa serta seserahan yang terdiri atas sirih, pinang, dan minuman tradisional sopi. Selain perayaan tradisional, warga Ambon menyemarakkan malam Natal dengan mendengungkan sirene kapal dan lonceng gereja secara bersamaan. 


Manado 

Perayaan Natal dan Tahun Baru di Manado biasanya berlangsung dalam periode yang cukup panjang, sejak 1 Desember. Pemerintah daerah setempat akan melakukan Safari Natal alias mengikuti ibadah di setiap kecamatan yang berbeda setiap harinya.

Setelah itu, warga Manado akan melanjutkannya dengan pawai dan nyekar untuk membersihkan makam sanak saudara serta kerabat. Pada pekan pertama Tahun Baru, warga Manado menggelar acara kunci taon dengan melakukan pawai keliling kota menggunakan aneka kostum unik. 


Papua 

Seusai ibadah Natal, warga Nasrani di Papua biasanya menggelar tradisi barapen atau memasak babi untuk disantap secara komunal. Selain itu, mereka juga memasak aneka sayuran dan daging di atas batu yang dibakar dengan kayu. Untuk menyalakan api barapen, mereka menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggesek kayu secara berkesinambungan hingga tercipta percikan api. 

Lantas, para lelaki membuat lubang yang diisi batu panas yang sudah membara. Adapun, para perempuan mempersiapkan aneka sayuran untuk dimasukkan ke dalam lubang bersama dengan daging babi. Di atas daging dan daun-daunan itu lantas ditutup lagi dengan batu panas. Di dalam lapisan batu panas tersebut, daging dimasak selama setengah hari. 

Baca juga: 5 Fakta Unik Santa Claus, Tokoh Ikonik Saat Perayaan Natal

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Bisnis Kuliner Susah Naik Kelas? Coba Cek 6 Blind Spot Ini

BERIKUTNYA

Rekomendasi  Wisata Religi di Yerusalem untuk Merayakan Nataru

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: