Ada Risiko Resesi, Minat Masyarakat untuk Traveling pada Tahun Depan Masih Tinggi

Risiko resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan rupanya tidak menyurutkan minat masyarakat untuk pergi traveling. Menurut hasil riset PegiPegi dalam Travel Report 2022 menyebutkan sebanyak 80 persen responden tetap berencana melakukan pelesiran meski menyadari potensi resesi pada 2023. 

Bahkan, sekitar 62 persen responden sudah memiliki lebih dari tiga rencana perjalanan untuk tahun depan. Sementara sekitar 19 persen responden belum memutuskan terkait rencana traveling mereka pada 2023.

Baca juga: 5 Tips Solo Traveling agar Lebih Aman dan Hemat Budget

Terlepas dari konteks risiko resesi, dari hasil survei ini, PegiPegi mencatat adanya kenaikan minat traveling pada masyarakat sebesar 24 persen, jika dibandingkan dengan data pada  2020. 

Dalam laporan itu, responden yang berencana traveling pada 2021 hanya sekitar 56 persen dan 44 persen lainnya belum memutuskan. Hal ini menunjukkan kekhawatiran akan keamanan dan keselamatan terhadap risiko Covid-19 sudah menurun, seiring pulihnya situasi pandemi yang juga menumbuhkan antusiasme masyarakat berwisata.

Begitupun dengan isu resesi ekonomi global yang cenderung tidak menyurutkan minat masyarakat untuk jalan-jalan.

Adapun, mereka yang berencana traveling pada tahun depan, sekitar 62 persen responden mengaku ingin bepergian menuju destinasi domestik. Disusul 33 persen lainnya yang berencana mengombinasikan destinasi domestik dan internasional untuk agenda traveling mereka.

Preferensi Utama saat Traveling
Survei yang melibatkan 450 responden itu juga melaporkan sekitar 61 persen dari mereka melakukan traveling untuk mengisi waktu liburan. Sedangkan 20 persen responden mengaku traveling lantaran urusan bisnis atau pekerjaan.

Lalu, disusul keperluan silaturahim mengunjungi keluarga atau teman sebesar 11 persen serta sisanya untuk menjalani agenda atau keperluan khusus. 

Ada dua preferensi utama responden ketika traveling. Sebanyak 71 persen responden melakukan traveling karena ingin menikmati momen healing atau refreshing dengan menemukan suasana baru, sedangkan 59 persen dari mereka traveling demi menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta. 
  Perencanaan dan Durasi Traveling
Sebelum traveling, penting untuk merencanakan perjalanan agar kegiatan liburan bisa berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Survei menyebutkan sekitar 27 persen responden merencanakan perjalanan sekitar 3–7 hari sebelum keberangkatan.

Disusul hampir 24 persen responden merencanakan perjalanan 1–2 minggu sebelum keberangkatan, sementara 23 persen responden lainnya merencanakan perjalanannya dalam waktu 1–3 hari.

Mayoritas responden atau sebanyak 85 persen mengutamakan pencarian referensi harga hotel dan tiket transportasi, sementara sebanyak 67 persen responden melakukan pencarian variasi tempat wisata dan kuliner di destinasi tujuan dalam perencanaan traveling. 

Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja, mengatakan temuan tersebut memperlihatkan keterkaitan perencanaan terhadap durasi traveling masyarakat yang cenderung singkat dengan intensitas banyak.

"Selain itu, masyarakat Indonesia cukup sensitif dengan harga tiket transportasi dan akomodasi sehingga menjadikan keduanya sebagai bahan pertimbangan utama untuk traveling," katanya.

Ryan memaparkan dalam melakukan pemesanan untuk perjalanan, pemesanan melalui Online Travel Agent (OTA) diminati oleh sebanyak 87 persen responden survei. Di sisi lain, paparnya, sekitar 38 persen responden juga mengandalkan aplikasi atau situs resmi hotel dan penyedia layanan perjalanan lainnya untuk kebutuhan traveling mereka.

“Kehadiran OTA diminati masyarakat Indonesia karena menawarkan segudang kemudahan dalam melakukan traveling yang sesuai preferensi hanya dengan satu aplikasi. Proses yang ditawarkan pun cepat, sederhana, dan terjangkau. Baik dari variasi produk, fitur, metode pembayaran hingga promo yang menguntungkan," jelasnya.

Editor: Fajar Sidik