Mengenal Penyebab & Gejala Demensia
22 December 2022 |
15:20 WIB
Genhype, demensia merupakan penyakit yang mengakibatkan munculnya penurunan daya ingat seseorang. Namun, demensia tidak sama dengan pikun. Sebab, pikun lebih pada perubahan kemampuan berpikir karena pertambahan usia, sedangkan demensia berhubungan dengan rusaknya sel saraf pada otak.
Kondisi demensia terjadi bila otak mengalami kerusakan akibat penyakit, seperti alzheimer atau serangkaian strok. Jadi, demensia ini menggambarkan gejala yang terjadi ketika otak dipengaruhi oleh penyakit atau kondisi lainnya, seperti dikutip dari Alzheimer’s Disease International.
Lantaran berhubungan dengan daya ingat, penyakit demensia sangat memengaruhi keseharian kehidupan seseorang. Seseorang yang mengalami demensia biasanya akan terganggu gaya hidupnya, kemampuan bersosialisasinya, dan aktivitas pekerjaannya.
Alzheimer’s Disease International menyebut bahwa usia menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh. Demensia dapat dialami oleh 1 dari 14 orang yang berusia di atas 65 tahun. Prevalensinya juga meningkat menjadi 1 dari 6 orang yang sudah berusia 80 tahun.
Baca juga: Sering Tertukar, Ini 5 Jenis Demensia yang Perlu Diketahui
Di samping itu, pembawaan genetik juga membawa pengaruh dalam meneruskan demensia ke generasi selanjutnya. Faktor genetik ini bahkan membuat penyakit demensia muncul lebih awal pada seseorang.
Satu penelitian dari National Library of Medicine, yang berbasis di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kekurangan vitamin, terutama vitamin D juga memperbesar kemungkinan seseorang terkena demensia.
Kekurangan vitamin D dapat berpotensi mengakibatkan patogenesis demensia. Hal ini mesti menjadi perhatian khusus karena prevalensi kekurangan vitamin D pada orang dewasa cukup tinggi.
Konsumsi vitamin D yang seimbang bisa membuat seseorang lebih rendah terkena demensia. Sebab, vitamin D rupanya tidak hanya baik untuk kulit, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif.
Baca juga: Mau Kurangi Risiko Demensia? Konsumsi 10 Makanan Ini
Ada beberapa gejala dini dari demensia yang bisa diamati. Jika menemui tanda-tanda ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahu kondisi sebenarnya dan mendapatkan perawatan yang sesuai.
Mengutip informasi dari Kemkes.go.id, gejala demensia yang paling kentara adalah adanya gangguan daya ingat. Tanda-tandanya yang mudah dikenali adalah seseorang jadi lebih mudah lupa dengan kejadian, lupa dengan janji, suka bercerita hal yang sama berulang kali, dan lupa tempat parkir.
Gejala lain yang mudah diamati adalah seseorang menjadi lebih susah merasa fokus. Penderita demensia pada tahap ini akan merasakan sulit melakukan aktivitas yang biasanya dilakukannya, termasuk soal pekerjaannya. Mereka akan membutuhkan banyak waktu untuk mengerjakan sesuatu.
Gejala selanjutnya adalah sering tiba-tiba mengalami disorientasi. Jadi, seseorang akan mendadak bingung sedang berada di mana dan kenapa dirinya di sana. Lalu, tiba-tiba lupa dengan tanggal dan janji dengan seseorang.
Terkadang, gejala demensia juga menyentuh sisi kepribadian. Tanda-tanda awalnya adalah memiliki emosi yang tiba-tiba berudah drastis, menjadi curiga, depresi, takut, mudah kecewa, dan merasa memiliki ketergantungan pada orang lain.
Baca juga: Olahraga Teratur Dapat Mencegah Risiko Demensia
Editor: Roni Yunianto
Kondisi demensia terjadi bila otak mengalami kerusakan akibat penyakit, seperti alzheimer atau serangkaian strok. Jadi, demensia ini menggambarkan gejala yang terjadi ketika otak dipengaruhi oleh penyakit atau kondisi lainnya, seperti dikutip dari Alzheimer’s Disease International.
Lantaran berhubungan dengan daya ingat, penyakit demensia sangat memengaruhi keseharian kehidupan seseorang. Seseorang yang mengalami demensia biasanya akan terganggu gaya hidupnya, kemampuan bersosialisasinya, dan aktivitas pekerjaannya.
Penyebab Demensia
Penyebab dimensia bukanlah faktor tunggal. Penyakit ini sangat mungkin diakibatkan oleh kombinasi dari berbagai hal yang membuat seseorang terkena demensia.Alzheimer’s Disease International menyebut bahwa usia menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh. Demensia dapat dialami oleh 1 dari 14 orang yang berusia di atas 65 tahun. Prevalensinya juga meningkat menjadi 1 dari 6 orang yang sudah berusia 80 tahun.
Baca juga: Sering Tertukar, Ini 5 Jenis Demensia yang Perlu Diketahui
Di samping itu, pembawaan genetik juga membawa pengaruh dalam meneruskan demensia ke generasi selanjutnya. Faktor genetik ini bahkan membuat penyakit demensia muncul lebih awal pada seseorang.
Demensia (Sumber gambar: Freepik)
Satu penelitian dari National Library of Medicine, yang berbasis di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kekurangan vitamin, terutama vitamin D juga memperbesar kemungkinan seseorang terkena demensia.
Kekurangan vitamin D dapat berpotensi mengakibatkan patogenesis demensia. Hal ini mesti menjadi perhatian khusus karena prevalensi kekurangan vitamin D pada orang dewasa cukup tinggi.
Konsumsi vitamin D yang seimbang bisa membuat seseorang lebih rendah terkena demensia. Sebab, vitamin D rupanya tidak hanya baik untuk kulit, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif.
Kenali Gejala Sejak Dini
Bila demensia bisa dideteksi secara lebih dini, peluang seseorang untuk memperlambat proses pikunnya akan lebih besar. Sebab, seseorang bisa melakukan berbagai macam tata laksana pengobatan untuk mengurangi risikonya.Baca juga: Mau Kurangi Risiko Demensia? Konsumsi 10 Makanan Ini
Ada beberapa gejala dini dari demensia yang bisa diamati. Jika menemui tanda-tanda ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahu kondisi sebenarnya dan mendapatkan perawatan yang sesuai.
Mengutip informasi dari Kemkes.go.id, gejala demensia yang paling kentara adalah adanya gangguan daya ingat. Tanda-tandanya yang mudah dikenali adalah seseorang jadi lebih mudah lupa dengan kejadian, lupa dengan janji, suka bercerita hal yang sama berulang kali, dan lupa tempat parkir.
Gejala lain yang mudah diamati adalah seseorang menjadi lebih susah merasa fokus. Penderita demensia pada tahap ini akan merasakan sulit melakukan aktivitas yang biasanya dilakukannya, termasuk soal pekerjaannya. Mereka akan membutuhkan banyak waktu untuk mengerjakan sesuatu.
Gejala selanjutnya adalah sering tiba-tiba mengalami disorientasi. Jadi, seseorang akan mendadak bingung sedang berada di mana dan kenapa dirinya di sana. Lalu, tiba-tiba lupa dengan tanggal dan janji dengan seseorang.
Terkadang, gejala demensia juga menyentuh sisi kepribadian. Tanda-tanda awalnya adalah memiliki emosi yang tiba-tiba berudah drastis, menjadi curiga, depresi, takut, mudah kecewa, dan merasa memiliki ketergantungan pada orang lain.
Baca juga: Olahraga Teratur Dapat Mencegah Risiko Demensia
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.