Ilustrasi bisnis barang bekas. (Sumber gambar: Cottonbro Studio/Pexels))

Hypereport: Hobi Jadi Cuan, Yuk Intip Keuntungan Bisnis Thrift Shop Online

18 December 2022   |   19:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Bagi sebagian orang barang bekas mungkin tidak memiliki nilai dan berakhir di tempat sampah. Namun, bagi pelaku thriftshop hal itu justru jadi peluang, sebab mereka bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dengan modal minim, para pelaku bisnis tersebut berhasil mereguk cuan melimpah.

Thrifting memang kembali ngetren. Fenomena membeli barang preloved ini sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia dengan nama-nama berbeda di setiap daerah. Tapi, seiring pandemi tren thrift shop online akhirnya digemari lagi kalangan anak-anak muda.

Baca jugaMinat Masyarakat Merawat Anabul Tinggi, Bisnis Pet Grooming Menjanjikan

Barang yang bisa dibeli pun bermacam-macam, seperti pakaian, sepatu, topi,  elektronik, hingga celana. Bahkan mereka tak malu menyebut barang-barang yang dikenakan dari hasil berburu di pasar loak atau thrifting online.

Baca laporan khusus terkait:
Bisnis Afiliasi, Saat Ketekunan & Personal Branding Menentukan Kesuksesan
Meraih Cuan dari Usaha Dropshipper
Geliat Konten Kreator, Bukan Sekadar Cuan Singkat Lalu Tenggelam

Adalah Abdurahman (26) yang memutuskan untuk mengumpulkan cuan dari bisnis barang-barang preloved sejak 2019. Hal itu memang berawal dari hobinya yang sering membeli barang seken, hingga kemudian banyak temannya yang ingin membayar baju yang dipakai.

"Waktu itu gua beli barang second buat diri sendiri, dan pas dipake ke kerjaan banyak temen yang mau beli, dari situlah gua berpikir kenapa nggak jualan barang second aja," papar Amang, panggilan akrab Abdurahman kepada Hypeabis.id.

Akhirnya dengan modal sekitar Rp1,5 juta Amang kemudian  membeli 8-10 item baju seken. Dia hunting dari pedagang-pedagang pakaian bekas di kawasan Jakarta, termasuk Pasar Senen dan Kebayoran, untuk kembali dijual secara online di lapak medsosnya.

Setelah dilaundry dan difoto, Amang pun akan memajangnya di lapak Instagram @SecondRoomJakarta yang dia kelola. Umumnya barang-barang yang dijual di lapak tersebut adalah jaket, sweater, hoodie, hingga crewneck. Adapun, range harga yang dijual bervariasi, mulai dari Rp50.000 sampai Rp700.000.

Meski tidak mau memerinci berapa omset yang didapat dalam sebulan, tapi dia mengakui bahwa thrift shop merupakan bisnis menjanjikan. Sebab dengan modal sedikit hasil yang didapat cukup besar. Barang-barang tersebut, papar Amang, juga tidak akan basi, karena tren fesyen selalu berputar.

"Karena gua masih home store ni ya bang, gua sih bakal terus jalanin [bisnis ini] sebab gak bakalan rugi dan gak bakalan basi sih untuk barang-barang yang gua jual," imbuhnya.


Tak Hanya Pakaian Bekas

Lain ladang lain belalang, peluang tren usaha thrift shop juga dilihat oleh Kahfi. Namun, lelaki berumur 28 itu lebih condong pada bisnis sepatu Docmart second yang belakangan juga digandrungi banyak kalangan di Tanah Air.

Kahfi biasanya mencari preloved Docmart dengan berselancar di medsos lalu menjualnya kembali di platform yang sama dengan mengambil keuntungan dari selisih harga beli. Strategi komunikasi yang baik dan hoki juga banyak berpengaruh pada bisnis ini.

"Kalau di Docmart ini untung-untungan sih, aku pernah dapat sepatu dengan harga Rp300.000, tapi karena langka pas aku jual lagi bisa laku sampai Rp1,8 juta, ya sangat menguntungkan jadinya," papar Kahfi saat ditemui Hypeabis.id.

Adapun, mengenai omset, dia mengaku bisa bisa mengeruk keuntungan hingga Rp10 juta per bulan, baik pada pembeli domestik dan mancanegara lewat akun Instagramnya @bonaaa12. Keuntungan lain dari berjualan sepatu tersebut adalah dia sendiri bisa memakainya untuk hangout.

Senada, Yosef (34) yang menjual sepatu Docmart second juga berhasil meraup keuntungan. Tapi, berbeda dengan Kahfi yang hanya menjual satuan, lelaki asal Bekasi itu turut bermain di partai besar alias karungan dengan mengambil langsung barang dari Thailand, sehingga keuntungan yang didapat bisa lebih besar.

Bahkan, dari bisnis yang dimulai sejak 2016 tersebut, saat ini sudah bisa membuka toko sepatu second di daerah tempat tinggalnya yang dikelola bersama temannya. Tak main-main, lewat usaha thrift shop ini dia mengaku bisa meraup keuntungan sampai Rp200 juta per bulan dari hasil penjualan online di  Instagram @nouna_calling dan jualan langsung.

"Dari segi strategi dagang saya hanya mengunakan medsos, seperti feeds di Instagram, bikin giveaway, atau sayembara di toko dengan melihat momen yang sedang berkembang di masyarakat," papar Yosef saat ditanya kiat sukses bisnisnya.


Dilema Thrift Shop

Abdul Ghofar, pengkampanye Urban dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nasional mengungkap tren thrift shop sebenarnya beririsan dengan gaya hidup zero waste. Tapi jika tidak disikapi dengan bijak, fenomena tersebut justru menimbulkan masalah baru di masyarakat.

"Perlu dicatat, kritik khusus untuk tren thrift shop ini jika tidak diimbangi dengan perilaku konsumen yang baik alias konsumsinya berlebihan juga akan menimbulkan dampak lingkungan yang sama saja dengan beli di fast fashion," papar Ghofar saat dihubungi Hypeabis.

Baca juga: Bisnis Tanaman Hias Menjanjikan, Modal Rp4 juta, Untung Rp40 Juta

Tak hanya itu, tren bisnis thrift shop juga disebut mengancam keberlangsungan industri tekstil domestik karena harganya yang lebih murah. Untuk itulah beberapa kalangan menyarankan pemerintah agar membuat regulasi khusus mengenai impor barang tersebut.

"Yang problematis di sini adalah bisnis thrifting ini kan campur, ada yang masuk secara legal dan ilegal. Saya sendiri mengakui bahwa ada ketentuan khusus untuk mengimpor barang-barang second hand karena masuk kategori limbah," tutur Ghofar.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Jangan Panik, Begini Cara Tangani Cedera Engkel

BERIKUTNYA

Episode 13 Reborn Rich Pecah Rekor, Do-jun Khawatir Nasib Jin Yang-cheol

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: