Gambaran ovarium wanita. (Sumber gambar : Freepik)

Ladies, Kenali Jenis & Gejala Kista Ovarium yang Bisa Ganggu Kesuburan

01 December 2022   |   22:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Ovarium atau indung telur merupakan organ tubuh yang sangat penting bagi seorang wanita. Terletak di sebelah kanan dan kiri rahim, ovarium menjadi salah satu penentu tingkat kesuburan kaum perempuan. Fungsinya yakni tempat menghasilkan, berkembang, hingga pelepasan sel telur.

Selain itu, ovarium juga bertugas sebagai tempat dikeluarkannya hormon estrogen dan progesteron yang mengatur siklus haid dan kehamilan. Namun tidak sedikit wanita yang mengalami masalah pada indung telurnya. Salah satunya yakni timbul kista di dalam organ reproduksi itu. 

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS Pondok Indah, dr. M. Yusuf menjelaskan bahwa kista termasuk di ovarium adalah benjolan atau timbunan yang berisi cairan. Setidaknya, ada 2 kelompok kista pada ovarium. 

Baca juga: Teknologi Kesehatan, Alat Ini Bantu Tentukan Jenis Kanker Hingga Hilangkan Kista Tanpa Operasi

Kelompok pertama yakni kista ovarium fungsional. Jenis ini dipengaruhi oleh siklus menstruasi dan terbilang sangat normal karena terbentuk saat siklus haid. 

Biasanya kista ini terkait dengan folikel atau sel telur yang berkembang. Namun tidak pecah. Kista ini biasanya akan mengecil dan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. "Jadi jangan dikhawatirkan," ujarnya Yusuf. 

Untuk kista jenis ini, tidak ada gejala dan keluhan yang ditimbulkan. Kista ini baru diketahui ketika pasien melakukan pemeriksaan ultrasonografi alias USG. 

Kelompok kedua yakni kista ovarium yang abnormal. Ini terjadi akibat efek siklus menstruasi. Yusuf menerangkan, pada saat menstruasi, setiap bulannya sel telur akan berkembang di indung telur. Ketika berkembang, maka akan terjadi suatu cedera di daerah permukaan indung telur atau lapisan epitel indung telur.

Sesuai dengan mekanismenya, apabila ada sel yang rusak maka secara spontan tubuh akan melakukan perbaikan. Akan tetapi, jika kejadian ini berulang setiap bulannya, akan menyebabkan trauma dan peradangan yang juga berulang.

"Maka timbunan cairan di sini juga akan semakin banyak, dengan kondisi seperti itu, akan muncul kista yang abnormal," tutur Yusuf.

Kista abnormal salah satunya adalah kista yang berasal dari darah haid yang keluar dari saluran telur kemudian mengendap atau menempel di indung telur atau permukaan rahim. Endapan tersebut beserta dengan jaringan di sekitarnya akan mengalami iritasi. Akhirnya terbentuk jaringan parut.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Kenali Endometriosis Penyebab Nyeri Saat Haid

Jaringan yang tumbuh di luar saluran telur ini dinamakan kista cokelat atau endometriosis. "Maka nyeri adalah masalah utama yang dirasakan pasien selain masalah gangguan kesuburan," terangnya.

Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Pondok Indah dr. Aswin Wisaksono Sastrowardoyo menyebutkan bahwa kista lain yang juga terkait ovarium yakni cystadenoma. Kista ini tumbuh di lapisan luar ovarium, berisi cairan bening atau cairan kental. Cystadenoma dapat tumbuh sangat besar dan menyebabkan rasa sakit. 

Ada juga kista dermoid. Kista jenis ini seringkali berisi rambut, lemak, bahkan gigi. Kista jenis ini dapat menjadi besar dan terasa nyeri.


Gejala

Aswin menuturkan gejala yang ditimbulkan sangat bergantung pada tipe dan ukuran kista. Namun biasanya, akan timbul keluhan rasa tertekan, rasa penuh atau nyeri di daerah perut, rasa nyeri di punggung bawah atau paha. 

Gejala lainnya yakni gangguan saat berkemih, nyeri saat berhubungan seksual, pertambahan berat badan, nyeri haid, gangguan perdarahan saat haid, mual dan muntah, serta nyeri payudara. Namun perlu diingat, kista ovarium bisa datang tanpa gejala hingga ukurannya sudah cukup besar.

Adapun kista ovarium ditemukan dengan cara pemeriksaan panggul rutin. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan katanya akan dapat meraba pembesaran dari indung telur. 

Apabila ditemukan kista ovarium, dokter dapat melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) yang menggunakan gelombang suara untuk melihat bagian dalam tubuh manusia. Dengan demikian, dokter dapat mengukur besarnya kista, melihat bentuknya, melihat lokasinya, serta melihat isinya. 

Sementara itu, Aswin mengatakan bahwa kista bisa saja berkembang menjadi kanker. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah kista ovarium berpotensi untuk menjadi kanker atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan darah yang disebut CA125. 

Jika pasien positif kanker, maka kadar CA-125 akan terlihat sangat tinggi. Akan tetapi, beberapa kanker tertentu tidak menyebabkan peningkatan ini. “Beberapa keadaan tertentu pada tubuh juga dapat meningkatkan CA-125 ini, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti uji sampel dengan biopsi,” jelasnya. 

Baca juga: Waspada Endometriosis Dapat Memicu Depresi


Editor: Roni Yunianto
 

SEBELUMNYA

Oscar Bakal Siarkan 23 Kategori Secara Langsung pada Tahun 2023

BERIKUTNYA

Flip Burger Resmi Bergabung dengan Chigo, Sediakan Ragam Burger dan Ayam Goreng

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: