James Cameron Siapkan Dokumenter Titanic, Patahkan Debat Soal Peluang Hidup Jack & Rose
20 December 2022 |
16:38 WIB
Sutradara James Cameron membuat dokumenter untuk menyangkal teori penggemar bahwa Jack bisa hidup seandainya dia berpegangan pada pintu apung bersama Rose di akhir film tragedi Titanic (1997). Sejak film ini dirilis, penonton di seluruh dunia bertanya-tanya tentang nasib karakter yang diperankan Leonardo DiCaprio itu.
Untuk memuaskan rasa penasaran penggemar dan mematahkan teori tersebut, Cameron telah melakukan eksperimen ilmiah untuk membuktikan bahwa Rose dan Jack tidak mungkin bertahan hidup di pintu apung yang sama setelah kapal besar itu mulai tenggelam, sebagaimana disebut-sebut banyak fan.
"Kami telah melakukan studi ilmiah guna mematahkan semua [teori] ini untuk selamanya," kata Cameron, dikutip Metro. Dia dan timnya memiliki dua orang dengan berat badan yang sama dengan Rose dan Jack, kemudian menempatkan mereka di atas pintu imitasi, seperti yang digunakan pada film, sambil menjalankan serangkaian tes forensik.
Cameron dan tim meletakkan sensor di seluruh bagian tubuh mereka dan memasukkan keduanya ke dalam air es. Pengujian dilakukan untuk melihat apakah mereka bisa bertahan melalui berbagai metode. "Dan jawabannya adalah, tidak mungkin mereka berdua bisa selamat. Hanya satu yang bisa bertahan," ungkap Cameron.
Baca juga: Sutradara James Cameron Sebut Avatar 2 Terinspirasi dari Kehidupan Tepi Laut Indonesia
Salah satu debat paling terkenal dalam sejarah budaya populer adalah mengapa di akhir film Titanic, Jack harus mati meski tampaknya ada cukup ruang baginya dan Rose untuk berbaring di pintu apung. Sejak film tersebut dirilis pada 1997, banyak sekali penggemar yang menyesali bagaimana salah satu angle kamera menunjukkan bahwa kedua orang itu bisa saja berbaring berdampingan.
Namun, sains adalah fakta yang tak kenal ampun dan sejak itu telah ditunjukkan bahwa secara fisik mustahil bagi kedua kekasih itu bertahan hidup bersama di atas rakit darurat (yang merupakan panel kayu, bukan pintu).
Dalam film Titanic, ditunjukkan saat Jack mencoba untuk naik ke panel, yang lansung miring dan mulai tenggelam, hampir menggulingkan Rose. Jack menyadari bahwa panel itu tidak akan mampu menopang keduanya dan memilih untuk hanya menahan bagian atas tubuhnya.
Sayangnya, cara ini tidak cukup untuk membuatnya tetap hidup karena tubuh Jack dengan cepat menyerah pada hipotermia dan tenggelam ke dasar lautan. Adapun, dalam perkembangan terbaru, film dokumenter tersebut akan ditayangkan di National Geographic pada Februari 2023, dan Cameron tampaknya senang bahwa debat teori tentang nasib Jack akhirnya akan terpatahkan untuk selamanya.
“Mungkin, setelah 25 tahun, saya tidak perlu berurusan dengan ini lagi,” katanya, menambahkan bahwa terlepas dari apakah Jack dapat bertahan, dia harus mati untuk memenuhi narasi film tersebut. “Ini [Titanic] adalah film tentang cinta dan pengorbanan dan kefanaan. Cinta diukur dengan pengorbanan,” imbuhnya.
Kabar perilisan dokumenter ini datang bersamaan dengan rencana perayaan 25 tahun film Titanic pada Februari mendatang. Pemenang Oscar dan fenomena box office itu juga akan kembali ditayangkan di bioskop seluruh dunia pada Hari Valentine tahun depan.
Versi remastered akan tersedia di bioskop dalam format 3D 4K HDR dan frame rate tinggi, disusul dengan Disney yang akan merilis film ini secara internasional mulai 10 Februari 2023. Semoga Titanic bisa turut tayang ulang di bioskop Indonesia ya, Genhype!
Baca juga: James Gunn Buka Suara Usai Dihujat Netizen Terkait Nasib Henry Cavill
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Untuk memuaskan rasa penasaran penggemar dan mematahkan teori tersebut, Cameron telah melakukan eksperimen ilmiah untuk membuktikan bahwa Rose dan Jack tidak mungkin bertahan hidup di pintu apung yang sama setelah kapal besar itu mulai tenggelam, sebagaimana disebut-sebut banyak fan.
"Kami telah melakukan studi ilmiah guna mematahkan semua [teori] ini untuk selamanya," kata Cameron, dikutip Metro. Dia dan timnya memiliki dua orang dengan berat badan yang sama dengan Rose dan Jack, kemudian menempatkan mereka di atas pintu imitasi, seperti yang digunakan pada film, sambil menjalankan serangkaian tes forensik.
Cameron dan tim meletakkan sensor di seluruh bagian tubuh mereka dan memasukkan keduanya ke dalam air es. Pengujian dilakukan untuk melihat apakah mereka bisa bertahan melalui berbagai metode. "Dan jawabannya adalah, tidak mungkin mereka berdua bisa selamat. Hanya satu yang bisa bertahan," ungkap Cameron.
Baca juga: Sutradara James Cameron Sebut Avatar 2 Terinspirasi dari Kehidupan Tepi Laut Indonesia
¡Fans de #Titanic! Pulgar arriba si ustedes también creen que Jack se podía salvar. pic.twitter.com/dgSgyhHcfX
— Cinépolis (@Cinepolis) February 6, 2014
Salah satu debat paling terkenal dalam sejarah budaya populer adalah mengapa di akhir film Titanic, Jack harus mati meski tampaknya ada cukup ruang baginya dan Rose untuk berbaring di pintu apung. Sejak film tersebut dirilis pada 1997, banyak sekali penggemar yang menyesali bagaimana salah satu angle kamera menunjukkan bahwa kedua orang itu bisa saja berbaring berdampingan.
Namun, sains adalah fakta yang tak kenal ampun dan sejak itu telah ditunjukkan bahwa secara fisik mustahil bagi kedua kekasih itu bertahan hidup bersama di atas rakit darurat (yang merupakan panel kayu, bukan pintu).
Dalam film Titanic, ditunjukkan saat Jack mencoba untuk naik ke panel, yang lansung miring dan mulai tenggelam, hampir menggulingkan Rose. Jack menyadari bahwa panel itu tidak akan mampu menopang keduanya dan memilih untuk hanya menahan bagian atas tubuhnya.
Sayangnya, cara ini tidak cukup untuk membuatnya tetap hidup karena tubuh Jack dengan cepat menyerah pada hipotermia dan tenggelam ke dasar lautan. Adapun, dalam perkembangan terbaru, film dokumenter tersebut akan ditayangkan di National Geographic pada Februari 2023, dan Cameron tampaknya senang bahwa debat teori tentang nasib Jack akhirnya akan terpatahkan untuk selamanya.
“Mungkin, setelah 25 tahun, saya tidak perlu berurusan dengan ini lagi,” katanya, menambahkan bahwa terlepas dari apakah Jack dapat bertahan, dia harus mati untuk memenuhi narasi film tersebut. “Ini [Titanic] adalah film tentang cinta dan pengorbanan dan kefanaan. Cinta diukur dengan pengorbanan,” imbuhnya.
Kabar perilisan dokumenter ini datang bersamaan dengan rencana perayaan 25 tahun film Titanic pada Februari mendatang. Pemenang Oscar dan fenomena box office itu juga akan kembali ditayangkan di bioskop seluruh dunia pada Hari Valentine tahun depan.
Versi remastered akan tersedia di bioskop dalam format 3D 4K HDR dan frame rate tinggi, disusul dengan Disney yang akan merilis film ini secara internasional mulai 10 Februari 2023. Semoga Titanic bisa turut tayang ulang di bioskop Indonesia ya, Genhype!
Baca juga: James Gunn Buka Suara Usai Dihujat Netizen Terkait Nasib Henry Cavill
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.