Minat Masyarakat Merawat Anabul Tinggi, Bisnis Pet Grooming Menjanjikan
08 December 2022 |
20:34 WIB
Meningkatnya minat dan hobi masyarakat untuk memelihara hewan peliharaan turut membuat bisnis jasa perawatan atau yang biasa disebut pet grooming kian menjanjikan. Dalam pet grooming, hewan peliharaan khususnya anabul (anak bulu, istilah untuk anjing atau kucing) mendapatkan layanan mandi hingga perawatan.
Menurut survei tentang kepemilikan hewan peliharaan yang dilakukan oleh Rakuten Insight pada Januari 2022, 67 persen responden di Indonesia menyatakan bahwa mereka memiliki setidaknya satu hewan peliharaan.
Sementara itu, 23 persen di antaranya menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan, dan 10 persen sisanya sempat memelihara meskipun kini tidak lagi.
Owner Risepet, Selly Sulisthia, mengatakan bahwa semenjak pandemi, bisnis perawatan hewan peliharaan atau pet grooming mengalami peningkatan. Hal ini didorong lantaran terbatasnya ruang gerak masyarakat di luar rumah, membuat mereka justru mulai memberikan perhatian lebih kepada hewan peliharaan mereka.
"Banyak yang tiba-tiba beli pet karena kan di rumah saja mungkin bosan atau nambah peliharaan," katanya kepada Hypeabis.id, belum lama ini.
Selly mengatakan bahwa saat ini rata-rata dalam sebulan, dia bisa menerima sekitar 400-450 ekor anjing untuk melakukan perawatan grooming, dengan rata-rata harian sebanyak 15-17 ekor.
Dari sekian banyak anjing, Selly mengatakan bichon frise merupakan salah satu jenis yang memerlukan perawatan khusus terutama dalam urusan styling. Sebab, menurutnya, di Indonesia, masih jarang pet shop yang bisa melakukan styling terhadap anjing bichon frise, sehingga harga perawatannya cukup mahal.
Baca juga: Pencinta Hewan Peliharaan Masuk, Begini Fasilitas & Harga Kamar Pet Hotel
Dia pun menuturkan bahwa secara garis besar layanan-layanan yang ditawarkan untuk pet grooming terdiri atas basic grooming, full grooming (termasuk styling), dan perawatan tambahan.
Untuk jenis perawatan basic grooming, umumnya akan meliputi menggunting kuku hewan, membersihkan telinga, mencukur bulu di beberapa bagian tertentu, mandi, blow, hingga menyisir bulu. Sementara itu, untuk perawatan full grooming terdiri atas seluruh tahapan basic grooming ditambah dengan styling seperti cukur hingga pewarnaan bulu.
Adapun, baik untuk perawatan basic maupun full grooming, Selly menuturkan bahwa tren minat kedua layanan tersebut saat ini masih seimbang, tergantung pada kebutuhan pemilik dan hewan peliharaannya. Sebab, menurutnya, seiring waktu, pemilik hewan peliharaan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan kesehatan dan penampilan anabul.
"Pet owner itu makin anggap anjingnya kaya anak. Makanya petshop yang berkualitas itu akan lebih dicari," imbuhnya.
Meski pertumbuhan bisnis pet grooming di Indonesia kian berkembang, Selly menuturkan hal itu tidak diiringi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk jasa perawatan anabul itu sendiri.
Menurutnya, di Indonesia, masih terbatas tenaga kerja grooming atau groomer yang terlatih dan tersertifikasi dari sekolah atau lembaga pelatihan grooming yang saat ini baru bisa didapatkan dari sekolah pet grooming berstandar internasional.
Padahal, lanjutnya, prospek bisnis pet grooming di Indonesia masih menjanjikan. Kondisi ini lantas membuat para pemilik usaha pet grooming pun biasanya akan menempuh pendidikan khusus di luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. "Kalau di luar negeri itu, setiap pet shop, groomer-nya sudah certified. Karena sekolahnya sudah jalan banget," ucapnya.
Baca juga: Manfaat Punya Hewan Peliharaan, Hapus Kebiasaan Mager hingga Pengaruhi Mood
Hal itulah yang membuat Selly akhirnya membuat Grooming Academy dibawah naungan JGA Grooming Academy dari Malaysia, serta NGKC (China Grooming Association) & Barkleigh Association. Di sekolah grooming itu, para peserta akan menjalani program pelatihan sebagai groomer untuk styling anjing, yang nantinya mendapatkan sertifikat berstandar internasional.
Editor: Roni Yunianto
Menurut survei tentang kepemilikan hewan peliharaan yang dilakukan oleh Rakuten Insight pada Januari 2022, 67 persen responden di Indonesia menyatakan bahwa mereka memiliki setidaknya satu hewan peliharaan.
Sementara itu, 23 persen di antaranya menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan, dan 10 persen sisanya sempat memelihara meskipun kini tidak lagi.
Owner Risepet, Selly Sulisthia, mengatakan bahwa semenjak pandemi, bisnis perawatan hewan peliharaan atau pet grooming mengalami peningkatan. Hal ini didorong lantaran terbatasnya ruang gerak masyarakat di luar rumah, membuat mereka justru mulai memberikan perhatian lebih kepada hewan peliharaan mereka.
"Banyak yang tiba-tiba beli pet karena kan di rumah saja mungkin bosan atau nambah peliharaan," katanya kepada Hypeabis.id, belum lama ini.
Selly mengatakan bahwa saat ini rata-rata dalam sebulan, dia bisa menerima sekitar 400-450 ekor anjing untuk melakukan perawatan grooming, dengan rata-rata harian sebanyak 15-17 ekor.
Dari sekian banyak anjing, Selly mengatakan bichon frise merupakan salah satu jenis yang memerlukan perawatan khusus terutama dalam urusan styling. Sebab, menurutnya, di Indonesia, masih jarang pet shop yang bisa melakukan styling terhadap anjing bichon frise, sehingga harga perawatannya cukup mahal.
Baca juga: Pencinta Hewan Peliharaan Masuk, Begini Fasilitas & Harga Kamar Pet Hotel
Dia pun menuturkan bahwa secara garis besar layanan-layanan yang ditawarkan untuk pet grooming terdiri atas basic grooming, full grooming (termasuk styling), dan perawatan tambahan.
Untuk jenis perawatan basic grooming, umumnya akan meliputi menggunting kuku hewan, membersihkan telinga, mencukur bulu di beberapa bagian tertentu, mandi, blow, hingga menyisir bulu. Sementara itu, untuk perawatan full grooming terdiri atas seluruh tahapan basic grooming ditambah dengan styling seperti cukur hingga pewarnaan bulu.
Adapun, baik untuk perawatan basic maupun full grooming, Selly menuturkan bahwa tren minat kedua layanan tersebut saat ini masih seimbang, tergantung pada kebutuhan pemilik dan hewan peliharaannya. Sebab, menurutnya, seiring waktu, pemilik hewan peliharaan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan kesehatan dan penampilan anabul.
"Pet owner itu makin anggap anjingnya kaya anak. Makanya petshop yang berkualitas itu akan lebih dicari," imbuhnya.
Ilustrasi pet grooming (Sumber gambar: Gustavo Fring/Pexels)
Tenaga Kerja Terlatih
Meski pertumbuhan bisnis pet grooming di Indonesia kian berkembang, Selly menuturkan hal itu tidak diiringi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk jasa perawatan anabul itu sendiri.Menurutnya, di Indonesia, masih terbatas tenaga kerja grooming atau groomer yang terlatih dan tersertifikasi dari sekolah atau lembaga pelatihan grooming yang saat ini baru bisa didapatkan dari sekolah pet grooming berstandar internasional.
Padahal, lanjutnya, prospek bisnis pet grooming di Indonesia masih menjanjikan. Kondisi ini lantas membuat para pemilik usaha pet grooming pun biasanya akan menempuh pendidikan khusus di luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. "Kalau di luar negeri itu, setiap pet shop, groomer-nya sudah certified. Karena sekolahnya sudah jalan banget," ucapnya.
Baca juga: Manfaat Punya Hewan Peliharaan, Hapus Kebiasaan Mager hingga Pengaruhi Mood
Hal itulah yang membuat Selly akhirnya membuat Grooming Academy dibawah naungan JGA Grooming Academy dari Malaysia, serta NGKC (China Grooming Association) & Barkleigh Association. Di sekolah grooming itu, para peserta akan menjalani program pelatihan sebagai groomer untuk styling anjing, yang nantinya mendapatkan sertifikat berstandar internasional.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.