Hypereport: Totalitas Penggemar di Balik Fanatisme Idol K-Pop
24 October 2022 |
06:30 WIB
K-Pop menjadi salah satu genre musik yang semakin populer. Lahir bersamaan dengan munculnya boy group bernama Seo Taiji and Boys pada 1992, eksistensi K-Pop terus menanjak hingga masuk panggung dan penghargaan internasional. Terbaru, American Music Awards (AMAs) merilis kategori Artis K-Pop Favorit pada tahun ini.
Eksistensi K-Pop ini tidak lepas dari kerja keras para musisi maupun agensi yang terlibat di dalamnya. Namun, pengaruh besar juga hadir dari kalangan penggemar. Fanatisme mereka punya peranan besar untuk turut serta membesarkan nama boy group dan girl group dari Negeri Ginseng itu.
Baca juga: Artis K-Pop Favorit Jadi Kategori Baru American Music Awards, Cek Daftar Lengkap Nominasinya
Tas yang dibeli April bernama MUTE BOSTON BAG. Tas ini mendapat julukan sold out king karena mampu terjual habis kurang dari waktu satu menit saat dirilis pada Januari 2022. Tas kulit buatan V BTS itu didominasi warna coklat dengan detail hijau di beberapa bagian dan dipermanis dengan scarf bermotif bunga.
April juga membeli satu set aksesori berupa bros buatan V BTS yang dirilis bersamaan dengan tas. "Gue ngeluarin Rp3 juta bersih dan itu semua Taehyung made in. Kalau yang ngeluarin ultimate bias gue Tuan Muda Kim Taehyung, enggak akan mikir dua kali, gue beli," tegas salah satu fans BTS yang dikenal sebagai ARMY ini kepada Hypeabis.id.
Pegawai bank berusia 28 tahun ini turut mengoleksi berbagai merchandise original BTS, termasuk album mereka. Menurutnya, ada kepuasan tersendiri ketika mengoleksi barang-barang tersebut, terutama jika dirancang khusus oleh para member boy group yang bersangkutan.
"Bangga, bahagia bisa dapetin barang yang mereka ikut bikin," imbuhnya.
April menyebut, terkadang merchandise BTS seperti photocard member yang didapatnya dari album pun bisa dijual kembali. Uang hasil penjualan biasanya dipakai untuk membeli produk BTS terbaru, ikut kegiatan ARMY, hingga tabungan untuk menonton konser.
Pada 2019 lalu, April pun nekat terbang ke Korea Selatan ketika BTS melakukan comeback dengan album baru di sebuah stasiun televisi. Dia juga mendatangi tempat-tempat yang pernah disinggahi RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan Jungkook itu.
Baca juga: Pecah! Konser BTS Yet to Come in Busan Ditonton 49 Juta Orang Secara Daring
Sejauh ini, April mengaku tidak memiliki anggaran khusus untuk kegiatan fangirling-nya itu. Namun, dia rela mengeluarkan banyak duit untuk hal-hal yang berkaitan dengan BTS. "Kalau Bangtan konser di sini (harga tiketnya) Rp7 juta, gue siap keluarin buat nonton mereka doang," tegasnya.
April sudah menjadi ARMY sejak 2013 lalu, tepatnya saat dia duduk di bangku kuliah semester akhir. Dia tertarik dengan lagu-lagu BTS yang membangkitkan semangatnya sebagai seorang introver. Bisa dibilang, BTS mengantarkannya untuk memiliki banyak teman.
April menjalin pertemanan dengan banyak orang melalui grup-grup di media sosial dan aplikasi pesan singkat. Pertemanan di jaringan internet tersebut terbawa hingga ke dunia nyata. Dia kerap ikut kegiatan para fan BTS seperti merencanakan proyek perayaan ultah para member atau boy group tersebut.
Pertemanan ini membawa pengaruh positif bagi hidupnya. Sebab, ARMY kerap terlibat aksi-aksi kemanusiaan. Beberapa waktu lalu, ARMY Indonesia mampu mengumpulkan donasi Rp447 juta dalam waktu dua hari untuk para korban tragedi Kanjuruhan. "Kita cukup aktif buat bikin penggalangan dana," tutur April.
Beragam kegiatan positif itu, dinilainya, cukup mampu mengurangi pandangan negatif masyarakat awam terhadap fans K-Pop. Menjadi penggemar BTS, lanjutnya, merupakan sebuah kebanggan karena bisa bertumbuh bersama di tengah hujatan dan pandangan sinis.
