Ilustrasi parfum (Sumber gambar: Freepik)

Melihat Geliat Parfum Lokal yang Makin Digemari di Dalam Negeri

14 December 2022   |   18:32 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Aroma tubuh sama pentingnya dengan pakaian. Percuma pakaian seseorang terlihat menarik, tetapi saat didekati berbau badan tidak enak. Pentingnya kesadaran tentang parfum membuat industri ini tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir ini.

Fragrance Expert Sannia Alatas mengatakan market parfum di Indonesia jika dibandingkan dengan Thailand atau Korea Selatan terbilang masih lebih kecil. Namun, pelan-pelan marketnya mulai tumbuh. Sempat menurun saat pandemi, tetapi ketika mobilitas mulai meninggi pangsa pasarnya pun ikut naik.

Di dalam negeri, brand-brand internasional masih punya penggemar yang kuat. Akan tetapi, munculnya banyak merek parfum lokal pelan-pelan mulai menggebrak pasar. Sannia menyebut kini brand parfum lokal bahkan sedang mengarah menjadi market leader di negara sendiri.

Baca jugaMau Bisnis Parfum? Yuk Belajar dari Pemilik Brand Minyak Wangi Lokal Ini

“Bukan hanya karena harga lebih murah. Beberapa parfum bahkan harganya bersaing dengan brand luar. Kalau boleh berpendapat, parfum lokal lebih diminati karena umumnya wanginya lebih bold dan berani,” ujar Sannia kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.

Sannia mengatakan pertumbuhan pangsa parfum di Indonesia juga terbantu dengan memudarnya stigma laki-laki soal perawatan diri. Kini laki-laki sudah tidak terlalu tabu untuk merawat diri dan tercium wangi.

Sementara itu, Fragrance Evaluator Mariam Malahayati mengatakan sejalan dengan pertumbuhan pasar, masyarakat Indonesia kini telah punya pengetahuan yang lebih soal parfum. Memakai parfum tidak hanya biar wangi, tetapi orang Indonesia mulai menyukai aroma tertentu bahkan memilih sesuai dengan karakternya.

Mala mengatakan tren wewangian saat ini sedang mengarah ke natural. Beberapa brand mulai mengusung wewangian yang didominasi green. Selain itu, wewangian lain, seperti sweet, cokelat, moka, oud, dan vanila, juga tetap memiliki penikmat yang tak lekang waktu.

Ramzy Haidar Co-Founder House of Medici mengatakan bisnis parfum di Indonesia masih sangat menjanjikan. Saat ini pasar parfum Indonesia bukan hanya disesaki oleh brand-brand luar negeri saja.

Dalam beberapa tahun terakhir, brand-brand lokal mulai bermunculan dan menambah ramai dunia wewangian di Indonesia. Hal itu juga dirasakan oleh House of Medici, brand lokal ini terus mengalami pertumbuhan penjualan setiap tahunnya.

Pada tahun pertama berdiri, yakni 2020, penjualan parfum House of Medici sudah menyentuh Rp500 juta. Kini, pada 2022, penjualan per September sudah menembus Rp725 juta.

Ada beberapa faktor yang membuat penjualan brand parfum lokal terus bertumbuh. Dari segi produk, House of Medici selalu melakukan diferensiasi. Hal itu memantik Youtuber untuk me-review produknya sehingga lebih dikenal publik. Selain itu, brand lokal juga banyak mendapat dukungan dari komunitas fraghead (pencinta parfum) yang merekomendasikan produk-produknya.

Namun, di tengah pertumbuhan industri parfum di Indonesia, Ramzy menilai sejumlah brand lokal tampak masih kesulitan mencari identitas. Mayoritas masih bermain dengan aroma-aroma yang mirip dengan brand parfum ternama. Tidak salah, tetapi sudah seharusnya brand parfum lokal punya identitas sendiri dan tidak terus-terusan membuat wewangian yang aman.

“Secara bisnis, industri parfum lokal lagi tumbuh banget. Hal itu didukung pasar yang juga mulai eksplore parfummerek lokal. Namun, sayangnya sejumlah merek lokal masih membuat wewangian yang mirip dan asal semua orang suka,” ujar Ramzy.

Reza Irwansyah, Co-Founder House of Medici, menambahkan pertumbuhan parfum lokal sangat eksponensial dalam dua tahun terakhir. Bukan hanya dari sisi pangsa pasar saja, melainkan pemain parfum lokal pun ikut bertambah pesat.

Saat ini sejumlah merek lokal bahkan sudah menjadi market leader. Mereka yang menjadi market leader ialah yang berani membuat original scent dan unik. Namun, gairah parfum lokal yang makin naik ini juga dibarengi tantangan yang tidak mudah.

Soal persaingan dengan brand luar, secara kualitas sillage, projection, dan longevity (SPL) parfum dalam negeri tidak kalah. Market share parfum lokal juga terus naik setiap tahun setelah beberapa tahun selalu dominasi brand luar.

Namun, perbedaan utama ialah soal harga. Reza mengatakanmerek luar dan merek lokal saat ini cenderung mengambil market yang berbeda.  Brand luar, terutama parfum desainer, masih mendominasi pangsa pasar kelas atas. Adapun brand lokal saat ini kebanyakan masih bersaing di level kelas menengah dan bawah.

“Brand lokal masih menargetkan market yang bolong tersebut, yakni yang sudah tertarik parfum, tetapi belum rela mengeluarkan uang jutaan,” imbuh Reza.

Baca jugaRahasia Wangi Seharian, Begini Cara Pakai Parfum yang Benar

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Statistik dan Rekor Pertemuan Prancis vs Maroko, Ajang Pembuktian Gengsi bagi Mbappe

BERIKUTNYA

Dari Korea Hingga Lokal, Intip Makanan Viral Sepanjang 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: