Ilustrasi demensia. (Dok. Steven HWG dari Unsplash)

6 Gaya Hidup Ini Dapat Meningkatkan Risiko Demensia

24 November 2021   |   07:29 WIB

Berbagai aktivitas yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari ternyata memiliki pengaruh atau dampak bagi tubuh, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu efeknya adalah risiko penyakit demensia yang umumnya terjadi pada orang lansia, tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa bisa mengalaminya.

Dikutip dari Hello Sehat, demensia adalah penyakit pada otak yang terjadi karena berbagai gejala yang memengaruhi fungsi kognitif otak dalam kemampuan mengingat, berpikir, bertingkah laku, dan berbicara. Salah satu jenis demensia yang umum adalah Alzheimer.

Demensia umumnya memengaruhi keseharian karena mengganggu fungsi kognitif otak hingga mengubah kepribadian secara keseluruhan. Meski penyebabnya bervariasi dari kerusakan sel-sel otak hingga kekurangan gizi baik, enam gaya hidup ini punya pengaruh terhadap potensi risiko demensia lho!
 

1. Kurang nutrisi vitamin B12

Beberapa penyebab tingginya risiko demensia adalah kekurangan gizi yang kemudian bisa mengarah pada gangguan sistem metabolisme. Sebagai salah satu nutrisi baik yang diperlukan, vitamin B12 penting untuk menjaga kesehatan otak dan bagian tubuh lain meski tidak memiliki dampak langsung pada fungsi ingatan.

Akan tetapi, kekurangan vitamin ini bisa meningkatkan risiko demensia mulai dari gejala kehilangan ingatan hingga perkembangan gejala demensia pada beberapa orang.
 

2. Remehkan kesehatan jantung

Jantung merupakan anggota tubuh yang vital bagi keberlangsungan kesehatan fisik sehingga sangat penting untuk mulai memerhatikan kesehatan jantung mengingat adanya kasus kematian dini akibat penyakit jantung. 

Selain itu, menjaga kesehatan jantung penting untuk mengurangi risiko demensia karena banyak risiko kesehatan berasal dari kesehatan jantung dan paru-paru yang rendah.
 

3. Gaya hidup menetap atau sedentari

Gaya hidup yang terlalu banyak aktivitas monoton seperti terlalu banyak duduk dan minim aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko kelambatan pada otak. Karena itu, olahraga bisa jadi kegiatan yang baik untuk menjaga ketajaman fungsi otak sehingga tetap baik seiring dengan bertambahnya usia.

Olahraga juga bisa membuat tubuh merilis hormon endorfin, meningkatkan stabilitas detak jantung, serta meningkatkan penyaluran darah ke otak sehingga otak tetap sehat. Untuk melakukannya, Genhype perlu waktu setidaknya 30-40 menit sehari untuk olahraga dan meditasi.
 

4. Terisolasi secara sosial

Meski pandemi cenderung membuta seseorang mengalami isolasi yang ekstrem, perhatikan bahwa hal ini bisa berdampak buruk pada kesehatan terutama kesehatan kognitif. Sejumlah studi telah menemukan adanya keterkaitan tinggi antara isolasi sosial dan kesehatan kognitif yang menurun.

Efeknya pada tubuh adalah tingginya risiko stres, kecemasan, bahkan perkembangan kasus demensia dini. Untuk itu, Genhype perlu kembali bersosialisasi secara sosial di berbagai komunitas agar bisa menjaga kesehatan fisik dan mental.
 

5. Kurang tidur

Selain menyebabkan penurunan kesehatan fisik sebagai akibat dari berkurangnya waktu istirahat, kekurangan tidur juga bisa menyebabkan demensia karena pemulihan tubuh dan otak yang kurang optimal. Lebih lanjut, kekurangan tidur bisa berdampak pada kemampuan memori, penurunan fungsi otak dan kognitif.
 

6. Kelebihan konsumsi alkohol

Enggak hanya berdampak pada kesehatan hati dan jantung, konsumsi alkohol ternyata juga bisa terkait dengan kesehatan otak yang rendah seiring dengan peningkatan risiko demensia. Ini disebabkan karena kandungan alkohol bisa menyebabkan kehilangan memori tahap awal sehingga konsumsi dengan jumlah terbatas perlu dilakukan.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Ini Dia Para Pemenang Program Pfizer Biotech Fellowship

BERIKUTNYA

Candi Barong, Kala Dewa Wisnu dan Dewi Sri Memelihara Bumi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: