Wih, Budaya Jawa Ternyata Bisa Jadi Media Pembelajaran Leadership
03 July 2021 |
19:18 WIB
Sementara itu, ajaran delapan unsur Hasta Brata yang melambangkan kepemimpinan juga diajarkan kepada peserta yang terdiri dari unsur bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan dan bintang.
Misalnya, seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi dan kokoh, layaknya samudra, pemimpin adalah sosok yang membuka mata dan pikiran secara luas, serta langit yang merupakan simbol bagi luasnya ilmu pengetahuan mana kala seorang pemimpin harus bisa membagikan ilmu itu kepada orang lain.
Alat musik tradisional Gamelan bahkan juga menjadi media dari pelatihan ini. Gamelan digunakan sebagai media untuk mengolah rasa, daya pikir, kreativitas, serta hubungan harmonis dengan alam.
Para peserta akan terjun langsung memainkan gamelan dan secara tidak langsung akan melakukan kerja sama tanpa harus bicara satu sama lain. Melalui hal seperti itulah, seorang pemimpin harus bisa banyak menyimak dan mengobservasi dengan nurani mereka serta memahami diri sendiri sejauh apa mereka sudah memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.
Tidak jauh berbeda dengan itu, kegiatan membatik juga digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengolah rasa, daya pikir, kreativitas serta hubungan harmonis dengan alam.
Editor: Roni Yunianto
Misalnya, seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi dan kokoh, layaknya samudra, pemimpin adalah sosok yang membuka mata dan pikiran secara luas, serta langit yang merupakan simbol bagi luasnya ilmu pengetahuan mana kala seorang pemimpin harus bisa membagikan ilmu itu kepada orang lain.
Para peserta Wikasatrian sedang memainkan alat musik gamelan (Dok. Wikasatrian)
Alat musik tradisional Gamelan bahkan juga menjadi media dari pelatihan ini. Gamelan digunakan sebagai media untuk mengolah rasa, daya pikir, kreativitas, serta hubungan harmonis dengan alam.
Para peserta akan terjun langsung memainkan gamelan dan secara tidak langsung akan melakukan kerja sama tanpa harus bicara satu sama lain. Melalui hal seperti itulah, seorang pemimpin harus bisa banyak menyimak dan mengobservasi dengan nurani mereka serta memahami diri sendiri sejauh apa mereka sudah memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.
Tidak jauh berbeda dengan itu, kegiatan membatik juga digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengolah rasa, daya pikir, kreativitas serta hubungan harmonis dengan alam.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.