Saat ini, banyak media yang memudahkan interaksi antara idola dan penggemar. Seperti SM Entertainment yang meluncurkan aplikasi Kwangya Club. "Jadi kenapa kadang fans bisa seloyal itu sama idolanya, ya karena kita sering ngerasa dapat kekuatan dari idolanya. Mereka sudah bikin kita happy," kata Aghata Khrisdiya.
Tidak jauh berbeda dengan mereka yang fanatik terhadap sepak bola maupun klubnya, penggemar K-Pop juga rela mengeluarkan biaya dan tenaga untuk memenuhi hasrat dari hal yang disukainya itu. Tidak terkecuali Aghata yang menyukai boy group asuhan SM Entertainment, NCT Dream, sejak 2018.
Sebagai NCTZen, dia rutin mengeluarkan uang rata-rata hampir Rp1 juta per bulannya untuk membeli album, photocard, marchandise, dan langganan Lysn, aplikasi seluler yang dibuat oleh perusahaan Korea Selatan Dear U khusus untuk SM Entertainment. Saat ini, aplikasi tersebut melebur menjadi Kwangya Club.
"Kalau ada konser, bisa lebih besar sih pengeluarannya. Sekitar Rp5 jutaan, buat beli tiket dan persiapan lainnya," ungkapnya.
Dahulu sempat kalap, tetapi kini Aghata mengaku sudah mengerem hasrat untuk terburu-buru membeli produk dari NCT Dream yang dirilis. Belakangan dia memilih untuk menunggu sekitar 2-3 bulan karena harganya bisa jauh lebih murah dibandingkan periode awal peluncuran.
Untuk photocard, Agatha membeli langsung dari penjual di Korea. Ada beberapa grup pemesanan di Line yang bisa dimanfaatkan. Harganya semakin murah jika pembelian dilakukan bersama-sama, karena ongkos kirim dan pajak bisa dibagi rata. Terkait merchandise, sampai sekarang dia memilih ikut sistem PO (pre-order) karena harganya bisa 2-3 kali lebih murah daripada harga awal.
Sistem PO memang membutuhkan waktu lama. Kendati demikian, ketika sudah menerima merchandise yang cepat habis karena terbatas itu, Agatha mengaku sangat senang. "Apalagi kalau dapetin member yang kita mau. Karena udah nunggu lama, jadi happy aja sih pas unboxing. Kalau beli album, juga seneng aja pas liat photobook-nya, terus dapetin photocard-nya," katanya. .
Selain mengoleksi barang yang berkaitan dengan NCT Dream, Aghata juga rela merelakan uang berlebih untuk menonton konser mereka. Bahkan dia ikut kelas bahasa Korea via online yang bekerja sama dengan salah satu institute di Korea.
Baca juga: NCT Dream is Coming, Cek Ketersediaan Tiket Konser & Line Up Korean Wave 2022 Malam Ini
Begitu pula Farisah Nurul Fathya, yang rela terbang ke Singapura beberapa waktu lalu hanya untuk menonton konser grup idola kesayangannya, SEVENTEEN. Padahal, akhir September lalu, dia sudah bertemu para member grup asuhan Pledis Entertainment itu di Jakarta dalam konser serupa, bertajuk Be The Sun.
Hampir Rp10 juta dihabiskan hanya untuk melihat aksi panggung mereka, termasuk biaya akomodasi. "Aku rela nabung buat nonton konser mereka di Jakarta dan aku bela-belain ke Singapura buat ngeliat mereka konser," ucap Farisah.
Menjadi Carat, fans SEVENTEEN pada 2021, dia termasuk pemilih ketika membeli cenderamata para idolanya. Dia hanya membeli apa yang menurutnya menarik termasuk album, photocard, dan light stick yang disebut Carbong. Dia juga tidak memiliki anggaran khusus untuk belanja kebutuhan fangirling-nya itu. "Beli kalau ada uang lebih aja," imbuhnya.
Namun, yang pasti ketika mendapatkan merchandise official SEVENTEEN yang proses pengirimannya membutuhkan waktu berminggu-minggu, ada kesenangan atau kebanggaan tersendiri di benaknya.
Simak liputan khusus tentang Fandom K-Pop terkait berikut ini:
- Kpopers, Dimulai dari Fandom hingga Kekuatan Nyata Media Sosial (1)
- Fenomena Fandom K-Pop, Misi & Aktivitas Sosial (2)
- Fanatisme Idola K-Pop dan Kegaduhan Fan War di Ruang Maya (4)
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Eksistensi K-Pop ini tidak lepas dari kerja keras para musisi maupun agensi yang terlibat di dalamnya. Namun, pengaruh besar juga hadir dari kalangan penggemar. Fanatisme mereka punya peranan besar untuk turut serta membesarkan nama boy group dan girl group dari Negeri Ginseng itu.
Baca juga: Artis K-Pop Favorit Jadi Kategori Baru American Music Awards, Cek Daftar Lengkap Nominasinya
BTS
Mayoritas penggemar K-Pop mendukung idola mereka dengan segenap jiwa dan raga, tidak termasuk rela mengeluarkan banyak materi. Misalnya Aprilly Adinda Gayatri, wanita yang mengaku sebagai istri member BTS Kim Tae-hyung alias V, tidak segan-segan mengeluarkan uang jutaan untuk sebuah tas rancangan idolanya itu.Tas yang dibeli April bernama MUTE BOSTON BAG. Tas ini mendapat julukan sold out king karena mampu terjual habis kurang dari waktu satu menit saat dirilis pada Januari 2022. Tas kulit buatan V BTS itu didominasi warna coklat dengan detail hijau di beberapa bagian dan dipermanis dengan scarf bermotif bunga.
Mute Boston Bag (Sumber gambar: dok. Aprilly Adinda Gayatri)
Pegawai bank berusia 28 tahun ini turut mengoleksi berbagai merchandise original BTS, termasuk album mereka. Menurutnya, ada kepuasan tersendiri ketika mengoleksi barang-barang tersebut, terutama jika dirancang khusus oleh para member boy group yang bersangkutan.
"Bangga, bahagia bisa dapetin barang yang mereka ikut bikin," imbuhnya.
April menyebut, terkadang merchandise BTS seperti photocard member yang didapatnya dari album pun bisa dijual kembali. Uang hasil penjualan biasanya dipakai untuk membeli produk BTS terbaru, ikut kegiatan ARMY, hingga tabungan untuk menonton konser.
Pada 2019 lalu, April pun nekat terbang ke Korea Selatan ketika BTS melakukan comeback dengan album baru di sebuah stasiun televisi. Dia juga mendatangi tempat-tempat yang pernah disinggahi RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan Jungkook itu.
Baca juga: Pecah! Konser BTS Yet to Come in Busan Ditonton 49 Juta Orang Secara Daring
Sejauh ini, April mengaku tidak memiliki anggaran khusus untuk kegiatan fangirling-nya itu. Namun, dia rela mengeluarkan banyak duit untuk hal-hal yang berkaitan dengan BTS. "Kalau Bangtan konser di sini (harga tiketnya) Rp7 juta, gue siap keluarin buat nonton mereka doang," tegasnya.
April sudah menjadi ARMY sejak 2013 lalu, tepatnya saat dia duduk di bangku kuliah semester akhir. Dia tertarik dengan lagu-lagu BTS yang membangkitkan semangatnya sebagai seorang introver. Bisa dibilang, BTS mengantarkannya untuk memiliki banyak teman.
April menjalin pertemanan dengan banyak orang melalui grup-grup di media sosial dan aplikasi pesan singkat. Pertemanan di jaringan internet tersebut terbawa hingga ke dunia nyata. Dia kerap ikut kegiatan para fan BTS seperti merencanakan proyek perayaan ultah para member atau boy group tersebut.
Pertemanan ini membawa pengaruh positif bagi hidupnya. Sebab, ARMY kerap terlibat aksi-aksi kemanusiaan. Beberapa waktu lalu, ARMY Indonesia mampu mengumpulkan donasi Rp447 juta dalam waktu dua hari untuk para korban tragedi Kanjuruhan. "Kita cukup aktif buat bikin penggalangan dana," tutur April.
Beragam kegiatan positif itu, dinilainya, cukup mampu mengurangi pandangan negatif masyarakat awam terhadap fans K-Pop. Menjadi penggemar BTS, lanjutnya, merupakan sebuah kebanggan karena bisa bertumbuh bersama di tengah hujatan dan pandangan sinis.
NCT Dream
Tidak dapat dimungkiri, idola K-Pop ini terkadang memberi kekuatan bagi para penggemarnya. Tidak sedikit dari mereka yang stres atau merasa lagi berada di titik terendah, mampu bangkit karena terhibur dengan karya musik dan tayangan kegiatan para idol asal Korea Selatan itu.Saat ini, banyak media yang memudahkan interaksi antara idola dan penggemar. Seperti SM Entertainment yang meluncurkan aplikasi Kwangya Club. "Jadi kenapa kadang fans bisa seloyal itu sama idolanya, ya karena kita sering ngerasa dapat kekuatan dari idolanya. Mereka sudah bikin kita happy," kata Aghata Khrisdiya.
Tidak jauh berbeda dengan mereka yang fanatik terhadap sepak bola maupun klubnya, penggemar K-Pop juga rela mengeluarkan biaya dan tenaga untuk memenuhi hasrat dari hal yang disukainya itu. Tidak terkecuali Aghata yang menyukai boy group asuhan SM Entertainment, NCT Dream, sejak 2018.
Sebagai NCTZen, dia rutin mengeluarkan uang rata-rata hampir Rp1 juta per bulannya untuk membeli album, photocard, marchandise, dan langganan Lysn, aplikasi seluler yang dibuat oleh perusahaan Korea Selatan Dear U khusus untuk SM Entertainment. Saat ini, aplikasi tersebut melebur menjadi Kwangya Club.
"Kalau ada konser, bisa lebih besar sih pengeluarannya. Sekitar Rp5 jutaan, buat beli tiket dan persiapan lainnya," ungkapnya.
Merchendise NCT Dream (Sumber gambar: dok. Aghata Khrisdiya)
Untuk photocard, Agatha membeli langsung dari penjual di Korea. Ada beberapa grup pemesanan di Line yang bisa dimanfaatkan. Harganya semakin murah jika pembelian dilakukan bersama-sama, karena ongkos kirim dan pajak bisa dibagi rata. Terkait merchandise, sampai sekarang dia memilih ikut sistem PO (pre-order) karena harganya bisa 2-3 kali lebih murah daripada harga awal.
Sistem PO memang membutuhkan waktu lama. Kendati demikian, ketika sudah menerima merchandise yang cepat habis karena terbatas itu, Agatha mengaku sangat senang. "Apalagi kalau dapetin member yang kita mau. Karena udah nunggu lama, jadi happy aja sih pas unboxing. Kalau beli album, juga seneng aja pas liat photobook-nya, terus dapetin photocard-nya," katanya. .
Selain mengoleksi barang yang berkaitan dengan NCT Dream, Aghata juga rela merelakan uang berlebih untuk menonton konser mereka. Bahkan dia ikut kelas bahasa Korea via online yang bekerja sama dengan salah satu institute di Korea.
Baca juga: NCT Dream is Coming, Cek Ketersediaan Tiket Konser & Line Up Korean Wave 2022 Malam Ini
SEVENTEEN
Merchendise SEVENTEEN (Sumber gambar: dok. Farisah Nurul)
Hampir Rp10 juta dihabiskan hanya untuk melihat aksi panggung mereka, termasuk biaya akomodasi. "Aku rela nabung buat nonton konser mereka di Jakarta dan aku bela-belain ke Singapura buat ngeliat mereka konser," ucap Farisah.
Menjadi Carat, fans SEVENTEEN pada 2021, dia termasuk pemilih ketika membeli cenderamata para idolanya. Dia hanya membeli apa yang menurutnya menarik termasuk album, photocard, dan light stick yang disebut Carbong. Dia juga tidak memiliki anggaran khusus untuk belanja kebutuhan fangirling-nya itu. "Beli kalau ada uang lebih aja," imbuhnya.
Namun, yang pasti ketika mendapatkan merchandise official SEVENTEEN yang proses pengirimannya membutuhkan waktu berminggu-minggu, ada kesenangan atau kebanggaan tersendiri di benaknya.
Simak liputan khusus tentang Fandom K-Pop terkait berikut ini:
- Kpopers, Dimulai dari Fandom hingga Kekuatan Nyata Media Sosial (1)
- Fenomena Fandom K-Pop, Misi & Aktivitas Sosial (2)
- Fanatisme Idola K-Pop dan Kegaduhan Fan War di Ruang Maya (4)
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.