Karakter Lucille Bell (kiri) dalam film Being The Richardos. (Dok. Amazon Studios)

5 Hal Kepemimpinan dari Lucille Ball dalam Film 'Being the Ricardos'

26 December 2021   |   16:14 WIB

Sejak penayangannya pada 10 Desember 2021, film Being the Ricardos yang dibintangi oleh Nicole Kidman dan Javier Bardem menarik perhatian karena kisah tentang pasangan fenomenal Hollywood, Lucille Ball dan Desi Arnaz, yang penuh dengan pasang surut kehidupan.

Dengan latar waktu selama periode syuting untuk sitkom I Love Lucy yang hits di tahun 1950an, Being the Ricardos melihat proses keduanya untuk mempersiapkan sitkom tersebut sekaligus melihat lebih dalam tentang gambaran kehidupan keduanya di balik layar.

Salah satu aspek kehidupan yang muncul adalah posisi Lucille Ball yang kemudian dikenal sebagai salah seorang pemimpin perempuan di tengah banyak perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ini lima hal yang bisa dipelajari dari Ball dari film tersebut.
 

1. Punya kendali besar

Baik dalam kisah nyata maupun film, Lucille Ball tidak hanya dikenal sebagai wajah dari sitkom I Love Lucy, tapi juga sebagai petinggi di dalam rumah produksi Desilu Productions yang dibangunnya bersama Desi Arnaz yang kala itu merupakan suaminya. Dengan ini, dia punya peran besar di dalam tayangan tersebut.

Beberapa di antaranya adalah kendali besar terhadap kreativitas hingga pemilihan Arnaz yang merupakan keturunan Kuba untuk bermain bersamanya dalam sitkom tersebut.
 

2. Punya branding diri yang kuat

Dengan populernya sitkom I Love Lucy, Ball menjadi salah satu nama besar di acara tersebut selama beberapa generasi dengan nama karakter yang dekat dengan namanya di kehidupan nyata. Kepopuleran Ball yang besar membuat adanya antusiasme terhadap sitkom lain yang menampilkan dirinya seperti The Lucy Show dan Life with Lucy.

Efek domino ini kemudian memperluas potensi besar untuk menjual namanya kepada publik melalui kehadiran merchandise dan ciri khasnya yang memicu tren yang populer dari dirinya, misalnya kehadiran rambut merahnya hingga penjualan pakaian dan buku seri komik.
 

3. Punya tim yang baik

Di balik kesuksesan seorang Ball, ada tim yang terdiri dari beberapa orang yang mendukungnya. Beberapa orang di balik Ball adalah Jess Oppenheimer yang merupakan kepala penulis naskah sitkom I Love Lucy dan dikredit cukup besar karena perannya dan inovasi perekaman serial dengan kamera film 35mm yang menjadi keputusan terbaik kala itu.

Selain itu, dukungan dari aktor pendukung sitkom itu, William Frawley dan Vivian Vance, yang mendorong kesuksesan I Love Lucy karena perannya sebagai Fred dan Ethel Mertz.
 

4. Punya daya juang tinggi

Selain kisah dalam proses produksi I Love Lucy, Being the Ricardos juga memperlihatkan perjuangan Ball dan Arnaz dalam dua kejadian ikonik selama karirnya. 

Pertama, kehamilan Ball saat I Love Lucy masih berjalan yang kala itu dianggap tabu karena dianggap menampilkan prokreasi yang masuk ke dalam konten sugestif secara seksual. Isu kedua yang terkenal adalah tentang kepemilikan sitkom I Love Lucy yang dipegang oleh Desilu Productions selaku rumah produksi.
 

5. Ambil kesempatan sebagai potensi

Di tahun 1950an, televisi merupakan medium penyiaran yang masih baru dan belum variatif secara konten. Akan tetapi, ini dimanfaatkan oleh Ball sebagai potensi untuk menciptakan potensi baru melalui tayangan sitkom televisi yang kala itu berisiko bagi karirnya sebagai aktor film.

Tidak hanya itu, dia juga mengambil kesempatan untuk berkembang setelah memutuskan untuk bercerai dengan Arnaz pada 1960, tepat setelah acara I Love Lucy berakhir.




Editor: Roni Yunianto
 

SEBELUMNYA

Simak Rekomendasi Film & Serial Netflix Januari 2022

BERIKUTNYA

Memahami Pentingnya Pola & Manfaat Tidur bagi Kesehatan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: